Vina POV
Umur kami tidak beda jauh. Aku 23 tahun, Comara sama dengan ku, Asle 24, Thea juga 24, dan Elva 25 tahun. Umur kami memang berbeda beda, tapi kami sudah seperti teman seangkatan. Kami pernah tinggal dalam satu apartement yang sama, hingga kami selalu bersama dalam segala hal. Lalu aku harus berpisah dengan mereka cukup lama, dan sekarang kami ditugaskan untuk meneliti hal yang sama dalam satu kelompok. Itu sangat menyenangkan.
Salju terus turun. Suasana di cafe ini yang membuat ku lebih merasa hangat. Apalagi dengan kehadiran teman teman lamaku, rasanya menyenangkan. Sambil terus mengobrol, tiba-tiba pesanan kami datang. Aku memesan secangkir White Coffe, dan dua buah Cupcakes. Berbeda dengan teman teman ku yang lebih suka Panecake dan Black Coffe.
"Asle, kau tampak gendud" ledekku pada rambut hitam ini. Wajahnya langsung tampak panik. Hal itu yang membuat kami semua tertawa melihatnya, karena wajahnya tampak sangat lucu bila seperti itu.
"Benarkah? Padahal aku sudah diet untuk menurunkan berat badan ku" ucapnya khawatir dan itu membuat tawa kami semakin kencang.
"Dia kelihatan gendud semenjak pacarnya selalu memberinya coklat" ucap El yang membuat Asle memanyunkan bibirnya, ini sangat lucu! Tidak pernah aku melihat wajah Asle sejelek ini.Aku pun memotret wajah Asle dengan handphone Elva karena handphone ku masih mati. Wajah Asle di foto ini benar benar jelek.
"Share di Instagram ah.." ucap El yang sekarang memandangi handphone nya yang terpampang foto wajah jelek Asle.
"Kalian benar-benar jahat!" Ucap Asle yang membuat tawa kami meledak. Hahaha ini sungguh lucu. Akhirnya kami menghentikan tawa kami setelah kami puas menertawakan si rambut panjang hitam ini.
"Ada berapa Arkeolog yang ikut dalam penelitian ini?" Tanya ku serius sambil menggigit Cupcakes ku.
"Semuanya ada 102 orang Arkeolog. Terdiri dari berbagai negara, dan di bagi menjadi banyak kelompok" jelas Thea yang sedang serius menatap layar handphone nya.
"Lalu, ada berapa orang di kelompok kita?" Tanyaku lagi, karena aku memang belum tau apa apa. Maksudku, ini mendadak, dan karena itulah aku belum tau siapa kelompok ku, apa hal pertama yang akan di teliti, jadi aku harus banyak bertanya.
"Ada 18 orang. 5 perempuan yaitu kita berlima, dan 13 orang laki-laki. Sebagian sudah tua, dan sebagian lagi masih seperti kita" ucap El sambil memotong sandwhich nya. Ya dia memang aneh, memesan sandwhich di sore hari yang dingin. Aku hanya mengangguk paham.
"Ohya!" Pekik Asle tiba-tiba yang membuat kami kaget.
"Ada apa Asle?" Tanya Comara dengan kening berkerut.
"Vina..kau..Tidak apa apakan, jika Amer ikut dalam penelitian ini?" Ucap Asle.
Dheg.
"Hubungan kita hanya sampai di sini saja" ucap Amer padaku dengan kasar.
"Tapi kenapa Amer? Aku sangat mencintaimu.." kataku yang mulai terisak.
"Aku tidak peduli! Pergilah, dan jangan pernah kembali!" teriaknya sambil melepas dan melempar cincin tunangan kami yang melingkar di jarinya.
"Bukankah disini kau yang salah?! Harusnya aku yang marah karena kau telah tidur dengan nya! Laki-laki macam apa kau ini?! Bajingan!" Teriak ku dan pergi meninggalkannya.
"Vina...apa kau tidak apa apa?" Tanya Thea yang langsung membuatku sadar dari lamunan ku.
"Aku hanya..teringat Amer.. Ah, Hari sudah semakin gelap, lebih baik kita ke hotel" Ucapku mengalihkan pembicaraan dan membereskan barang barang ku yang ada di meja. Bisa kulihat ekspresi mereka yang merasa bersalah dan bingung. Namun mereka langsung mengikuti ku membereskan barang barang dan pergi dari cafe itu.
Kami pergi ke hotel menaiki mobil yang di sewa Elva dua hari lalu saat ia dan yang lainnya baru sampai di sini. Setelah beberapa menit di perjalanan, akhirnya kami sampai di hotel. Saat Comara membuka pintu kamar hotel, kami langsung di sambut kamar mewah berukuran besar dengan tiga buah kasur berukuran king size, tv, kulkas, AC, dua buah kamar mandi besar dengan bathup, dan masih banyak lagi. Ini sangat menyenangkan, kita satu kamar!
*
"Aku akan memesan makan malam. Thea, bisa temani aku kebawah untuk memesan?" Ucap Comara.
"Baiklah" jawab Thea yang langsung beranjak dari tempat tidur dan mengikuti Comara.
"Aku ingin berendam air hangat dulu" kata Asle yang langsung berlari ke kamar mandi dengan handuk putih di pundaknya. Dan kini hanya tersisah aku dan Elva yang sedang duduk sambil menonton tv.
"Apa semua kelompok kita menginap di hotel ini?"
"ya" jawab El sambil mengunyah popcorn nya. Ya kami sedang menonton film.
"Dari mana saja mereka berasal?"
"New York, Rusia, London, Austria, Canada, Belgia, dan Venezuela" jawabnya masih tetap menatap layar tv.
"Amer sekelompok dengan kita?" Tanya ku menatap layar tv.
"Em..iya. kau tidak keberatan kan?" Tanya nya ragu.
"Entahlah.." jawabku tidak percaya diri.
"Lalu, apa objek pertama yang akan kita teliti dan selidiki?" Masih banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan.
Dia langsung menoleh padaku dengan raut serius. "Kali ini adalah hal yang sangat rumit dan menyebalkan, atau tidak masuk akal? Entahlah aku pusing menjabarkannya." Jelasnya.
Aku terkekeh melihat ekspresinya, "Setidaknya bukan 11.000 situs arkeologi di Yordania bukan? Itu jauh lebih rumit bagiku."
"Tidak Vin... yang ini lebih rumit dan tidak masuk akal."
"Memangnya apa? Sesuatu dari zaman Neolithic, Biblical, Perang Saudara?" Tanyaku penasaran.
"Makhluk bernama Vampire."
***
Charen Samuel Tengker
Kamis, 10 Desember 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Creature Wolf
WerewolfMenjadi seorang Arkeolog muda yang terus melakukan penelitian. Hingga pada suatu hari, semua rekanku mati akibat sekelompok orang bermata merah dan bertaring yang menyerang perkemahan kami. Pada saat itulah, datang Serigala dengan simbol Bulan di ke...