Ini update yang ke-3 kali nya di hari ini. Hiks :')
Happy reading!
***
Hari sudah malam ketika Raina turun dari taxi yang dinaikinya dari depan sekolah. Dia tidak langsung pulang, melainkan mampir ke sebuah taman yang sudah lama tidak dia kunjungi karena padatnya aktivitas semenjak dia menjadi pelajar SMA.
Sembari menunggu pesanan jagung serutnya –makanan favoritnya di tempat ini- dia lantas melongok ponselnya. Naas, baterai nya habis. Dan dia lupa tidak membawa power bank. Raina mendecak kesal, ada saja kesialannya di hari ini.
Setelah pesanannya jadi, Raina buru-buru ke pinggir jalan raya, hendak mencari taxi. Dia tidak ingin membuat orang rumahnya khawatir, sebab sedari tadi dia belum bilang kepada satupun orang rumahnya bahwa ia akan pulang malam. Ya walaupun Arda sudah tau sih kalau dia bakal pulang bareng Alex, tapi Raina sendiri nggak yakin kalau Arda bakal langsung pulang. Ini kan malam minggu! Dan cowok macam Arda, yang doyan banget main futsal, pasti sekarang sudah berada di tempat futsal bareng teman-temannya.
Raina bolak-balik melongok jam tangannya. Sudah hampir sepuluh menit dia berdiri di tempat itu, namun dia belum juga menemukan taxi kosong yang lewat. Rata-rata taxi yang lewat kalau nggak sudah dipesan ya ada penumpangnya.
Padahal, langit sudah mulai bergemuruh. Sinar sang rembulan juga seringkali tertutup awan hitam. Ditambah lagi dengan angin yang mulai bertiup kencang. Membuat Raina sedikit-sedikit mengeratkan sweater nya. Dia yakin, sebentar lagi hujan akan segera turun. Dan dia bisa kehujanan kalau nggak segera dapet taxi.
Bukannya taxi, sebuah mobil sedan hitam lah yang malahan berhenti di depannya. Raina mengangkat sebelah alisnya, sepertinya dia tau ini mobil siapa. Dan nafasnya seketika tertahan begitu pengemudi itu membuka kaca di bagian passenger seat. Tapi tak lama kemudian, dia membuangnya kasar.
Kenapa sih, akhir-akhir ini dia selalu bertemu dengan orang itu?!
"Ngapai lo berdiri di situan?" Cowok yang lain dan nggak bukan merupakan Axel itu menaikkan sebelah alisnya, Raina mendengus dalam hatinya. Dasar sok ganteng, batinnya.
"Cari taxi!"
"Masuk, gih!" Raina mengerutkan keningnya. Ini bocah! Nawarin tapi seenak udelnya banget kalo ngomong!
"Udah buruan masuk kalo nggak pengen kehujanan!" Ucap Axel sekali lagi. Nadanya yang sedikit meninggi, mau nggak mau membuat Raina segera masuk ke dalam mobil cowok itu. Daripada kehujanan dan pulang jalan kaki, pikirnya.
Setelah Raina masuk ke dalam mobil, kedua nya sama-sama terdiam. Bahkan ketika Axel mulai melajukan mobilnya di jalanan yang saat ini padat oleh kendaraan. Membuat laju mobil tersendat-sendat.
Dan tak lama kemudian, hujan turun dengan derasnya. Membuat Raina tanpa sadar mengucap syukur. Karena saat ini dia sudah aman berada di dalam mobil. Yah, walaupun harus sama bocah nyebelin macam Axel, sih. Tapi nggakpapa, yang penting dia selamat dari hujan di luar sana.
Raina masih saja diam. Dia juga tidak menyebutkan alamat rumahnya, karena dia yakin kalau Axel masih ingat terhadap dimana letak rumahnya, mengingat bocah itu pernah mengantarnya ke rumah beberapa hari yang lalu.
Bosan, dia pun menyalakan radio yang ada di mobil Axel. Beberapa saluran terdengar jernih, namun lagu-lagunya yang diputar tidak menarik hati Raina. Membuat Raina terus-terusan mencari saluran yang pas.
Untung saja, sampai pada akhirnya Raina menemukan saluran yang pas itu, Axel tidak berkomentar. Ia cuma sesekali memutar bola matanya melihat Raina yang tidak henti-hentinya mencari saluran radio.
Tapi, begitu Raina menemukan saluran yang pas, yang saat ini sedang memutar lagu yang menurut Raina sreg dengan hatinya, Axel malah berkomentar. "Demen banget sih dengerin lagu sedih!"
Raina memutar bola matanya kesal. "Ya biar! Lagi suka, juga!"
"Dasar cewek!" Axel hendak mengganti saluran radio, tapi langsung ditepis oleh Raina.
"Toh waktu itu gue muter lagu sedih juga lo ikut nyanyi, bocah!" Raina bersungut-sungut. Selain nyebelin, ternyata bocah satu itu, yang walaupun lebih tua dua tahun dari Raina, ternyata labil nya ngelebihin Raina.
"Terserah deh!" Axel kembali fokus dengan kemudinya, mengingat mereka masih berada di tengah ramainya jalan raya. Membiarkan Raina asik sendiri dengan radio yang ada di mobilnya itu.
Tapi pada akhirnya, Axel ikut menyanyi juga. Berduet dengan Raina menyanyikan sebuah lagu mellow yang tadi sempat dia hina. Memecah suasana hening yang sedari tadi tercipta. Mengalahkan bunyi hujan yang beradu dengan body mobilnya. Ternyata, satu mobil dengan Axel tidak buruk-buruk amat.
The spaces between us, keep getting deeper
It's harder to reach ya, even though I've tried
The spaces between us, hold all our secrets
Leaving us speechlees and I don't know why
Who's gonna be the first to say goodnight***
17 Oktober 2015