LANGIT RAINA - 13

4.3K 209 2
                                    

"Ganti atau gak usah keluar!"

"Langit malu bajunya couple sama Raina?"

"Gak gitu Rain,-"

"Iya gitu" sahut Raina mendelik kesal.

"Lo disini aja gue yang beli makanan diluar" Putus Langit

"Gak mau Raina ikut!"

"Gak usah keras kepala!" sentak Langit

Mata Raina mendelik tajam, hanya karena pakaian yang dipakainya Langit membentaknya sungguh cowok itu sangat menyebalkan. Raina membanting buku yang dipegangnya lalu berhambur ke tempat tidur memejamkan matanya. Saat ini Ia tidak mau melihat wajah Langit.

Langit mendesah kasar, Ia sangat menyesal membeli baju couple yang tidak Ia lihat modelnya terlebih dahulu. Yang Ia lihat jika pakaian itu hanya hoodie dan beberapa sweeter. Dengan menurunkan egonya Langit menghampiri Raina merebahkan dirinya dikasur memeluk Raina dengan erat.

"Maafin gue, Fine lo boleh ikut" ujar Langit

Tak ada jawaban yang ada hanya tangisan kecil yang keluar dari Raina. Hal tersebut membuat Langit mengutuk dirinya sendiri, harusnya Ia tidak lepas kendali menghadapi sikap keras kepala seorang Raina Auristella. Dengan sedikit tenaga Langit membalikkan tubuh Raina untuk menghadap kearahnya.

"Maafin gue, Rain" pinta Langit dengan mata yang memelas.

Langit menghapus air mata Raina menggunakan tangan kirinya, lalu menatap kedua mata milik sahabatnya itu dengan perasaan menyesal. Raina yang ditatap seperti itu pun menjadi luluh dan merasa kasihan terhadap Langit.

"Langit nyebelin!" tandas Raina dengan hidung yang memerah sontak saja membuat Langit tersenyum geli melihat hidung tomat milik Raina.

Langit menatap kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 8.25 wib, seolah mengabaikan tatapan jengkel yang dilayangkan Raina untuknya.

"Ayo, tapi inget harus tetep disamping gue!"

"Iyaaaa" jawab Raina kesal dengan suara bindengnya.

Langit dan Raina memilih untuk makan di restoran jepang yang ada di samping villa mereka. Sendari tadi Langit merasa geram dengan tatapan beberapa cowok kearah Raina. Bahkan ada yang terang-terangan meminta nomor telepon milik Raina dan dengan polosnya Raina memberikan nomor andalannya yaitu nomor milik Bi Surti pembantu dirumah Raina.

"Makannya yang cepet, kita harus balik ke Villa" ketus Langit

Raina mengeryitkan dahinya merasa ada yang tidak beres dengan Langit.

"Langit kenapa?"

Langit tak menjawab Raina pun mengedarkan pandangannya kearah tatapan tajam milik Langit mengarah. Raina mengerti lalu tersenyum tipis. Raina sedikit menggeser duduknya lalu mendekatkan tubuhnya kearah Langit memeluk tubuh nyaman milik Langit dari samping lalu mendongak menatap langit yang tengah menatapnya juga. Dengan keberanian penuh Raina pun mencium pipi Langit di depan semua orang yang sedang menatap mereka.

Tindakan yang dilakukan oleh Raina pun sontak saja mengundang kehebohan di restoran tersebut, cewek-cewek yang menatap Langit sendari tadi mendelikkan mata dan mendengus sebal merasa kecewa begitupun beberapa cowok yang menatap Raina. Mereka akan berpikir jika mereka adalah sepasang kekasih, hal tersebut membuat Langit tersenyum puas lalu membalas mencium hidung runcing Raina lalu mengelus lembut rambut sahabatnya itu.

"Lanjut makannya" ujar Raina karena sendari tadi Langit tidak fokus memakan makanannya.

Setelah menyelesaikan acara makan malam. Langit dan Raina memutuskan untuk menikmati dinginnya telaga di balkon Villa. Raina menikmati pemandangan air telaga yang tenang sedangkan Langit sedang membakar sosis dan daging yang dipesan tadi. Raina pun memandang Langit dalam, cowok itu sedang memanggang beberapa beef dan sosis terlihat tampan berkali-kali lipat. Raina berpikir jika Ia sangat beruntung memiliki Langit sebagai sahabatnya. Langit selalu ada untuknya dan selalu bisa mengerti apa yang diinginkannya.

LANGIT RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang