5 Years Later

6.4K 442 5
                                    

Milan, Italy
Wednesday, 8th May - 10.00 am

Kim Hyejin POV

Lima tahun telah kuhabiskan di negara kesukaanku, Italia. Aku tinggal di negara pasta ini karena pekerjaan yang ditawarkan oleh bibiku. Ia memiliki usaha desain interior, sungguh pas dengan jurusan yang aku ambil.

Kau tahu? Sangat menyenangkan tinggal di negara ini walaupun aku sedih karena tidak dapat bertemu dengan sahabatku Yoora. Ah, apa kabar Yoora saat ini? Aku merindukannya.

Hari ini aku mendapatkan waktu libur setelah hampir dua bulan lamanya berkutat dengan rancangan sebuah gedung perkantoran yang baru saja dibangun. Sungguh sulit mendesain bagian dalam dari gedung tersebut karena bentuk gedung yang unik dan permintaan penataan ruang yang sangat banyak. Pemiliknya menuntut kesempurnaan. Menyusahkan, tetapi bayarannya sungguh besar.

Hari ini aku akan pergi berbelanja. Sudah lama sekali aku tidak berbelanja hingga kedua tanganku penuh dengan paper bag yang bertuliskan brand-brand kelas atas. Aku mengelilingi Milan demi menuntaskan hasrat berbelanjaku. Dan saat ini mobilku sudah penuh dengan paper bag dari brand-brand kelas atas, sebut saja Gucci, Prada, Bvlgari, Dolce&Gabbana, Chanel, Kenzo, Louis Vuitton, dan H&M. Setelah merasa bahwa mobilku sudah cukup penuh dan uangku sudah cukup banyak yang keluar, aku memutuskan untuk pulang.

Sampai di rumah aku langsung mengambil jus jeruk di dalam kulkas setelah meletakkan semua barang belanjaanku di ruang tamu.

Drrrttt... Drrrttt...

Kulihat nama bibiku memanggil.

"Ya, Bi?" Tanyaku langsung.

"Sayang, bisakan kau ke Roma sekarang?"

"Apa?!" Yang benar saja? Ke Roma? Aku tahu itu tidak memakan waktu lama jika menaiki kereta cepat, tapi untuk apa? Dan aku malas.

"Tolonglah, Sayang. Tolong kau belikan wine di toko wine biasanya, Bibi sangat membutuhkannya karena Bibi baru ingat jika teman Bibi sedang berulang tahun hari ini."

"Kenapa harus aku?" Perotesku.

"Karena saat ini bibi sedang sangat sibuk, dan hanya kau yang bisa bibi mintai tolong."

"Ya, baiklah." Ujarku malas.

"Oh, terima kasih sayang."

"Ya, Bi."

Bibi mematikan sambungannya. Aku menghela nafas. Aku lelah berjalan jalan mencari pakaian-pakaian bagus dan sekarang diminta pergi ke Roma hanya demi sebotol wine. Ya Tuhan, sabarkan aku.

Aku bergegas pergi ke stasiun menggunakan mobilku. Butuh waktu sekitar tiga jam untuk sampai di Roma dengan kereta cepat. Setelah sampai di Roma aku segera menaiki bus menuju ke toko wine langganan bibiku. Oh bagaimana aku bisa tahu? Karena aku sudah sering membeli wine di toko tersebut.

Aku sampai di toko wine yang di depannya bertuliskan Enoteca Buccone. Aku masuk dan langsung menanyakan white wine yang terkenal di toko tersebut. Aku pun mendapatkan Pinot Grigio, white wine khas Italia. Dan kalian pasti dapat menebaknya apa yang aku lakukan setelah mendapatkan Pinot Grigio milik bibiku, ya, pulang. Tiga jam di perjalanan dan tidak sampai tiga puluh menit membeli white wine pesanan bibiku.

Tapi saat aku membuka pintu toko aku tidak sengaja bertabrakan dengan seorang pria, melihat ia memakai jas.

"Maaf." Ujarku dan mencoba untuk melihat orang tersebut.

My Lovely EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang