Terik matahari siang langsung menyorotnya begitu Alex keluar dari dalam minimarket. Reflek tangan kanannya menghalau sinar yang menyilaukan mata nya itu. Tapi buru-buru ia turunkan kembali dan mengambil ponsel yang berada di saku celananya begitu merasakan benda itu bergetar.
Alex tersenyum tipis melihat siapa yang muncul di notif ponsel nya. Rupa nya Raina. Cewek yang lebih muda 2 tahun dari nya itu mengirim kan sebuah pesan, seperti biasa. Ia mengetikkan pesan balasan dengan cepat. Lalu kembali memasukkan ponsel nya ke dalam saku celana sebatas lutut nya itu.
Alex berjalan perlahan, menuju hotel tempat nya menginap selama berada di kota tempat diadakan sebuah konser yang turut serta dimeriahkan oleh band nya, yang berada tepat di seberang minimarket tempatnya membeli makanan ringan barusan.
Kantung platik berwarna putih yang tergantung pada jemari Alex itu terombang-ambing karena gerakan tangan Alex yang sengaja mengayun-ayunkannya. Menimbulkan suara krasak-krusuk akibat dari gesekan benda-benda yang berada di dalam kantung plastik. Suara itu beradu dengan suara gumaman Alex yang menyenandungkan sebuah lagu, yang sarat akan kenangan.
Alex berhenti di depan lift. Gumaman nya berhenti begitu saja begitu ia melihat seorang perempuan yang sebaya dengannya berada di dalam lift.
Dan Dia tersenyum.
***
Alex kembali mengarahkan pandangannya kepada perempuan di hadapannya, setelah beberapa saat terpaku pada vas bunga berisi mawar merah segar yang berada di hadapannya.
"Apa kabar?"
Salma, perempuan yang berada di hadapannya itu tersenyum.
"Setelah beberapa menit kita bareng, kamu baru tanya hal itu?"
Tawa kecil Alex terdengar. Dan ia hanya menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal sedikitpun, salah tingkah.
"Ya ... cuma pengen tau kabar kamu aja." Elaknya.
Salma hanya tersenyum kecil mendengarnya. "Aku ... Baik, untuk ukuran seorang cewek yang pernah terpuruk," Jawabnya, dengan sedikit tawa.
Alex hanya meringis pedih. Dia terdiam.
"Kamu, apa kabar?" Lanjut Salma. Dia kembali menenggak coklat panas nya.
"Alhamdulillah baik." Alex ikut meminum chocolate milkshake miliknya.
Pandangan mata nya kembali mengitari penjuru cafe yang berada tak jauh dari hotel. Cukup nyaman, sesuai dengan tema klasik yang diterapkan disini. Apalagi dengan desain arsitektur nya yang manis. Raina pasti sangat suka bila diajak kesini, mengingat dia suka dengan cafe-cafe berbau klasik semacam ini."Kapan sampe disini?" Pertanyaan Salma mengembalikan fokus mata Alex menuju dirinya.
"Tadi pagi, agak siangan sih." Ucap Alex sambil menatap jam tangannya, mengira-ngira kapan dia sampai di kota yang nggak jauh dari kota tempatnya tinggal itu. "Kamu?"
"Kemaren sore, pengen jalan-jalan dulu soalnya." Salma meringis, Alex ikut-ikutan.
"Jadi, kita bakal ada di konser yang sama, nih?" Pertanyaan Alex hanya dijawab dengan anggukan semangat oleh Salma.
Dan percakapan kedua nya mengalir begitu saja. Diiringi dengan lantunan lagu yang berasal dari pengeras suara di cafe itu. Sebuah lagu yang tadi sempat disenandungkan oleh Alex.
Just close your eyes
The sun is going down
You'll be alright
No one can hurt you now
Come morning light
You and I'll be safe and sound***
2 Oktober 2015