Valentine Day (Part 2)

6.2K 461 6
                                    

Yoora's House.
Friday, 14th February - 08.15 am

Kim Hyejin POV

Saat ini aku sudah berada di rumah Yoora untuk memenuhi permintaannya.

"Hyejin, terima kasih ya! Kau memang sahabat paling baik!" Ujar Yoora dengan wajahnya yang sangat pucat.

Dia tidak bercanda, pikirku.

"Cih! Kalau tidak karena janjimu yang akan memberikanku apapun, aku juga tidak akan mau!"

"Kau jahat sekali, Hyejin. Teman itu harus saling membantu."

"Sudahlah, aku pergi dulu!"

"Baiklah, Hyejin sayang. Hati-hati di jalan ya! Jangan sampai cookies dan bento buatanku hancur!"

"Iya! Sudah aku pergi!" Kulambaikan tangan kepadanya dan dengan segera pergi dari rumah Yoora.

Dan sekarang aku sedang berpikir cara terbaik untuk memberikan ini kepada 'laki-laki menyebalkan' itu.

***

Sesampainya di kampus aku segera menuju ke kantin untuk sarapan dan memikirkan cara terbaik yang belum terpecahkan. Kupilih meja yang berada di samping jendela, tempat biasa aku dan Yoora makan.

Aku memesan makanan dan setelah itu memperhatikan dua jenis makanan hari valentine dihadapanku.

"Sial juga Yoora ini! Aku aku sungguh tidak ingin bertemu dengan orang itu! Oh- apa aku berikan saja kepada salah satu anak wanita di sana dan menintannya memberikan ini pada orang itu? Ah- tidak! Bisa-bisa dia mengaki-ngaku ini semua adalah hasil kerja kerasnya. Lalu aku harus bagaimana?"

Setelah makanan sampai aku segera melahapnya dengan sedikit cepat dan memutuskan untuk memberikan hadiah itu sendiri.

Sekarang aku sudah berada di tangga yang akan menuju pintu masuk utama gedung bisnis. Aku duduk di anak tangga seperti mahasiswa lain yang sedang asik melakukan berbagai hal. Aku menatap hamparan rumput hijau yang terawat di depan gedung bisnis.

Tidak seindah di depan gedung desain, pikirku.

Aku mendengar suara teriakan seorang wanita memanggil nama menyebalkan itu dan aku segera menolehkan kepala ke arah pintu masuk gedung. Itu dia! Sedang menerima hadiah dari seorang wanita dan oh lihat itu di tangannya, ia membawa banyak sekali hadiah. Wah, benar-benar sosok selebriti kampus.

Setelah wanita itu pergi aku segera menghampirinya yang sebenarnya akan turun melewati anak tangga yang aku duduki.

"Maaf," ujarku dengan nada tidak ramah.

Dia menatapku heran. Entah dia mengingatku atau tidak, tapi aku berharap tidak.

"Aku ingin memberikan kado dari temanku. Ini." Aku menyodorkan hadiah yang Yoora titipkan.

"Temanmu? Kenapa harus membawa-bawa temanmu, no-na-me-nye-bal-kan?"

Apa? Panggilan apa itu 'Nona menyebalkan'? Cih! Bukankah dia yang menyebalkan?

"Apa maksudmu? Dan lagi ada apa dengan panggilan itu?"

"Ya, kalau kau memang ingin memberikanku hadiah seharusnya berikan atas nama dirimu, bukan temanmu. Dan untuk panggilan itu, itu adalah panggilan yang cocok untukmu."

"Apa? Aku berniat memberimu hadiah? Cih! Mimpi saja kau! Sudahlah kau harus terima ini agar temanku merasa sengang!" Kusodorkan hadiah itu langsung ke depan dadanya hingga membuat suara benturan yang sedikit keras.

"Ya! Sakit! Baik akan aku terima agar kau merasa senang, nona menyebalkan!"

"Terserah!" Aku segera pergi meninggalkannya.

"Hei nona! Kau tidak menaruh racun kan?" Teriaknya.

Aku berbalik dan menatapnya jengkel, "Aku menaruh racun yang sangat banyak di makanan itu! Bahkan satu gigitan bisa membuatmu tak sadarkan diri!" Setelah membalas teriakannya aku benar-benar pergi tanpa peduli dengan teriakannya.

"Ya! Kau bercandakan?!" Teriak laki-laki itu.

Aku hanya terus berjalan cepat dan tanpa sadar menabrak seseorang hingga aku terjungkal ke belakang dan jatuh. Ya Tuhan, hidungku sakit.

"Maaf aku tidak sengaja." Ucapku dan berusaha berdiri.

"Kau tidak apa kan?" Tanya laki-laki itu.

"Ya, sekali lagi aku minta maaf." Dan saat aku melihat wajahnya.

"Kau-" ucap kami bersamaan sambil menunjuk satu sama lain.

Tidak mungkin. Kenapa kembali?

My Lovely EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang