LANGIT RAINA - 21

2.8K 139 10
                                    

Malam pun tiba, Raina yang saat ini sibuk melihat penampilannya di depan cermin sambil meng-curly rambutnya pun tidak sadar dengan kehadiran Langit yang sudah diambang pintu.

"What the fuck Rain!"

Raina yang tengah bercermin pun berjingkat kaget dengan umpatan tiba-tiba sahabatnya itu siapa lagi kalau bukan Langit.

"What?"

"Ganti baju" ujar Langit keras.

"No! ini bagus dan keluaran terbaru butik Aunty Vanya. Dina juga beli yang kayak gini Cuma beda warna"

"Gue gak suka, cepet lo ganti"

"Kalau Langit gak suka fine! Raina gak jadi ikut!"

Gadis itu melempar catokan yang dipegangnya dan beralih menuju walk in closet untuk berganti baju tidur. Langit yang melihat itu pun hanya mendesah kasar yang bisa dilakukannya saat ini adalah mengalah. Diambilnya catokan milik gadis itu dan diletakkannya di tempatnya setelah itu Langit menyusul Raina di dalam walk in closet.

Gadis itu sedang membuka tali dibelakang dress tersebut, Langit menahan tangan Raina dan diikat kembali tali tersebut. Langit memeluk dari belakang. Dikecupnya pelan punggung Raina yang terekspose.

"Fine"

Sedangkan Raina menahan napas dengan perlakuan Langit yang mencium punggungnya berulang-ulang kali. Memang saat ini Raina mengenakan Dress panjang berwarna merah dengan punggung yang terekspose dan terdapat belahan di samping kiri bawah yang memperlihatkan kaki jenjangnya.

"Langit stop it!" ujar Raina dengan wajah memerah

"Tapi inget lo harus ada disamping gue terus"

Raina mendengkus kasar, Raina yakin 100 persen cowok itu akan minum dengan beberapa teman-temannya dan Ia akan diabaikan.

***

Saat ini keduanya sudah sampai di parkiran club, Raina yang berada di mobil sedang memoles lipstiknya yang hilang karena Langit. Langit menoleh dan menghela napas kasar melihat punggung putih bersih milik Raina yang terekspose ingatkan dirinya untuk memarahi Onty Vanya.

"Shit!"

"Jangan mengumpat di depan Raina!"

"Ayoo Langit!"

Sekali lagi lelaki itu menghela napas kasar, keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Raina. Sedangkan Raina menggigit bibirnya pelan Ia baru sadar jika penampilannya saat ini terlalu berlebihan sungguh ide Dina tidaklah baik. Lamunan Raina seketika buyar kala Langit membukakan pintu mobil untuknya. Raina segera turun dan menatap langit cemas.

"L-langit"

"Hm" cowok itu hanya bergumam dengan menatap Raina yang berada di depannya.

"Berubah pikiran?" ujar cowok itu seolah mengerti isi pikiran Raina.

Gadis itu pun dengan cepat menggeleng, mengelak perkataan Langit.

"E-enggak ayo!" ujar Raina dengan mengapit lengan Langit untuk masuk kedalam club yang sudah di sewa oleh Galang.

Di dalam club telinga Raina sudah disuguhi music yang sangat keras dan sebenarnya hal tersebut kurang membuatnya nyaman. Akan tetapi setaip kali Langit mengajaknya ke club malam Ia selalu bisa menutupi rasa ketidaknyamanannya itu agar Langit bisa bersenang-senang dengan temannya.

"Duduk di meja sebrang ya" ujar Langit yang dibalas anggukan Raina.

"Galang mana?"

"Nanti dia di meja kita"

LANGIT RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang