"LO GAK BERCANDA KAN RAIN? Gila si Langit masa bunga sama coklat yang harganya gak seberapa diganti sama tas channel?" Cerocos Dina yang syok dengan apa yang diceritakan Raina kepadanya.
Raina mengangguk lesu, yang membuat Dina geleng-geleng kepala dengan tingkah laku Langit kepada Raina. Menurut Dina membelikan sesuatu kepada Raina bagi Langit merupakan hal yang sangat wajar, melihat orang tuanya yang tajir melintir.
"jadi lo sekarang punya dua warna tas keluaran kemaren?" ujar Dina menatap kearah Raina yang sedang memotong siomay nya.
Raina mengangguk lagi, dan melanjutkan memakan makanan yang sudah dipesan Langit untuknya. Saat ini mereka berada di kantin sekolah setelah mengikuti beberapa pelajaran yang melelahkan otak mereka. Kantin sekolah pun cukup padat hingga obrolan mereka tidak akan sampai ditelinga murid lain karena semua murid sibuk dengan obrolannya masing-masing.
"Bucin banget gila, terus Langit kemana?" ujar Dina yang dibalas senyum tipis Raina.
"Lagi daftar ekskul sama Galang, Rizky"
Dina mengangguk, pasalnya yang Ia tahu dari mereka junior high school ketiga besti tersebut sangat menyukai dunia olahraga apalagi basket dan futsal salah satu hal yang membuat kaum wanita sangat tergila-gila dengan mereka bertiga atau tiga serangkai julukan yang disematkan Dina untuk Langit, Galang, Rizky.
"Kita jadi kan ikut Osis? Oh iya Rain emangnya lo belum dapet chat dari kak Askara?" Tanya Dina yang dijawab anggukan Raina.
"Langit udah kasih izin sama Raina. Kak Askara siapa?"
"Masa lo lupa sih, kakak ketua osis yang minta nomer lo"
"Oh iya"
"Iya apa Raina" gemas Dina yang melihat sahabatnya yang tidak tertarik dengan bahasan yang dilontarkannya.
"Iya gak ada chat masuk dari nomor asing" Jelas Raina membuat Dina mengeryitkan dahi apakah nomor yang diberikannya salah digit? Tidak mungkin Ia merupakan orang yang detail dalam hal membacakan nomor orang. Ia cukup terlatih pikir Dina.
"Masa sih gue salah kasih nomor lo kayaknya gak mungkin deh" Ujar Dina menatap Raina bingung sedangkan Raina menggeleng pelan toh hal tersebut bagus untuknya.
"Pendaftarannya nanti habis jam istirahat kedua, kalau gue lupa lo ingetin" tambah Dina yang tak mau mengambil pusing perihal nomor Raina yang Ia berikan kepada Kak Askara.
"Iya-iya Raina ingetin" Jawab Raina lalu meminum jus alpukat kesukaannya dan bersamaan dengan itu bel masuk pun berbunyi.
***
Perhatian diharapkan untuk seluruh siswa-siswi yang ingin mengikuti organisasi osis dimohon untuk segera berkumpul di Aula sekolah terimakasih
Semua yang mendengar pengumuman tersebut pun sibuk untuk menentukan dengan teman-temannya untuk mengikuti organisasi intra sekolah atau tidak. Sedangkan Raina dan Dina yang memang sudah pernah mengikuti OSIS ketika di Junior High School pun tidak begitu heboh dan ragu untuk ikut atau tidak. Raina membalikkan badannya menatap Langit yang memang duduk dibelakangnya bersama dengan Rizky.
"Boleh ya" lirih Raina yang dijawab anggukan oleh Langit karena Ia tidak mau memperpanjang masalah ini kembali dan Ia sudah bersepakat dengan Raina mengenai keikutsertaannya di OSIS.
Senyum Raina muncul, memperlihatkan lesung pipinya yang membuatnya semakin manis dan hal itu tidak luput dari penglihatan Langit maupun Rizky yang duduk disamping Langit.
Tatapan Raina pun Ia alihkan kearah Rizky yang memang diam saja dan hanya bicara seperlunya karena karakter Rizky yang tidak banyak bicara.
"Rizky ikut OSIS?" Tanya Raina kepada sahabat Langit yang otomatis telah menjadi sahabatnya juga di junior high school.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT RAINA
Teen FictionWarning 18 (+) Langit dan Raina telah bersahabat sendari kecil. Namun benar jika tidak ada sahabat antara laki-laki dan perempuan, pasti salah satu atau bahkan keduanya saling tertarik entah itu si lelaki atau si perempuan. Begitu pula yang terjadi...