[Author~pov¤]
Banyak orang yang bilang nggak ada yang tahu darimana dan dimana cinta itu datang. Ada yang pernah mengalaminya dari pandangan pertama mereka. Ada juga yang mengatakan sejak mereka saling membenci. Banyak macamnya.Dan dikasus unik ini cinta mereka datang sejak Adam membuka mata dari tidur nyamannya. Melihat sosok yang awalnya ia anggap biasa saja berubah menjadi sangat tidak biasa. Dia tidak biasa dimata Adam bahkan Raffa sekalipun, hingga Raffa pun memilih memeluk Bastian daripada Adam- ayahnya sendiri.
Adam tersenyum melihat pemandangan yang tidak biasa ini. Ya, tidak biasa. Mungkin jika istri Adam masih hidup dia akan sering melihat pemandangan semacam itu. Ini untuk pertama kalinya.
Adam mencium pelan kepala Raffa, buah hati tercintanya sebelum dia turun dari tempat tidur. Menyiapkan sarapan.
Masih dengan piama tidur serta kaus putih fit bodynya Adam memotong-motong tomat. Membuka kulkas untuk mengambil daging asap yang ia beli beberapa waktu yang lalu, nitip bibi sih sebenarnya, tapi sudahlah. Lalu memanggang sebentar.
"Lagi bikin apa mas?"
Tiba-tiba Bastian sudah berdiri di belakang meja makan sambil menengguk segelas air putih. Dengan baju tidur yang Adam pakaikan kemaren- karena Bastian terlalu mabuk untuk memakai baju sendiri, Bastian bersandar di salah satu kursi dengan gelas setengah kosong seraya memandangi Adam yang masih sibuk memanggang.
"Oh, ini bikin sarapan buat kamu sama Raffa. Raffa belum bangun?"
Karena penasaran dan sering ngercokin istrinya didapur Bastian melangkahkan kakinya ke dalam dapur. Masih membawa gelas berisi air minum miliknya.
"Belum. Saya gak tega banguninnya."
Adam hanya tersenyum mendengar perkataan Bastian. Lalu mengambil sedikit kecap untuk penambah rasanya.
"Biasanya kamu kalau sarapan suka makan apa?" Ucap Adam sambil mengangkat daging asap pangang dari panggangan.
"Em, apa aja sih mas. Tapi seringnya sih makan nasi goreng. Itu pun saya bikin sendiri." Jelas Bastian sambil menaruh gelas yang sedari tadi ia pegang di atas meja makan.
"Loh? Emang Bintang gak pernah masak?" Seru Adam seraya menaruh sandwich buatannya di atas meja makan.
"Pernah. Tapi... ya gitu lah." Ucap Bastian sambil sedikit tertawa mengingat kejadian diawal mereka pindah rumah.
"Ooh paham saya." Adam pun juga turut menganggukan kepalanya tanda mengerti.
"Iya, jadi ini untuk pertama kalinya ada orang yang buatin saya sarapan."
Dan tanpa bisa Adam kontrol mukanya sedikit memerah mendengar ucapan Bastian. Tentu senyum malu-malunya juga turut menyemarakkan ekspresi wajahnya.
"Sebentar ya, saya bangukan Raffa dulu."
~#~
[Bastian~pov¤]
Bagaimana reaksi kalian saat kalian sadar orang yang tidur di samping kalian bukanlah orang yang biasanya tidur di samping kalian? Untung gue nggak langsung lompat dari tempat tidur karena tau orang yang tidur sambil meluk gue bukanlah Bintang istri gue. Tapi Raffa anak tetangga gue.Dan bagaimana reaksi kalian begitu kalian sadar kalian bukan berada di kamar yang biasa kalian tempati tidur? Pasti kalian pada parno. Gue pun sama. Tapi setelah tahu gue berada di rumah mas Adam dan sadar kemarin malem gue mabuk rasa parno itu menghilang seketika.
Gue menenggak sekali lagi gelas minuman gue sambil menunggu mas Adam membangunkan Raffa. Memandang kosong ke arah ruang tamu yang terpisah tanpa sekat sehingga layout nya terlihat sangat luas. Mencoba mengumpulkan segala hal yang masih mengganjal di batin gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEIGHBOUR
Randomhai pembaca semua. perkenalkan panggil aja gue Hill. ini cerita pertama gue di wattpad. inspirasinya sih dari sitkom tetangga masa gitu. cuma genrenya romansa sejenis. garis besarnya sih tentang beratnya perjuangan Bastian untuk menghilangkan perasa...