Sick

6K 435 8
                                    

Pukul enam pagi, aku sudah berkutat di dapur membantu seorang pelayan rumah tangga yang dipekerjakan oleh keluarga Kyuhyun. Aku tentu tidak ingin dicap sebagai menantu yang tidak dapat bekerja. Ya, walaupun ini hanya pernikahan karena terpaksa, tapi tetap sajakan aku harus menunjukkan sisi baikku sebagai seorang menantu?

Aku membantu Bibi Gong membuat menu sarapan yang biasa disajikan di keluarga ini. Ternyata untuk sarapan, keluarga Kyuhyun memilih untuk menyantap nasi merah. Tidak seperti keluargaku yang lebih senang sarapan ala barat.

"Nona pintar memasak, ya." Puji Bibi Gong setelah menyicipi sayur buatanku.

"Terimakasih, Bi." Aku tersenyum dan kembali berkutat dengan masakanku.

Setelah semua selesai, aku bersama Bibi Gong mulai menata meja makan. Ternyata di sana sudah ada seluruh anggota keluarga.

"Selamat pagi." Sapaku setelah meletakkan sup di atas meja makan besar ini.

"Pagi." Balas Tuan Cho dan Kyuhyun. Oh tolong jangan tanyakan tentang ibu Kyuhyun.

"Apa kau lagi yang memasak?" Tanya ayah Kyuhyun.

"Ah, tidak. Aku hanya membantu sedikit saja." Jawabku.

"Nona yang memasak sup dan nasi merahnya, Tuan." Ujar Bibi Gong yang membuatku malu.

"Benarkah? Pasti enak. Ayo duduklah. Bibi boleh kembali ke belakang." Perintah ayah Kyuhyun.

Sepeninggalan Bibi Gong, aku mulai duduk di samping Kyuhyun yang sejak tadi hanya memperhatikanku.

"Kupikir menantuku tidak akan tahu tugasnya." Ujar ibu Kyuhyun yang berhasil membuat suasana sedikit tidak nyaman.

"Makanlah." Ujar Kyuhyun pelan, seperti berbisik padaku. Aku hanya mengagguk sebagai jawabannya.

***

Saat ini waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Aku sedang duduk di sofa ruang tengah sambil menonton acara TV secara acak. Aku bosan tentu saja. Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Aku bergegas untuk melihat siapa yang datang melalui layar intercom. Aku kaget melihat siapa tamu tersebut.

"Bibi Kim, ini aku Yoobin."

Aku segera membuka kunci pagar dan segera membuka pintu untuk menyambutnya. Jika ini adalah rumahku, tidak akan kubukakan dia pintu.

"Kau di sini? Sedang apa?" Tanya Yoobin.

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya seperti itu? Untuk apa kau kemari?" Tanyaku balik.

"Aku yang menyuruhnya." Suara lantang dari belakangku membuatku menegang.

Ya Tuhan, aku pasti kena marah.

"Halo, Bibi Kim." Sapa Yoobin seraya masuk ke dalam rumah dan dengan segaja menabrak bahuku hingga aku sedikit terhuyung ke belakang.

"Halo, sayang." Sapa ibu Kyuhyun ramah.

Jujur saja aku sedikit iri dengan Yoobin yang diperlakukan baik oleh ibu Kyuhyun. Akhirnya Aku pun pamit untuk masuk ke kamar Kyuhyun. Di kamar Kyuhyun aku hanya merebahkan tubuhku. Bingung apa yang harus aku kerjakan sekarang. Oke, aku memutuskan untuk menghubungi Yoora. Akan kupaksa dia untuk menemaniku pergi hari ini.

"Yoora."

"Ada apa?"

"Ayo temani aku pergi!"

"Kau gila? Aku sedak bekerja!"

"Ayolah, Yoora. Izin sesekali kurasa tak masalah."

"Tidak! Aku tidak ingin dimarahi bosku!"

"Hei, jika kau dimarahi, lapor saja pada calon suamimu. Mudahkan?"

My Lovely EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang