Part 24

12.4K 912 55
                                    

Special part buat Novi RN. Happy birthday! Cie ... 16 tahun. Makin tua aja, nih. Semoga lekas move on ya mak. Jangan mau digantungin melulu. Hehe.

Maafkan part yang pendek dan nggak banget ini.

Happy reading!

***

"Cie jomblo!"

Raina kembali mendecak sebal. Pasalnya, sedari tadi abang nya tidak henti berkomentar ataupun mengolok-oloknya tentang statusnya yang jomblo ini. Apalagi dengan dia yang hanya duduk manis di ruang keluarga. Membuat kedua abang nya semakin semangat untuk membuatnya darah tinggi.

Pasalnya, sekarang adalah malam sabtu. Dan yang sedari tadi dia lakukan hanyalah menonton televisi. Sebenarnya dia tidak betul-betul menonton televisi, karena dia terus-terusan mengganti saluran karena tidak ada satupun acara yang menarik perhatiannya. Tidak seperti saat ia masih punya pacar, yang kalau weekend seperti ini lebih banyak berada di luar rumah. Jalan ke cafe, nonton di bioskop, pergi ke toko buku, ataupun ke toko kaset.

Ah, semua itu kini tinggal kenangan.

"Mblo? Nggak jalan?" Olok Bayu, lagi. Laki-laki yang duduk di sebelahnya itu menaik-naikkan alisnya, menggoda Raina.

Raina melirik tajam ke arah laki-laki itu. Sejurus kemudian, dia mengayunkan boneka sapi yang sedari tadi dipeluknya ke arah Bayu. "Lo ngapain sih masih di rumah! Biasanya juga jam segini udah ngapel!" Semburnya.

Bukannya menambahkan olok-olokan untuk Raina, Arda malah tertawa kencang. Bahkan sampai menepuk-nepuk sofa yang ia duduki. Yang disambut dengan tatapan bingung milik Raina dan tatapan sebal Bayu.

"Kenapa lo, Bang?" Tanya Raina penasaran.

Arda berdehem kecil, "Si Bayu kan sekarang juga jomblo, Na!" Dan setelah mengucapkan itu, Arda kembali tertawa kencang.

Bayu segera bangkit dari duduknya, lalu berlari kecil menuju sofa yang di duduki oleh Arda yang berada di seberangnya. Lantas melayangkan boneka sapi milik Raina yang diselingi beberapa cacian khas anak muda. Dan hal itu, bukannya membuat tawa Arda mereda, tapi malah semakin keras.

Dari tempatnya duduk, Raina terkikik geli. Lalu kembali melempar sebuah bantal sofa ke arah Bayu yang kembali duduk di sampingnya. "Jomblo teriak jomblo!"

Bayu menatap Raina dengan tatapan datar khas nya, "Yang penting gue putus dengan cara terhormat."

"Halah, putus mah putus aja, nggak usah pake terhormat-terhomatan segala!" Ledek Arda. Yang disusul tawa geli Raina, siapa suruh dari tadi ngeledekin melulu.

"Nggak bisa dong! Masih mending gue putusnya gara-gara cewek gue mau pindah ke luar kota. Daripada diselingkuhin!" Seru Bayu. Laki-laki itu tampaknya belum ingin dikalahkan oleh kedua saudaranya dan menjadi bahan olok-olokan baru.

Raina mendengus kesal. Abang nya kembali mengungkit tentang penyebab dirinya putus dengan Alex. Salah satu topik yang sangat ingin dia hindari untuk beberapa waktu ini. Atau mungkin, untuk selamanya.

Namun, dengan beredarnya berita tentang Alex yang jalan bareng Salma itu, membuat dirinya ikut dikait-kaitkan ke dalam masalah itu. Seolah-olah hubungannya dengan Alex adalah konsumsi publik. Dan tidak jarang dia ditanyai oleh orang-orang di sekitarnya perihal putusnya dia dengan Alex. Membuat hidupnya akhir-akhir ini cukup menderita.

Belum sempat Raina melontarkan pembelaan, Mama nya tiba-tiba datang dengan tergopoh-gopoh. Ketiga anak nya yang sedari tadi duduk-duduk malas di sofa, langsung berdiri. Khawatir karena wajah Mama nya itu terlihat sangat panik.

Wanita itu menarik nafas dalam dalam. "Na ... Alex kecelakaan. Sama Salma."

Dan dunia Raina terasa runtuh saat itu juga.

***


19 November 2015


StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang