[Author~pov¤]
Bastian baru saja selesai dengan kamar mandi. Keluar dengan piama tidur dan baju hitam tanpa lengan yang menunjukkan otot lengannya.Bastian berdiri bersandar pada pintu kamar mandi. Memandangi sosok Adam yang sudah beringsut kedalam selimut. Napasnya terhembus berat. Batin dan pikirannya seakan masih belum menyatu setelah pengakuan Adam padanya.
Siapa yang tidak ingin dengan Adam. Baik, tinggi, mapan, tampan. Dia hampir sempurna. Bastianpun tidak terkecuali. Namun, pergulatan batin dalam diri Bastian semakin jadi mengingat tekat yang telah ia buat saat menikah dengan Bintang yaitu, merubah orientasinya.
Hingga puncak itu terjadi. Tekat yang telah Bastian bangun runtuh tak berbentuk setelah Adam menyatakan perasaannya. Namun, apa maksud Adam dengan tidak meminta jawaban dari pernyataannya.
Bastian masih terus menatap Adam dengan menekuk tangan. Hingga akhirnya Bastian menyerah dengan kantuknya sendiri. Masuk kedalam selimut. Memunggungi Adam yang juga memberi punggung pada Bastian.
Benar ada rasa bahagia pada diri Bastian karena perasaannya tersambut indah oleh Adam. Namun, disisi lain dari itu ada tanggungjawab besar yang telah Bastian pilih dengan kehidupan berumah tangganya. Dan itu benar benar tidak mudah bagi Bastian terlebih dengan rahasia besar yang sedang Bastian tutup rapat-rapat.
Walaupun mata Bastian tertutup namun kesadarannya masih benar benar tersadar. Pikirannya masih terus saja bergulat dengan perasaannya. Dan, bahkan saat Adam merubah posisi tidurnya Bastian mengetahuinya. Namun Bastian tidak menggubrisnya. Sampai lengan Adam merengkuh pinggang Bastian. Bastian membuka lebar kedua matanya, lalu memastika apa yang sedang menindihnya.
Melihat lengan Adam berada di tempat yang tidak seharusnya Napas Bastian semakin tidak karuan. Pikirannya semakin kacau dengan ingin terus membiarkannya disana atau memindahkannya dari sana. Dan tanpa berpikir macam-macam Bastian tetap mengijinkan lengan itu berada disana selama yang dia mau.
Hingga malam menjelma siang. Lengan Adam masih saja berada di tempat sebelumnya. Namun, posisi Bastian yang berubah. Wajah mereka saling berhadapan. Deru napas diantara mereka menghembus seirama. Terlihat semakin intim setelah lengan itu menarik tubuh Bastian agar semakin mendekat padanya.
Namun karena tindakan itu Bastian tersadar dari tidurnya. Mungkin karena reflek Bastian tiba tiba saja melompat dari tempat tidur. Dan hal tersebut juga membuat Adam turut tersadar dan langsung terduduk di tempat tidur.
"Mas Adam mau apa??" Tanya Bastian sedikit panik.
Adam masih belum sepenuhnya sadar. Bahkan dengan santainya tangannya menggaruk kepalanya dengan pose ala ala baru bangun tidur.
"Kamu kenapa sih Bas? Masih pagi juga."
"Tadi ngapain pake peluk-peluk segala?"
"Peluk apaan sih Bas?"
Bastian dengan cepat merubah emosinya menjadi lebih tenang. Memaklumi hal yang mungkin bukan hal yang disengaja oleh Adam. Namanya juga orang tidur pasti tidak sadar. Alam bawah sadarnya yang mengambil alih.
"Aku mandi dulu."
Adam hanya bisa mengedipkan mata. Heran melihat tingkah aneh Seseorang yang menjadi penguasa hatinya.
~#~
Adam menyambut dengan gembira pagi hari di pulau yang telah menjadi saksi bisu perasaannya kepada Bastian. Dengan peralatan fotografinya mas Adam berjalan seraya menyunggingkan senyum gembira di belakang Bastian. Melihat punggung tegap model yang paling dia sayang.
Kali ini Bastian dan sebagian besar model lain tidak terlalu tampil stylist. Tapi, tetap terlihat keren walau hanya dengan celana pendek dan kaos polo dan kacamata hitam sebagai penghalau sinar matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEIGHBOUR
Randomhai pembaca semua. perkenalkan panggil aja gue Hill. ini cerita pertama gue di wattpad. inspirasinya sih dari sitkom tetangga masa gitu. cuma genrenya romansa sejenis. garis besarnya sih tentang beratnya perjuangan Bastian untuk menghilangkan perasa...