Chapter 19

235K 6.1K 119
                                    


Yu langsung aja cusssszzz

Awas typo banyak bejibun nauzubilah hihihi

[PART DELETED]

AUTHOR

Pagi tadi Tasya baru saja menjalankan ujian di hari keduanya ini.

Ujian ini memang cepat karena Fachri yang meminya. Takutnua jika mengikuti ujian di waktu umum nanti akan bentrok dengan hari kelahiran. Jadi memang sengaja kalau ujian Tasya di percepat. Toh ujiannya juga di rumah sendiri.

"Iihh. Dari tadi pagi sampe sekarang kakak ngapain sih liat liat aku mulu ?" Tanya Tasya.

"Liatin ? Emang gak boleh ?" Tanya Fachri.

"Ya enggak lah ! Bukannya ke kantor eh malah nungguin aku ujian. Gak lucu ah !" Tasya sedikit mengerucutkan bibirnya tanda dia sebal.

"Lucu kok. Lucu banget ihhhh... gemeeeesss." Ucap Fachri sembari mencubit kedua pipi Tasya.

"Ihh.. sakit."

"Biarin aja.. abisnya istri aku yang satu ini lucu sih.. hahaha" Fachri malah makin tertawa melihat istrinya yang makin cemberut.

"Oh iya. Papa bilang rapatnya gak usah jadi aja. Pokoknya proyeknya tetep berjalan tanpa ada rapat dulu." Ucap Tasya tiba tiba.

"Iya aku tau." Fachri menjawabnya dengan nada santai sekali.

"Yaudah kalo udah tau. Nyesel ngasih tau." Tasya malah kembalu mengerucutkan bibirnya kesal pada Fachri.

"Idih ngambek lagi. Dek, mommynya lagi ngambek ya ? Lucu deh kalo lagi ngambek." Fachri mendekatkan wajahnya pada perut Tasya lalu mengajak junior berbicara. Ya walaupun jelas jelas tak akan ada jawaban suara.

Duk.. duk

Tendangan kecil terasa oleh tangan Fachri saat ia menyentuh permukaan perut Tasya.

"Isssshhh... junior setuju sama daddy. Hihihihi." Ucap Fachri. Tasya yang mendengarnya hanya dapat terkekeh saja.

"Asyik gak mayun lagi.. mommy nya udah baikan dek !" Ucap Fachri saat melihat Tasya tertawa.

"Hemm. Iya deh iya gak ngambek emang."

"Tidur yuk. Kamu kan harus banyak istirahat." Ajak Fachri sembarri mengerlingkan matanya.

"Idih modus. Tidur apa tidur ?" Sindir Tasya.

"Tidur dong. Hihihi." Jawab Fachri sembari menahan tawa.

"Ogah ah. Mending ngafalin buat mapel besok. Udah kakak aja sana yang tidur !" Tasya malah menyuruh balik kepada Fachri.

Jelas lah Fachri tak akan mau tidur tanpa ada Tasya di sampingnya.

"Yaudah. Mau ngafalin apa sih ? Sini aku bantu." Tawar Fachri.

Tasya sedikit mengerutkan dahinya bingung. Bagaimana suaminya ini bisamembantunya ?

Fachri itu kalau dibilang anak ipa yaa... gak ada satupun ilmu dari kelas ipa yang nempel kecuali ilmu biologi bagian reproduksi. Nah kalo di sebut anak ips dia gak ada satupun ilmu dari kelas ips yang nempel. Fachri hanya jado di bahasa saja dan sedikit manajemen bisnis.. sedikit ya, ingat.

"Lah emang bisa ?" Selidik Tasya.

"Lahh.. ngeraguin ke jagoan Princenya yang super ganteng ini. Sini mana, pelajaran apa ? Biologi ? Bab ? Reproduksi ? Ayoo." Jawabya semangat.

"Ihhh.. ni otak reproduksi mulu.. iya bagian ipa, ya kimia, ya biologi, ya fisika. Semuanya !"

"Oke lah ayo !"

Awal awal Fachri memang semangat. Namun setelah membatu Tasya mengerjakan soal soal kimia yang isinya aneh aneh mulai lah Fachri pusing sendiri.

"Kapan biologi nha nih ? Aku udah bosen." Ucap Fachri tiba-tiba.

"Idih.. sabar kenapa. Ini soal terakhir nih.. abis ini Biologi." Jawab Tasya.

Wajah Fachri pun berubah sumringah. Seperti anak kecil yang mendapatkan lolipop.

"Nah.. akhirnya biologi juga." Seru Fachri.

Tasya memang bagian mengahafal biologi, ya tapi tak hanya bab Reproduksi saja, ya masih banyak.. bab bakteri lah, cacing lah, sintem saraf lah, organ tubuh lah. Sebetulnya bab Repriduksi ingin diahasnya di awal hanya saja Tasya ingin mengerjai suaminya itu, jadi bab reproduksi di taruhnya di paling akhir.

Sekitar setengahjam berlalu, akhirnya Tasya sampai juga di pembahasan reproduksi.

"Nah ayo ayo." Ucap Fachri semangat.

"Idih.. reproduksi apa gitu ? Orang reproduksi hewan sama tumbuhan, bukan reproduksi manusia. Wleeee." Tasya menjulurkan lidahnya lalu tertawa.

"Yaampun, udah di tungguin juga. Yang di bahas itu." Muka Fachri berubah masam.

Ya ! Tasya menang kali ini. Hihihi.

"Reproduksi manusia mah enaknya praktek. Ya kan ?" Fachri menyenggol baru kiri Tasya lalu mengeluarkan senyum jahil nya.

"Idih. Ini otak isinya mesum semua." Ucap Tasya sembari menoyor kepala Fachri.

"Hihihi... lagian belajar mulu ihh.. udah dua jam setengah nih kamu belajar, lama amat." Keluh Fachri.

"Udah kok." Ucap Tasya sembari membereskan buku.

"Dinda kemana ? Tadi ada. Kok sekarang gak keliatan ?" Lanjutnya.

"Ya sama siapalagi kalo bukan sama Kevin. Ya.. gitu deh kalo di izinin pacaran." Balas Fachri.

"Hahaha.. yaudah sih. Namanya juga anak muda.." Balas Tasya.

"Ah iya lanjut nonton drama yuk kak ? Mau gak ? Kan cowonya ganteng ganteng tuh, sekalian cuci mata. Hihihi." Lanjutnya.

"Boleh."

Akhirnya dua makhluk yang saling cinta ini menonton drama bersama di ruang tv.

Limabelas menit drama berlangsung, tiba tina dari kamar tamu munculah Citra dengan wajahnya yang pucat pasi. Percis seperti mayat mati. Kantung matanya menghitam. Entahlah mungkin dia menangis semalaman bersama ibu di dalam kamar.

Dia berjalan menuju dapur yang otomatis dia harus lewat ke depan Tasya dan Fachri.

Namun ya jangan panggil Citra kalau dia punya malu dan mengurungkan niatnya. Dia berani tuh melewat ke depan Tasya dan Fachri tanpa canggung.

Tasya dan Fachri pun acuh saja, seperti menganggap kalau Citra itu tidak ada.

"Emm.. kayaknya makan eskrim enak nih.. mau gak ? Ntar aku ambilin." Tawar Fachri.

"Iya yah.. emm.. boleh deh.. eh.. tapi aku yang bawa aja." Balas Tasya.

Akhirnua Tasya berjalan kearah dapur mencari eh.. memilih kotak eskrim yang dia suka di dalam kulkas.

Sedangkan Fachri mah.. seru sendiri sama drama korea yang di saksikannya.

Gggggbbbbrraaakkk..  

Suara benda jatuh itu terdebgar jelas oleh telinga Fachri dan seperrinya sumber suara itu dari dapur.

*********

Xoxoxo

Author geli sendiri pas bikin part ini hahaha..

Yaudah sih ya.. yang geli juga author.. hihihi..

Jangan lupa vote gaeeeessssszzzz..

I Love My Badboy [NOVEL SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang