Chapter 29

180K 4.8K 34
                                    


AUTHOR

Hari ini hari dimana Tasya dan Fachri akan berangkat ke Paris. Ya dengan meninggalkan si kembar.

Tadi pagi saja sebelum ke bandara Tasya nangis nangis dulu. Bilangnya sih gak tega ninggalin si kembar.

"Udah ah .. jangan nangis mulu. Tuh liat pada diliatin sama orang orang." Ucap Fachri semberi menghapus airmata Tasya.

"Ya abisnya hikss hikss.. aku gak tega ninggalin si kembar kak !"

"Bisa kok. Kita cuman seminggu di sana. Ga lama."

"Seminggu itu lama."

"Inget janji aku sama kamu ?"

Tasya hanya menganggukan kepalanya saja. Ya dia ingat janji Fachri dua hari yang lalu.

"Yaudah yuk nanti telat." Ucap Fachri.

Akhirnya walaupun dengan berat hati Tasya ikut dengan Fachri.

Selama di pesawat Tasya masih tak bisa berhenti menangis. Dan Fachri ? Dia masih setia bikin Tasya supaya gak nangis. Ya gimanapun caranya.

Entah berapa jam perjalanan dari German menuju Paris. Yang jelas Tasya dan Fachri sekarang sudah berada di dalam taxi menuju ke hotel.
"Gimana ? Bagus kan ?" Tanya Fachri saat mereka sudah tiba di salah satu kamar hotel.

"Bagus. Aku suka. Ya kalau si kembar diajak kesini juga pasti mereka seneng." Lagi lagi Tasya membahas si kembar.

"Iya. Nanti kita ajak si kembar juga."

"Kenapa gak tadi aja ? Kan kalo si kembar ikut seru."

"Ya aku takutnya si kembar sakit lagi gara gara gak bisa menyesuaikan diri dengan suhu udara disini."

"Hmmm..."

"Istiraha ?" Tawar Fachri.

"Boleh. Aku ngantuk banget."

"Yaudah kamu istirahat duluan aku beres beres dulu." Ucap Fachri.

Ya semenjak kecemburuan Tasya pada Fachri di minggu kemarin sekarang Fachri baik sekali, menjadi bapak rumah tangga yang membiarkan istrinya untuk beristirahat.

********************

"Eh. Udah bangun." Ucap Fachri saat Tasya membuka matanya.

Dari selesai beres beres tadi Fachri sama sekali tak bisa tidur. Dia hanya memandangi wajah Tasya tanpa henti. Entahlah ini terasa sangat menyenangkan untuknya.

"Ishh.. ngapain liatin aku gitu sih." Ucap Tasya sembari menutupi mata Fachri dengan kedua tangannya.

"Abisnya kamu cantik banget." Ucap Fachri.

"Idih gombal !" Ucap Tasya sembari melepaskan tangannya dari wajah Fachri.

"Emm.. kamu mau liat sesuatu ?" Tanya Fachri.

"Apa ?"

Tanpa menjawab, Fachri membawa Tasya menuju ke jendela dan membuka tirai penutup jendela.

Dan.....
Jreng jreng jreng..

Terlihatlah menara eiffel yang menyala indah.

"Eiffel ?" Tasya menampilkan wajah takjubnya. Ya pemandangan dihadapannya kali ini sungguh indah.

"He-eum. Mau kesana ?" Tawar Fachri.

"Sekarang ? Tapi ini sudah malam. Gak. Pasti disana dingin." Ucap Tasya.

"Enggak akan, kan ada aku. Anget kok kalo deket aku." Ucap Fachri sembari memeluk Tasya.

"Idih. Kalo mati kedinginan kan gak lucu." Balas Tasya.

I Love My Badboy [NOVEL SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang