Raina menatap dirinya di depan cermin, dengan memutar-mutarkan tubuhnya, memperhatikan setiap detail dirinya yang kini sedang mengenakan seragam Senior High School. Seragam berwarna biru muda dengan rok berwarna navy yang panjangnya 3/4 itu merupakan seragam dari SMA 5 Bintang Husada yang dikenakan setiap hari Senin dan Selasa. Seketika senyumnya mengembang seragam yang dikenakannya sangat cantik dan pas ditubuhnya.
Puas memandangi dirinya dengan seragam baru, Raina meraih dasi kotak-kotak, dilingkarkan di lehernya, dan menatap dirinya kembali di depan cermin. Terakhir Raina mulai memoleskan lipglosss cherry kesukaannya agar bibirnya tidak terasa kering. Lalu tatapan Raina ia alihkan kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 6 pagi dan Ia pun segera meraih handphone nya untuk menghubungi Langit. Setelah menemukan nomor milik Langit Raina pun menelpon Langit dan beberapa saat kemudian telfon pun diangkat
"Gue masih mau mandi" ujar langit cepat seolah paham alasan gadis itu menelponnya.
"Ih dengerin dulu, Raina mau berangkat sendiri. Kemaren papa udah bawa mobil Raina kerumah"
"No! 5 menit gue kerumah lo!" jawab Langit tegas dan langsung mematikan sambungan telepon dari Raina.
"Halo Langit,-" Raina pun menatap layar handphone nya yang ternyata sambungan telponnya dimatikan sepihak oleh Langit. Dengan langkah yang cepat Raina segera mengambil sepatu putih miliknya sambil berguman tidak jelas. Pokoknya jangan sampai Langit duluan yang kesini! Batin Raina berteriak.
Raina memasukkan buku binder dan tempat pensil kedalam tasnya. Ia sengaja hanya membawa buku binder toh ini hari pertama Ia sekolah dan belum mempunyai jadwal pelajaran. Setelah menutup tasnya kembali senyum Raina mengembang, Ia yakin Langit pasti belum datang menjemputnya dengan seribu langkah Raina menuruni tangga dengan bersenandung riang.
"Mama, Papa" Sapa Raina
"Raina boleh ya pakai mobil lagi" Ujar Raina dengan puppy eyes kearah papanya.
"Iya terserah kamu" ujar Arya.
"Bareng Langit aja Rain, mamah masih belum tega liat kamu nyetir sendiri" Sonya pun menatap anaknya khawatir.
Sonya masih cemas dengan Raina ketika anak gadisnya itu menaiki mobil 6 bulan yang lalu Raina mengalami kecelakaan walaupun tidak parah tetapi tetap membuat Raina dirawat inap selama 12 hari karena mengalami cidera dibagian kakinya yang sedikit retak. Kala itu Raina mengendarai mobil dengan emosi karena pertengkarannya dengan Langit yang menyebabkan Raina menabrak pembatas jalan.
"Raina bisa mah, percaya sama Raina. Pah minta kunci mobil sebelum,-" belum sempat Raina meneruskan kalimatnya seseorang telah menyentil pelan pelipisnya.
"Sebelum apa?" Tanya seorang yang meyentil pelan pelipis Raina.
"Langit dateng" Ujar Raina sangat pelan dan mengalihkan tatapannya ke samping menatap langit yang sedang menatapnya jengkel.
"Langit, kok udah disini sih" rengek Raina sebal. Gagal sudah Ia ingin menaiki mobilnya kesayangannya batin Raina.
Langit menghiraukan rengekan Raina, ia pun menghampiri Arya dan Sonya mencium punggung tangan mereka dan mendudukkan tubuhnya di meja makan. Begitupun dengan Raina yang ikut duduk disebelah mamanya.
"Jangan dibolehin nyetir sendiri dulu, Pa" ujar Langit kepada Arya yang sedang terkekeh geli melihat wajah putrinya yang ditekuk.
Memang Arya dan Langit sangat berbeda ketika menghadapi seorang Raina. Arya pasti selalu memberikan dan memperbolehkan apa yang diminta oleh Raina sedangkan Langit lebih overprotektif jika hal yang diinginkan oleh Raina dapat membahayakan Raina. Bukan karena Ia tidak percaya kepada Raina tapi lebih kedalam menjaga Raina agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkannya. Cukup 6 bulan yang lalu membuat Langit seperti tak bernyawa ketika melihat sekujur tubuh Raina mengalami luka-luka dan Langit sangat menyesali hal itu. karena bagaimanapun Raina kecelakaan setelah bertengkar dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT RAINA
Teen FictionWarning 18 (+) Langit dan Raina telah bersahabat sendari kecil. Namun benar jika tidak ada sahabat antara laki-laki dan perempuan, pasti salah satu atau bahkan keduanya saling tertarik entah itu si lelaki atau si perempuan. Begitu pula yang terjadi...