Rona bahagia terpancar cerah dalam wajah pasangan suami istri baru yang tengah dirundung kasih indah di hari spesial mereka. Buket bunga mawar terlempar tinggi mengarah kepada gerombolan gadis-gadis lajang yang siap menangkap lemparan buket bunga pengantin itu. Mitosnya siapa yang dapat bisa segera menyusul sebagai pengantin pula.
Hari itu gereja santa maria terlihat penuh dengan kebahagiaan. Suka cita serta kasih sayang dari sang mempelai membuat guratan cerita manis di setiap sudut gereja.
Dalam balutan gaun pengantin berwarna merah muda tawa gembira Bintang pecah begitu tahu sahabat karibnya - Ria yang berhasil menangkap buket bunga pengantin yang ia lempar.
"Cepetan nyusul lo, keenakan jomblo baru tau rasa." Ucap bintang seraya menggandeng mesra lengan suaminya - Bastian.
Sebastian Putra Antonius. Pria yang lahir di kota paling romantis di dunia tapi tumbuh dan besar di negeri tercinta ini suka sekali dengan olah raga. Karena hobinya itu-lah membuat postur serta bentuk fisik Bastian seakan mendekati sempurna dimata lawan jenisnya. Dan, mungkin membuat iri sesama jenisnya.
"Selamat ya sayang, jaga selalu keharmonisan rumah tangga kamu, urus dengan baik suami kamu," seru mama Cristin - mama Bintang sambil mendekap hangat wajah anaknya. "Cobalah menjadi istri yang sempurna dalam rumah tanggamu."
"Iya ma, Bintang pasti berusaha sebisa Bintang." Tutur Bintang seraya berusaha membalas dekap hangat sang mama dengan memeluknya.
"Bastian kamu juga, jaga Bintang baik-baik." Ucap mama Cristin beralih kearah bastian.
"Siap ma... mama bisa percayakan anak mama yang cantik ini pada Tian sepenuhnya." Ucap Bastian seraya menarik Bintang kedalam pelukannya, yang disambut Bintang dengan penuh kasih sayang.
Bintang Citra Kinanti, adalah seorang enterprenuer muda yang bergerak dibidang handy craft (kerajinan tangan khusus sofenir pernikahan). Perempuan berdarah AB ini bercita-cita sebagai seorang fashion desainer yang belakangan ini selalu ia tuangkan dalam blog pribadinya. Cantik. Kreatif. Dan, selalu mengagumkan. Tapi, Ada satu yang tidak cukup baik dalam diri Bintang yaitu, keahliannya dalam memasak. Bintang sendiri juga heran kenapa setiap kali dia memasak, masakan yang ia buat selalu bercitarasa "aneh".
Bintang melambaikan tangannya masuk kedalam mobil nissan merah yang sedari tadi terparkir cantik dengan sedikit sentuhan buket bunga di ujung moncongnya. Bastian membukakan pintu mobil layaknya seorang pangeran yang mempersilahkan puteri pujaanya masuk ke dalam kereta kencana dengan tujuan istana impian mereka berdua.
Dengan setelan toksedo hitam yang bertabur sentuhan merah muda disana-sini membuat tubuh lelaki 180 cm itu semakin gagah. Pesona Bastian sedikit lebih menonjol daripada Bintang. Terbukti dengan banyaknya komentar yang muncul dari perbincangan para gadis yang hadir di pernikahan mereka berdua. Terutama senyum menawan yang jarang sekali keluar di hari-hari biasa. Tapi karena hari ini bukan lah hari yang biasa, maka beruntunglah para gadis itu berkesempatan melihat senyum memikat Bastian. Senyum yang sama yang membuat Bintang jatuh cinta kepada Bastian.
"Apakah tuan putri siap pergi menyaksikan istana megah milik kita sendiri?" Seru Bastian di balik kemudi.
"Tentu pangeranku."
Tak menunggu lama mobil nissan merah itupun meninggalkan gerombolan pengunjung yang sedari tadi menyerukan doa kepada pengantin yang tengah berbahagia itu. Melaju di tengah jalanan yang kebetulan sekali tengah lengang. Melaju menuju istana dambaan dua insan yang saling berbahagia.
~#~
"Wait, sebelum kamu masuk ke dalam rumah kita, ada satu hal yang ingin aku lakukan." Seru Bastian mencegah istrinya membuka pintu rumah idaman mereka. "Tunggu sebentar."
Bintang hanya mengernyit heran melihat tingkah Bastian. Sementara Bastian bergegas membuka kembali pintu mobil merahnya, lalu mengambil sebuah kamera polaroit dari dalam dashboard mobilnya. Lalu dengan bergegas pula Bastian kembali.
"Kamu sedang apa sih Bas?" Tanya Bintang keheranan dibuat Bastian.
"Aku mau mengabadikan waktu." Ucap Bastian seraya menunjukkan kamera polaroit coklat kepada Bintang.
Bintang hanya tertawa geli melihat ekspresi wajah suaminya yang tiba-tiba saja berubah menjadi sangat menggemaskan. Rasanya pengen dicubit.
"Tumben kamu lebay kayak gini. Mau masuk rumah sendiri aja mesti foto dulu." Protes Bintang melihat tingkah laku suaminya yang jarang-jarang. Bukan jarang lagi, tidak pernah samasekali malah. Selama Bintang mengenal suaminya itu, Bastian paling anti dengan yang namanya selfie. Padahal sebagai seorang model freelands seharusnya Bastian getol dengan yang namanya foto. Saking tidak pernahnya selfie dalam semua akun media sosial milik Bastian saja hanya terdapat satu foto dengan ekspresi yang sama, datar.
"Sudahlah, sebelum aku berubah pikiran. Ayo!"
Rumah bercat putih gading dengan hiasan ornamen bebatuan kali di beberapa sudutnya serta sebuah pekarangan kecil di depannya menjadi pilihan Bintang dan Bastian sebagai istana idaman mereka. Tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil. Terlihat modern dengan satu bagian di lantai dua yang berbatas kaca menghadap langsung ke arah matahari terbenam.
"Nah, sekarang..." Bastian mengawali istrinya membukakan pintu. "Silahkan masuk tuan puteri, saya persembahkan istana idaman ini hanya kepadamu seorang."[]
》》》
hehehe... awalnya seperti ini dulu ya, maap klo sedikit bouwring, newbie sih hehehe. Tapi janji chapter selanjutnya *klo respon dan vomment nya mendukung bakal banyak kejutan yang muncul.
suer butuh banget vomment untuk lebih memeriahkan chapter-chapter selanjutnya... :) :)
KAMU SEDANG MEMBACA
NEIGHBOUR
Randomhai pembaca semua. perkenalkan panggil aja gue Hill. ini cerita pertama gue di wattpad. inspirasinya sih dari sitkom tetangga masa gitu. cuma genrenya romansa sejenis. garis besarnya sih tentang beratnya perjuangan Bastian untuk menghilangkan perasa...