LANGIT RAINA - 19

4K 155 7
                                    

Setelah babak pertama selesai dengan skor 0-0 pun babak kedua dimulai. Sorak dari supporter antara SMA 3 dan SMA 5 semakin bersaut-sautan. Begitu juga dengan Dina yang tengah heboh memuji kegantengan para anak SMA 3 yang tengah masuk ke lapangan.

Sedangkan Raina hanya mendengus kesal dengan tingkah Dina yang sebenarnya membuatnya sedikit malu ditengah beberapa kakak kelas yang berada di atasnya.

"Dina bisa dikecilin dikit suaranya?"

"Lo ngomong apa Rain?"

"Kecilin dikit suara Dina"

"Ups oke-oke siap laksanakan"

Raina pun mengalihkan pandangannya kearah depan dan pandangannya beradu dengan manik mata Langit. Senyum lebar pun tercipta diantara keduanya. Dengan tangan yang dilambaikan Raina pun memberikan kedua jempol dan mengatakan jika Langit harus menang untuk bisa dapat hadiah darinya.

"Inget hadiahnya" dengan gerakan bibirnya Raina mengeja kalimat tersebut.

Langit terkekeh dan menganggguk memberikan kedipan matanya. Sontak hal yang dilakukan oleh Langit pun membuat siswi bersorak histeris mereka semua merasa salah tingkah dengan kedipan mata seorang Langit Abrisam. Berbeda dengan siswi SMA 3 yang sangat penasaran dengan cowok yang baru saja berkedip sungguh tampan batin mereka semuanya.

"Kharisma seorang Langit Abrisam gak pernah luntur dari dulu" ujar Dina menoleh kearah Raina yang tengah menatap Langit.

Raina mengangguk, membenarkan perkataan Dina.

"Diantara banyaknya cewek yang pasti dengan sukarela nyerahin dirinya untuk bisa mendapatkan Langit. Cuma lo yang paling beruntung"

Raina mengangguk kembali tidak mengelak pernyataan Dina, dirinya memang sangat beruntung bisa bertemu dengan anak kecil yang sangat menyayanginya itu.

"Lo gak takut Langit bosan sama lo?"

"Kenapa Langit harus bosan sama Raina? Kita hanya sahabat Dina"

"Iya deh, yang paling bestie sampek gue kalah saing sama Langit sebagai bestie lo"

Raina tertawa kemudian merangkul sahabatnya itu untuk menonton pertandingan yang akan dimulai. Ditengah pertandingan yang menegangkan Raina dikagetkan dengan kedatangan seseorang disebelahnya yang kosong. Raina pun menoleh dan mendapati Kak Askara dengan beberapa berkas yang dibawa oleh cowok tersebut.

"Raina lo disini ternyata"

Raina tersenyum simpul lalu tangannya menyenggol lengan Dina memberi kode kepada sahabatnya itu.

"AH KAK ASKARA, kok gue baru sadar" teriak Dina yang mengundang semua orang melihat kearah tribun.

Langit mendengar teriakan Dina yang cemplang yang memang tribun yang ditempati paling depan. Pandangannya menjadi datar ketika melihat Askara disamping Raina. Fokus langit pun terpecah dan hal tersebut dimanfaatkan oleh sang lawan yang akhirnya berhasil mencetak gol dengan skor 1-0

"Lo kenapa bro" ujar Galang yang sedikit kesal dengan kelinglungan Langit

"Sorry gue gak fokus" ujar Langit

Galang menghela napas pelan lalu menepuk pelan kedua bahu Langit.

Para supporter dari SMA 5 pun mendesah kecewa, namun sesaat support semangat kembali terdengar

"AYOO AYOO ES SEM MA 5, KUYAKIN KITA PASTI MENANG!" yel yel pun terdengar meriah.

Raina yang merasa fokus Langit kepadanya pun memberanikan diri bertanya ke kakak kelasnya itu yang sebelumnya meminta dirinya untuk ke ruang OSIS karena kepentingan kegiatan semester.

LANGIT RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang