Awas ini tetep banyak typo.
.
.
.
.
.TASYA
Kak Fachri memang keterlaluan. Seharian ini dia kemana sih ? Masa aku malah minya bantuan Rizky untuk mngantarku ke Rumah Sakit.
Dia kemana sih sebetulnya ? Menyebalkan sekali. Disaat darurat seperti ini dia malah tak dapat dihubungi.
"Sini sini Abel sama oma dulu !" Ucap mam. Lalu menggendong Abel.
"Kamu pulang saja. Disini sudah ada mama." Ucapku.
"Selama suami mu belum kesini. Aku tak akan pergi." Ujar Rizky keukeuh.
"Terserahlah !" Jawabku.
Aku masih bolak balik tak tenang menunggu hasil pemeriksaan dokter. Kenapa lama sekali padahalkan haya mengalami demam saja.
"Junior gimana ? Dia diamana ? Dia gak apa apa kan ?" Tanya Fachri yang tiba tiba saja datang.
Aaku yang masih unmood tak mau menjawab pertanyaannya.
"Junior sedang ditangani dokter sayang. Tenanglah sebentar. Mungkin sedang diinfus." Jawab mama.
"Kenapa sampai bisa seperti ini sih !" Gerutu Fachri.
Aku sendiri masih tak tenang menunggu hasil pemeriksaan.
Ps : anggap pakek bahasa german ya.
"Kalian sudah bisa menjenguk, dia hanya sedikit kelelahan dan belum bisa beradaptadi dengan perubahan suhu disini. Dan hanya perlu diberi vitamin sedikit. Dan mungkin kembarannya juga perlu di beri vitamin pencegahan." Ucap Dokter.
"Oh yasudah sekarang apa bisa dok ?" Tanya mama.
"Bisa mari." Ajak Dokter.
Mama dan Abel pergi bersama dokter sedangkan aku langsung masuk ke ruang rawat Junior.
Saat masuk aku melihat Junior dengan wajah pucatnya tengah tertidur di tempat tidur pasien.
Miris sekali aku sebagai ibu lagi lagi gagal merawat anakku sendiri.
"Maafin mommy sayang.. lagi lagi mommy gak bisa jagain kamu." Tak terasa airmata mulai mengalir. Ya aku lemah sekali kalau sudah dihadapkan dengan anakku.
"Shuttt.. kamu gak salah..." Ucap kak Fachri sembari memelukku dari arah belakang.
Namun dengan perlahan melepaskan pelukannya. Benar benar aku masih kesal padanya.
Aku lalu pergi menuju sofa di sudut ruangan dan duduk di sana.
Namun kak Fachri tetap mengikutiku bahkan dia berlutut dihadapanku.
"Maafin kakak ya ? Kakak gak jawab telpon dari kamu padahal ini menyangkut nyawa anak kita." Ucapnya sembari menitikan airmata.
Aku tak tega melihatnya seperti ini. Mungkin dia memang sesang kuliah tadi sampai tak bisa mengangkat telpon barang sebentarpun.
Akhirnya aku luluh. Aku memeluknya. Menumpahka kesedihanku di dada bidangnya.
"Lagi lagi aku gak bisa jagain si kembar." Ucapku sesenggukan.
"Ini buka salah kamu kok !" Ucap kak Fachri.
"Tapi kalau aku bisa menjaga asupan vitamin si kembar, junior gak akan sakit gini." Balasku.
"Sudahlah."
"Aku bertemu Rizky tadi." Ucap kak Fachri tiba tiba.
"Lalu ? Apa yang Rizky katakan ? Kakak tak berbuat aneh aneh kan ?" Ucapku kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Badboy [NOVEL SUDAH TERBIT]
Romance[NOVEL SUDAH TERBIT] "Mama ! Aku gak mau ma ! Gak mau ! Aku aja belom lulus SMA masa main jodoh jodohan aja !". "Pokoknya gak ada penolakan sayang" [DISCLAIMER !!!! ISINYA BANYAK YG TYPO, KALO GA MAU YG TYPO BISA BELI NOVELNYA :)]