Gadis itu terbangun dan duduk dari baringannya. Rambut coklatnya disibak kebelakang tubuhnya yang tampak lebih kurus dari sebelumnya itu, ia tampak sangat lelah dan rapuh. Kulitnya putih pucat, wajahnyapun pucat pasi. Ia mengusap wajahnya dan bangkit dari kasur, ia berjalan kekamar mandi dan mencuci wajahnya lalu dilanjutkan dengan mandi.
Tok..tok..tok..
Pintu diketuk dan gadis yang baru keluar dari kamar mandi itu berlari kecil dari kamar mandi dengan handuknya. Ia membuka kuncian pintu dan menyembulkan kepalanya keluar. Rupanya ada seorang maid yang mengantarkan pakaian.
"Luna, ini gaunmu." Kata maid itu dan meletakkan pakaian itu diatas kasur. "Trimakasih." Gumam Vina dan maid itu mengangguk seraya tersenyum lalu keluar.
Vina berjalan kearah kasur dan mengangkat gaun putih selutut. Ia menatap gaun itu dengan tatapan terluka yang jelas tersirat dimatanya. Ia memakainya dengan hati-hati, takut merusak baju itu, dress dengan lengan sesiku dan panjang selutut. Sederhana, polos, namun anggun. Terdapat kancing kecil di dada sampai kepinggang. Dari pinggang kebawah agak mengembang sedikit, membuatnya tampak lebih cantik.
Vina duduk diujung kasur dan menyisir rambutnya. Bibirnya pecah-pecah seperti tak terurus. Matanya tiba-tiba berkaca-kaca dan meneteskan air mata dalam diam. Ia berdiri dan menatap pantulannya dikaca. Perasaannya berkecamuk, semuanya campur aduk menjadi satu, tapi yang jelas is terluka dan kecewa.
Ia menyesal.
Ya, dia menyesal. Menyesal karena baru menyadarinya sekarang. Baru menyadari perasaannya pada laki-laki yang akan bertunangan hari ini.
Ia mengusap kedua matanya. Membuat bekas lembab terlihat dimatanya. Ia tersenyum miris dan dengan keadaan itu ia mengambil flatshoes-nya asal dan pergi kebawah untuk menghadiri acara pertunangan.
***
"Kau tak apa?" Tanya laki-laki yang tiba-tiba duduk disebelah Vina. Vina menatapnya datar dan mengedikkan bahu. "Entahlah, aku merasa kurang sehat." Jawab Vina dan kembali melihat sekeliling. Gadis itu berdiri dari duduknya dan pergi keluar dari rumah menuju halaman yang ramai dipenuhi para tamu.
Gadis itu menatap bulan yang memancarkan cahaya perak yang menggantung dengan indahnya di langit. Bentuknya sabit, dan warnanya agak kekuning-kuningan. "Vin, ayo masuk." Ajak seseorang yang tiba-tiba menepuk pelan pundak Vina. Vina tersenyum dan menatap Rachel, "duluan saja, aku akan menyusul." Jawab Vina dengan suara lemah.
"Tubuhmu panas sekali, kau sakit?" Tanya Rachel khawatir dan Vina hanya tersenyum lemah. "Aku tak apa Rachel." Kata Vina mencoba meyakinkan Rachel agar tidak mengkhawatirkannya.
"Sudahlah, ayo masuk." Ajak Rachel dan menarik tangan Vina sehingga gadis itu mengikuti Rachel masuk kedalam.
Sesampainya didalam, suasana sudah agak hening. Peeta beserta tunangannya-Jena sudah berada diatas panggung di ujung ruangan.
"Excuse me.." kata Jena di microphone dan semua mata mulai mengarah kearahnya. "Sebelumnya kami berdua ingin berterimakasih karena sudah mau datang di perayaan kecil ini. Trimakasih sudah mau hadir malam ini diacara pertunangan kami." Kata Jena memulai penyambutannya hingga selesai, dan setelahnya bergantian dengan si Alpha yang sedari tadi wajahnya tampak buruk dan kesal.Vina tersenyum menatap Peeta. Lebih tepatnya senyum pura-pura yang menyembunyikan kerisauannya. Ia merasa dirinya sangat tersakiti, tapi ia sadar, disini tidak ada yang menyakitinya. Hanya saja, ia yang mungkin terlalu tidak tahu diri karena menyukai seseorang yang tak mungkin dimiliki.
Penyambutan dari pasangan diatas panggung itupun selesai. Musik kembali diperdengarkan dengan volume tinggi. Musik mellow yang terdengar romantis dan cocok untuk dinikmati dan dihayati seraya menari di lantai dansa bersama pasangan masing-masing. Entah ini pesta pertunangan atau pesta dansa, namun yang jelas orang-orang mulai berdansa bersama pasangannya. Vina menatap nanar lantai dibawah pijakan kakinya. Ia menghembuskan nafas lelah seolah hari ini benar-benar membuatnya kehabisan tenaga. Ya, hari ini memang hari yang panjang, sekaligus menyakitkan untuknya. Gadis itu berjalan kesembarang tempat, hingga duduk disalah satu kursi yang dihadapannya ada meja bundar ala pesta-pesta pada umumnya. Vina mengambil segelas minuman berwarna merah ditengah meja. Ia tidak peduli jika minuman itu mengandung alkohol atau tidak, ia begitu frustasi hingga tidak tahu kalau minuman itu mengandung alkohol. Gadis itupun mulai menenggak minuman itu sampai habis tak tersisa. Seolah kecanduan dan sangat kehausan, ia kembali mengambil lagi gelas yang isinya masih utuh itu, lalu meminumnya lagi sampai habis.
"Vina! Jangan minum terlalu banyak." Rachel mencegah tangan Vina yang ingin mengambil minuman itu lagi. Rachel menarik tangan Vina membuat gadis itu berdiri dan mengikutinya. Rupanya Rachel membawanya kekamarnya.
"Kau harus istirahat Vina. Kau tidak boleh seperti ini, lusa adalah pernikahan mereka, aku tidak mau melihatmu lebih buruk dari ini." Kata Rachel mencemaskan gadis yang duduk diujung kasur dengan menunduk itu.
Vina tertegun dan mengabaikan Rachel. Membuat gadis itu menghela napas lelah dan duduk disampingnya. Rachel menggenggam tangan Vina yang suhunya sangat panas. Gadis itu mencoba membuat Vina lebih tenang dan lebih baik.
"Aku tau mengapa kau seperti ini Vina.." kata Rachel membuat Vina menatapnya sendu. "Dengar, dia matemu, jika dia benar-benar jodohmu, maka apapun yang terjadi, kalian akan tetap bersama." Lanjut Rachel meyakinkan Vina yang malah menggeleng dan tiba-tiba meneteskan air mata dari kedua mata hijaunya.
"Aku lelah.." gumam Vina yang membuat Rachel makin mencemaskannya. "Aku ingin hidupku kembali seperti semula." Lanjut Vina dengan lirih.
"Kau harus istirahat Vina." Kata Rachel dan menuntun Vina untuk berbaring. Rachel menarik selimut dan menyelimutinya sampai seleher gadis itu.
"Tidurlah, alkohol membuatmu lebih buruk." Kata Rachel lalu pergi setelah sebelumnya mengucapkan selamat malam.
Vina kembali meneteskan air mata, menatap langit-langit kamar yang menurutnya tambah membuatnya kecewa. Ia sungguh frustasi, ditambah lagi alkohol yang membuatnya lebih buruk. Tapi pada akhirnya, ia tertidur pulas.
***
Alloooww mumpung lagi hari minggu nihh, aku update untuk kalian semua tercinta. /alay/ btw Vina kenapa tuh? Ada yang tau? Yasudah lupakan :v anddd sorry atas late update, karena aku baru bisa update sekarang, jadi ya dinikmati sajalah ya /apasih/ Yasudah deh, daripada omonganku semakin ngelantur dan menyebar kemana-mana, jadi aku kabur dulu yakkk, and jangan lupa untuk vomment! bhayyy :*
By Rainytale
«1.5.2016»
KAMU SEDANG MEMBACA
Creature Wolf
WerewolfMenjadi seorang Arkeolog muda yang terus melakukan penelitian. Hingga pada suatu hari, semua rekanku mati akibat sekelompok orang bermata merah dan bertaring yang menyerang perkemahan kami. Pada saat itulah, datang Serigala dengan simbol Bulan di ke...