A Trip (Part 2)

5.4K 413 6
                                    

CAUTION!!
Mau kasih tau aja kalo start from this part aku ga akan kasih pov lagi yaaa;) so kalian harus sedikit teliti hehehe😁 dan oh ya tenang aja pov dicerita ini cuma ada 2 kok yaitu pov hyejin sama author aja;) dan part-part awal ini masih sepenuhnya hyejin pov, jadi garibet kan ya? Hehehe

Oke selamat membaca kalo gitu;))

Love,
BabyBoo


Aku segera keluar dari toko setelah mendapat tatapan seram dari bibi. Melihat ke kanan dan ke kiri - oh seharusnya jangan menengok ke kiri. Bahaya!

Aku kembali masuk ke dalam toko. Tapi tepat saat aku ingin melangkah menggapai gagang pintu, bibi dan Mr. Collins ada di sana.

"Kalian sudah selesai?" Tanyaku.

"Ya, ayo, kita jalan-jalan lagi." Ajak Mr. Collins yang kini tangan kirinya tengah membawa tas belanja milik bibiku.

"Mr. Collins?" Oh tidak suara itu.

"Marcus? Hei, kau di sini juga?" Aku membelakanginya.

"Halo, Tuan Marcus." Bibi kenapa ikut-ikut juga?

"Hyejin, beri salam!" Perintah bibi seraya menarik tanganku agar berbalik.

"Halo." Sapaku malas dan tetap tidak ingin melihat ke arahnya.

"Oh, Marcus, kebetulan sekali kita bertemu ya? Hahaha... Ingin bergabung bersama kami?"

Apa? Apa aku tidak salah dengar?! Kenapa calon pacar sialan kaya bibiku ini mengajak laki-laki sialan menyebalkan ini? Oh, ya Tuhan...

"Tidak!"

"Tentu!"

Mr. Collins dan bibi menatap kami heran. Kami menjawab bersamaan dengan jawaban yang berbeda.

"Tentu saja, Mr. Collins." Laki-laki sialan menyebalkan itu melihat ke arahku dengan tatapan mengejek. Sialan!

"Tapi, Tuan, tidak kah kau sibuk?" Tanyaku tidak serius tentu. Berharap ia enyah saat ini juga.

"Benar juga, apa kau tidak sibuk, Marcus?" Tanya Mr. Collins. Oh bagus, ayolah semoga kau mau mengusirnya, Mr. Collins.

"Tidak. Lagi pula aku mengunjungi Italia juga untuk berlibur." Sial seribu sial! Dia benar-benar...!

"Benarkah? Bagus kalau begitu. Ayo kita pergi." Mr. Collins berjalan mendahului aku dan makhluk sialan ini. Oh ayolah aku ingin pulang saat ini juga.

***

Okay, ini menjadi acara menemani kencan paling menyebalkan yang pernah aku lalui. Dan itu semua karena kehadiran laki-laki sialan menyebalkan yang saat ini tengah berjalan sedikit di depanku - oh bahkan hampir sejajar denganku. Tak ada penbicaraan selain antara bibi dan Mr. Collins.

Saat ini kami tengah duduk di satu meja di restaurant legendaris di kawasan ini, Biffi. Aku duduk berhadapan dengan laki-laki menyebalkan, dan di sampingku bibi duduk berhadapan dengan Mr. Collins. Sempurna! Ini terlihat seperti double date dan aku membenci itu. Jika laki-laki di hadapanku ini tidak menyebalkan, mungkin aku akan senang-senang saja duduk satu meja dan berhadapan dengannya. Tapi sayang, situasi yang sebenerannya sangat berbanding terbalik. Ya, ekspektasi dan realita tidaklah sama.

Kami makan sambil di selingin obrolan-obrolan seputar apapun. Aku tidak terlalu banyak berbicara. Hanya fokus memakan banyak hidangan di hadapanku. Tak peduli dengan imageku, aku hanya ingin melampiaskan kekesalanku dengan makan.

"Sepertinya kau suka sekali makan, Nona?" Aku melirik ke arah depanku sinis.

"Ya, tentu. Orang harus makan. Aku tidak ingin mati konyol karena kelaparan, Tu-an." Sinisku.

My Lovely EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang