Aprocdieta

73.3K 4.9K 39
                                    

Ughhh. Kepalaku sangat sakit. Rasanya semuanya berdenyut dengan keras, membuatku ingin membenturkan kepalaku ke tembok. Aku mengerjapkan mataku yang terasa perih, mengusapnya agar semuanya bisa tampak jelas. Saat aku bisa melihat sekeliling dengan normal, kulihat ruangan yang sedang kutempati ini. Ada dua orang lain ditempat ini. Tembok bata abu-abu yang lembab, lantai yang sangat dingin. tunggu, ini ada dimana?

Sel?

Apa?! mungkin ini memang Sel. Sel yang cukup luas dengan lantai dan dinding yang lembab dan gelap, namun ada cahaya kecil remang remang dari luar Sel yang entah darimana.

Kulihat dua orang yang sedang tertidur pulas beberapa meter di depan ku, kuperhatikan mereka berdua yang bersender ke dinding bata abu-abu ini. Yang satu adalah laki-laki berkulit putih pucat dengan rambut pirang, menggunakan kemeja hitam dan jeans, ia kelihatan sangat kotor dan lusuh. Sedangkan yang wanita, mempunyai rambut dark brown sedada, kulit kecoklatan, dan bibir pink pucat. Ia menggunakan sepatu boot coklat tua, legging hitam, kaos hitam panjang, dan jaket kulit hitam mengkilat, ia juga sangat kotor dan lusuh.

Selang berapa lama aku memperhatikan mereka, tiba-tiba yang wanita membuka matanya, bisa kulihat warna matanya adalah abu-abu terang. Ia kelihatan sangat galak dan sangar. Aku menelan salivaku saat ia menatapku tajam. Apa ia penjahat? Apa ia akan membunuhku? "Siapa namamu?"

"Ha-hah?"

"Siapa namamu?" Ulangnya dan aku mengedipkan mataku beberapa kali. "Vina Rahuta" jawabku lalu menunduk. Kumainkan tanganku yang dingin, rasa gugup ku jadi timbul begini.

"Aku Jesi Hurican, kita teman satu sel." Ucapnya memperkenalkan diri dan aku menatapnya, teman satu sel? Apa maksudnya?

"Aku Goulas Pierce, panggil saja Gou. Senang mendapat teman baru, selamat bergabung di Aprocdieta" ucap yang laki-laki, yang kini sudah membuka matanya yang berwarna hitam pekat. Mereka berdua menatapku seolah berkata hei-kau-ini-anak-baru.

Aku mengernyit tidak mengerti dan menggeleng-geleng pelan, mereka hanya menghela napas panjang. Apa maksudnya ini? "Kami akan menjelaskannya." kata Jesi yang menatapku lelah, aku hanya mengangguk penasaran.

Author POV

"Kau sekarang bagian dari kami. Tahanan para ICC yang dilatih menjadi mesin pembunuh untuk membantu mereka." Kata Jesi memulai penjelasannya kepada Vina, sedangkan Gou hanya diam saja.

"Mereka menculik para perempuan dan laki-laki yang masih muda, sekitar umur 17 sampai 24 tahun." Lanjut Jesi.

"Untuk apa?"

"dilatih di tempat pelatihan yang seperti Neraka ini. Untuk menjadi pembunuh yang akan membantu mereka menguasai benua dan dunia ini." Jesi menghela napas dan kembali menatap kosong kedepan, seolah menerawang hal yang berada jauh di depannya.

"Kami disiksa, disuruh membunuh teman kami sendiri, mereka membuat kami menjadi kejam dengan sangat tersiksa. Kami terus dilatih dengan cara yang tidak wajar, jika kami tidak berhasil, mereka akan menghukum kami dengan hal yang sangat menyakitkan." Jesi menjeda penjelasannya sebentar lalu menatap Vina.

"Setiap lima hari sekali akan ada sesi pertarungan. Dimana kami dipasang pasangkan untuk bertarung dan harus bisa membunuh lawan kami, meskipun itu teman kami sendiri, jika tidak, maka kami akan menerima hal yang paling menyakitkan seumur hidup kami, dihukum sampai gila. Dan untungnya aku tidak pernah melawan Gou." ucapnya lalu melirik Gou sebentar.

"Setahun sekali akan ada ujian akhir untuk kita, yaitu berupa permainan bertahan hidup dengan melawan apapun yang ada di hutan mengerikan itu. Semacam permainan di film The Hunger Games. Tapi bedanya disini hanya harus bertahan bersama team kita, sampai waktunya habis. Dan kebetulan Games itu akan di laksanakan 7 hari lagi." Jelas Jesi.

"Bagaimana jika kita lulus dari Games itu?" Tanya Vina.

"Kita hidup. Hidup layaknya manusia lagi. Tapi kita menjadi pengikut setianya, menjadi mesin pembunuhnya." Jawab Gou dan Vina hanya diam.

"Lalu? Apa lagi?"

"Setiap malam kami akan disuntikkan suatu cairan yang membuat tubuh kami seperti terbakar, katanya untuk meningkatkan kemampuan kami. Kami diberi makan dua hari sekali, maka dari itu banyak yang mati kelaparan. Intinya kami hidup seperti di Neraka." ucap gadis berambut dark brown itu seraya menatap kosong kearah lain.

"Hingga suatu hari, saat kami sudah menjadi pengikut setianya yang lulus dari tempat 'pelatihan' ini, kami semua akan disuruh untuk menyerang pack,kerajaan,kaum-kaum yang ada di dunia ini, bahkan kaum kami sendiri, untuk mewujudkan impian mereka, yaitu berkuasa." lanjutnya lagi, lalu menunduk.

"Kenapa kalian tidak berusaha kabur saja?" Tanya Vina dengan tampang polosnya yang membuat dua orang itu tertawa hambar.

"Tidak ada kesempatan untuk kabur dari tempat terkutuk ini." balas Gou dengan senyuman lemahnya.

"Lalu bagaimana dengan keluarga kalian?" Tanya Vina lagi yang membuat kedua orang itu menatap kosong kedepan dengan wajah sedih.

"Keluarga? Bahkan kami sudah lupa nama-nama mereka." Jawab Gou.

"Ma-maaf, aku tidak bermaksud..."

"Tidak apa-apa" jawab Gou dengan senyum lemahnya. "Aku werewolf, sama seperti Jesi, kami disuntikkan suatu cairan yang membuat kami tidak bisa berubah menjadi Wolf."

"Lalu bagaimana dengan mate kalian?" Gou langsung menunduk, sedangkan Jesi membuang muka menatap kearah lain dan memeluk dirinya sendiri.

"Aku belum menemukan mateku." Jawab Gou.

"Sedangkan aku... Aku punya mate." Jesi lalu menunduk. "dan mateku juga diculik, sampai suatu hari aku melawannya dan tidak sengaja membunuhnya. Karena ia ingin aku tetap hidup." jelas Jesi dengan senyum sedihnya, miris, membuat Vina merasa bersalah karena telah menanyakan hal itu.

"Dan sekarang kau bagian dari kami Vina."






TBC




I know i know ini pendeeekkk, tapi setidaknya membawa banyak informasi? Kan? Heheheheheee :D


Rainytale

Creature WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang