"KAU GILA?!"
Aku menutup kedua telingaku sambil menjauhkan sedikit tubuhku dari Yoora. Ya, itu adalah teriakan kencang Yoora setelah aku mengatakan bahwa aku akan menikah dengan Kyuhyun.
"Benar, katakan sja aku gila." Ya, Yoora benar aku memang sudah kehilangan akal sehatku.
"Kau bilang kau hanya berpura-pura dengan Kyuhyun? Lalu ini apa? Menikah? Jelaskan!"
"Aku terpaksa. Ibunya memojokkanku hingga membuatku mau tidak mau menerimanya."
"Maksudmu?"
Aku mulai menceritakan pertemuanku dengan orang tua Kyuhyun. Tapi aku tidak menceritakan bagian lamaran itu.
"Ya Tuhan, berarti kau akan menikah empat hari lagi?"
"Begitulah."
***
Hari ini Kyuhyun bilang dia akan mengajakku ke suatu tempat. Pukul sembilan ia sudah ada di depan pagar rumahku untuk menjemputku.
"Pagi." Sapanya.
"Pagi." Aku masuk ke dalam mobilnya setelah membalas sapaannya.
"Sudah sarapan?"
"Sudah. Kau?" Tanyaku.
"Aku? Belum. Omong-omong kau jadi perhatian sekarang denganku."
Aku memandangnya yang tengah menyetir dengan tatapan "Percaya diri sekali dia."
"Aku? Perhatian denganmu? Bangunlah ini sudah siang, Tuan." Aku berkata sambil mengeluarkan sebuah kotak makan yang tadi disiapkan oleh ibu.
"Kau bawa ini ya, Sayang, untuk calon menantu ibu tercinta. Ibu takut dia belum sarapan. Kau mengerti?"
Calon menantu tercinta? Cih! Disogok apa ibu oleh laki-laki ini?
"Ini, dari ibu." Aku memperlihatkan kotak makan yang kubawa pada Kyuhyun.
"Benarkah? Wah, ibu mertua perhatian sekali padaku."
"Kalian berdua benar-benar aneh." Gumamku.
"Kau bisa menyuapiku kan?" Dia menengok sesaat ke arahku.
"Apa?" Dia hanya menjawab dengan mengangkat sedikit kedua tangannya dari stir kemudi. Aku tahu maksudnya, dia tidak bisa makan sendiri karena sedang menyetir. Terpaksa sudah aku menyuapinya sandwich buatan ibu itu.
"Eum!" Dia memekik ketika tomat dalam sandwich itu keluar semua. Aku buru-buru mengambil tissue dan menengadahkan di bawah mulutnya.
"Kau ini bagaimana sih?" Omelku.
"Maaf." Dia menampilkan wajah pura-pura tak berdosanya - diakan dosanya banyak sekali, apalagi padaku.
Aku membuang tissue tadi ke tempat sampah di dalam mobil dan kembali menyuapinya sandwich.
"Aku ingin minum." Aku mengambilkannya minum dan juga membantunya. Hei, aku malah terlihat seperti pengasuh bayi sekarang. Benar-benar!
Kami akhirnya sampai di sebuah toko perhiasan. Aku dan dia turun bersama dari mobil.
Akan membeli cincin? Haha. Jadi juga kami menikah.
Kami langsung di sambut setelah membuka pintu toko.
"Selamat pagi."
"Pagi. Saya ingin melihat cincin pernikahan di sini."
"Mari ke sebelah sini, Tuan, Nona." Pramugari itu membimbing aku dan Kyuhyun menuju ke bagian khusus cincin pasangan di toko itu.
