Part 26

12.2K 847 13
                                    

Gue ngerasa alur cerita ini tuh cepet banget-_-

Happy reading!

***

Ini sudah hari ke tujuh Salma di rawat di rumah sakit. Tapi tetap saja, tidak ada perkembangan yang berarti mengenai keadaannya. Perempuan itu masih koma. Belum juga sadar sampai saat ini. Seakan-akan ia terlalu menikmati tidur nya yang lelap dan belum ingin kembali ke dunia yang penuh rintangan ini.

Axel menghela nafas nya dengan kasar. Lalu mengambil beberapa tangkai bunga mawar sudah layu dari vas bunga yang diletakkan di nakas samping tempat tidur Salma. Menggantinya dengan bunga mawar yang masih segar.

Selalu seperti itu kegiatannya seminggu terakhir ini. Datang ke rumah sakit setiap hari, menunggui Salma yang tak kunjung sadar, dan mengganti bunga mawar setiap dua hari sekali.

Tidak peduli walau saat itu cuaca sangat panas, atapun hujan yang turun dengan deras, ia akan tetap menuju ke tempat itu. Tempat dimana Salma-nya berjuang mempertaruhkan hidupnya. Karena ia ingin menjadi orang pertama yang hadir saat perempuan itu membuka matanya.

Untuk menunjukkan kepada perempuan itu kalau ia masih sangat mengharapkannya.

Kalau ia ingin Salma tetap berada di sisinya. Tidak pergi meninggalkannya seperti apa yang dilakukan oleh Alex. Ia tidak ingin hal itu kembali terjadi. Ia tidak sanggup membayangkan bagaimana rasanya ditinggalkan oleh dua orang yang ia sayang dalam waktu yang berdekatan.

Axel memandangi wajah Salma yang tertidur dengan damai. Wajah itu terlihat pucat. Pipi nya terlihat tirus, tidak seperti biasanya. Melihat Salma-nya seperti ini, rasanya Axel benar-benar marah. Kalau bisa, ia ingin memindahkan sakit yang diderita Salma nya itu ke dirinya sendiri. Tidak peduli terhadap apapun. Karena yang terpenting adalah perempuan itu tetap berada di sini.

Lelah, laki-laki itu menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi yang kini ia duduki. Tangan kanannya menggenggam tangan kanan Salma. Menyalurkan energi dan menyampaikan harapannya agar perempuan itu segera membuka matanya.

Ia mendongak, menatap langit-langit ruang perawatan Salma. Lampu putih menyala lembut menerangi ruangan. Ia memejamkan matanya. Mulai memecah kesunyian yang mendominasi. Menyenandungkan lagu yang berisi harapan-harapannya untuk perempuan di hadapannya itu.

Baby please stay near
Don't know how I'd live without you here
It feels like I'm drowning I've got no air
My life is nothing without you here

So baby please,
don't leave me now
Don't leave me now

Don't let me go

Axel belum selesai menyanyikan lagu itu. Namun ia merasa kalau ada pergerakan pada tangan yang sedari tadi digenggamnya. Laki-laki itu lantas menegakkan badannya. Menatap bahagia perempuan di depannya, yang kini perlahan membuka matanya. Sekarang, harapannya benar-benar terkabulkan.

***


20 November 2015



StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang