Akhirnya, saya undur diri dari cerita ini. Semoga epilog nya nggak buruk-buruk amat. Dan sembari menunggu cerita gue selanjutnya, ada cerita selingan yang gue buat, judulnya 'Kid In Love'. Silahkan dibacaaaa
Happy reading!
***
Raina mengeratkan sweaternya ketika angin berhembus dengan kencang. Gadis itu lalu menyilangkan kedua tangannya di depan perut, menghalau udara dingin yang melingkupi dirinya. Kondisi tubuhnya sedang tidak baik, tapi dipaksakannya dirinya untuk tetap berada di sini.
Di tempat yang sama dengan tempat Alex disemayamkan.
Salma meninggal tadi pagi. Lima hari setelah sadarnya dia dari koma. Awalnya, keadaannya memang sempat membaik. Namun setelah hari keempat, tiba-tiba memburuk dengan drastis. Dan akhirnya dia pergi, ikut menyusul Alex.
Langit mendung dan angin yang berhembus kencang mengiringi proses pemakaman Salma sore ini. Dia dimakamkan tepat di sebelah makam Alex. Sesuai dengan permintaan gadis itu sebelum dia belum benar-benar pergi.
Dan Raina hanya diam di kejauhan. Menyesali semua kejadian beruntun yang terjadi akhir-akhir ini. Harusnya, ini tidak terjadi. Harusnya, Salma tetap hidup. Harusnya, Salma tetap berada di sisi Axel. Membiarkan laki-laki itu untuk kembali berjuang memperebutkan hatinya.
Tapi Tuhan sudah berkehendak. Dan baik Raina, maupun Axel, tidak lagi bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa berencana, tapi Tuhan yang menentukan. Dan ini semua adalah keputusan yang telah ditetapkan.
Raina menatap ke lurus ke depan, mengamati seorang laki-laki yang berdiri tepat di samping makam. Berdampingan dengan kedua orangtua Salma. Laki-laki itu tampak rapuh. Wajahnya pucat, kantung matanya menghitam. Laki-laki itu mengalami apa yang dia alami beberapa hari yang lalu. Laki-laki itu Axel.
Raina tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya. Dia juga tidak tau harus berbuat apa. Kejadian ini masih terlalu cepat, dan dia belum bisa mencernanya.
Dia tidak tau, apakah dia masih akan tetap dengan pendiriannya. Memilih jalannya sendiri, dan tidak menuruti pesan Alex.
Atau, menuruti pesan Alex. Dengan menjadikan Axel sebagai pengganti Alex. Merangkai kembali kepingan-kepingan hatinya yang telah terpecah belah.
Dia tidak tau.
Biarkan takdir yang berbicara. Kalau mereka pantas untuk kembali mendapatkan kebahagiaan mereka kembali, maka mereka akan mendapatkannya. Kalau dua keping dari hati yang remuk itu pantas dipersatukan, maka mereka akan dipersatukan. Mereka hanya berharap yang terbaik, untuk bisa kembali merangkai cerita.
***
28 November 2015