Setelah menemukan tempat yang tidak terlalu bising, Raina pun menjulurkan tangannya kearah cowok blesteran dihadapannya saat ini.
"Raina" Ujar Raina
Cowok dihadapan Raina tak lepas menatap kearah Raina, yang sebenarnya membuat Raina sedikit merasa kurang nyaman.
Tak berselang lama cowok blesteran tersebut menyambut uluran tangan dari Raina dengan senyum yang manis.
"Noah Alexander"
Raina mengangguk menyisihkan rambutnya yang jatuh. Setelah itu tautan tangan mereka terlepas karena Raina merasa tidak nyaman dengan cowok dihadapannya saat ini.
Ia merutuki gerakan refleknya yang sangat ceroboh. Berkenalan dengan cowok asing? Sungguh bukan Raima Auristella. Mata Raina melirik kearah meja tempatnya duduk beberapa waktu lalu.
Seketika mata Raina melotot, wajahnya memerah.
"Lo gak apa-apa?"
Seperti disadarkan oleh suara dari Noah. Raina langsung menatap kearah Noah dengan senyum masam.
"Nice to meet you, tapi sepertinya ada yang harus Raina selesaikan dulu. Bye Noah" ujar Raina dengan anggun meninggalkan Noah yang menaikkan sebelah alisnya.
Sungguh mengangumkan! Batin noah yang masih mengamati kepergian gadisnya. Gadisnya? Maybe! Dan Noah pun terkekeh geli. Sungguh seperti bukan Noah Alexander.
"LANGIT BERDIRI"
"Oh Shit!" ujar Galang yang merasa terkejut dengan suara nyaring gadis disampingnya.
"What?" ujar Langit santai yang masih menikmati koktail miliknya dan menikmati pemandangan indah dihadapannya.
"Berhenti melihatnya!" ujar Raina kesal yang terdengar seperti rengekan.
Raina pun duduk diatas pangkuan Langit dan menutup kedua mata milik cowok yang sudah membuatnya kesal beberapa kali.
"Galang usir penari tidak senonoh itu!"
Galang menghela napas, merasa kesal dengan tingkah Raina yang menyebalkan. Mulai dari berteriak nyaring disampingnya. Gadis dihadapannya saat ini bukan seperti Raina. Apakah gadis itu mabuk? Entahlah yang bisa Ia lakukan saat ini adalah mematuhi perintah Raina dengan mengusir ketiga penari striptis agar menjauh dari meja mereka.
Langit yang merasa sudah diperhatikan oleh Raina pun terkekeh pelan dalam hati. Direngkuhnya pinggang milik Raina agar lebih mendekat. Begitu juga dengan tangan Raina yang mulai terlepas dan berganti memeluk sebelah tangan milik Langit.
"Pulang?"
Raina mengangguk, mengiyakan.
Langit menatap wajah cantik milik Raina dan membenarkan beberapa helai rambut Raina yang berantakan.
"Lo habis ngapain?"
Raina menggeleng.
"Jauh-jauh sama cowok tadi"
Raina mengangguk.
"Gue serius Raina" ujar Langit jengkel
"Raina juga serius Langit" Jawab Raina yang menyenderkan kepalanya di dada milik cowok itu.
Beberapa teman-temannya hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah keduanya yang status hubungannya hanya sahabat tetapi melampaui ambang batas.
"Pulang ke apartemen Langit aja,-" Ujar Raina dengan sedikit menguap.
"Iya sayang" Bisik Langit.
Seketika kantuk yang menyerang Raina pun hilang entah kemana. Pipi Raina memanas. Dengan secepat kilat Raina mencubit punggung Langit dengan sedikit kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT RAINA
Teen FictionWarning 18 (+) Langit dan Raina telah bersahabat sendari kecil. Namun benar jika tidak ada sahabat antara laki-laki dan perempuan, pasti salah satu atau bahkan keduanya saling tertarik entah itu si lelaki atau si perempuan. Begitu pula yang terjadi...