Chapter 17 "Sehari Bersama Mereka Yang Aku Cintai"

3K 133 35
                                    

[Author~pov¤]
Hari terus berlalu. Belum genap satu tahun Bastian dan Bintang melewati hari hari mereka dalam biduk rumah tangga. Dan belum genap satu tahun juga Mereka mengenal keluarga kecil sebagai tetangga mereka.

Waktu terus saja berdetak meninggalkan mereka yang diam di tempat. Bastian terus berusaha untuk menggenapi segala kebutuhan rumah tangga mereka. Setelah pagelaran busana itu dan setelah berhasil menghiasi majalah style fashion terkenal, Bastian terus saja terbanjiri job fotoshoot. Bahkan ada juga tawaran iklan untuknya.

Menjadi seseorang yang sibuk dan perlahan terkenal tidak selalu merasa hidup berpihak padanya. Cemburu pada waktu adalah satu satunya hal yang tidak berpihak pada orang orang seperti itu. Waktu bersama semua orang yang selalu mencintai perlahan dan pasti akan selalu berkurang.

"Iya mas, baik... Minggu depan ya mas."

Bahkan sekarang Bastianpun tengah melakukan kesepakatan dengan pekerjaannya. Bintang yang sedang berbaring malas di atas tempat tidurpun menatap Bastian cemburu.

"Masih pagi sudah anggurin istri."

Bintang merajuk memeluk erat bantal tidur Bastian. Mengaanggapnya seolah suaminya. Padahal yang dibicarakan masih saja berbicara dengan orang asing lewat telepon.

"Baik mas... Baik. Terima kasih banyak mas."

Bastian menutup ponselnya. Mengalihkan lagi perhatiannya pada Bintang yang semakin meracau tidak jelas di atas tempat tidur. "Aku dapet tawaran. Mungkin kali ini agak jauh."

Bintang hanya diam melirik tidak suka pada suaminya. Bibirnya masih saja cemberut sehingga membuat wajahnya terlihat lebih lucu.

Melihat istrinya berwajah seperti anak kecil yang sedang merajuk Bastian sadar kalau istrinya terganggu dengan kegiatannya.

"Uuhh... Ini isteri siapa sih lucu banget kalau cemberuut." Ucap Bastian sambil mencubit gemas pipi cabi Bintang. Seakan dia tengah membujuk anak kecil.

"Kamu jangan terlalu sibuk..." Bintang menurunkan tangan suaminya dari pipinya. "Aku merasa semakin tidak kamu perhatikan."

Mendengar curahan hati istrinya Bastian tersenyum lega. Dan sedetik kemudian Bastian menarik mesra Bintang kedalam dada bidangnya. Mengusap-usap lembut rambut panjang Bintang penuh dengan kasih sayang.

Bastian juga sadar kalau dirinya belakangan terahir sedikit lebih sibuk dari biasanya. Sehari bisa dua sampai tiga kontrak kerja dia lakukan. Dan tidak jarang Bastian pulang sedikit larut, karena terlalu bersemangat dengan pekerjaannya.

"Maaf ya sayang. Semua yang aku lakukan ini juga untuk kehidupan kita sayang." Sebuah ciuman singkat mendarat di kening Bintang. "Karena kamu belum terlalu bertenaga biarkan suamimu ini yang menjadi pengikut setiamu pagi ini."

"Ah... yang bener. Yakin?"

"Hamba siap menerima perintah putri." Ujar Bastian sambil bergaya layaknya rakyat biasa yang di perintah keluarga bangsawan.

Bintang tersenyum melihat tingkah suaminya. Dan kemudian Bintang mulai berpikir perintah apa yang harus dia berikan.

"Aku laper. Buatkan aku satu porsi nasi uduk bakar, bisa?"

"Keinginan putri akan segera menjadi nyata"

Dan tiga puluh menit kemudian sabuah nasi uduk dengan bungkus daun pisang yang sudah agak legam terhidang di atas piring. Dengan sigap Bintang pun menyendok nasi bakar itu kedalam mulutnya.

"Ada yang lain putri?"

Bintang berhenti mengunyah makanannya. Berpikir sejenak sebelum menjawab. "Terlalu sepi. Menyanyilah untukku."

NEIGHBOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang