Chapter 13 Bagian 2 "Portofolio Bastian"

3.1K 141 16
                                    

[Author~pov¤]
"Ah... Susah amat sih bilang iya!!" Bastian sedikit meninggikan suaranya. Bahkan beberapa orang di meja depan pun menoleh karena suara Bastian.

Adam pun semakin kikuk dipandang curiga oleh orang lain. Dan karena kekikukannya itu semakin menjadi serta Bastian semakin tidak menganggap pandangan orang lain dengan terus merengek meminta jawaban. Adam pun menarik lengan Bastian keluar ruang acara. Menyeretnya hingga masuk kedalam lift. Menuju lantai paling atas.

"Mas Adam ngapain bawa aku kesini??" Bastian sedikit kebingungan. Adam membawanya ke puncak gedung.

"Kamu minta jawabankan?"

Bastian menatap serius Adam. Langit hitam diatas sana sedang cerah. Banyak bintang menghiasi malam. Hembusan anginpun cukup kencang. Karena sekarang mereka berada di atas ketinggian tujuh lantai.

"Iya aku yang mengirimnya dan aku pula yang membelinya untuk kamu. Sebagai hadiah atas kerja keras kamu. Aku tau itu tidak seberapa dengan..."

Ucapan Adam tiba-tiba saja terhenti. Bastian dan pelukannya yang tiba-tiba itulah yang menghentikannya. Bastian tidak tahu harus bagaimana mengucapkan rasa terima kasih kepada Adam. Namun, hal terbesar yang ingin Bastian buktikan adalah perasaannya terhadap Adam yang semakin tidak jelas.

Adam hanya bisa membeku menerima pelukan dari Bastian. Napasnya tercekat. Jantungnya berdetak tak karuan. Diatas sana angin masih berhembus cukup kencang tapi Adam terasa suhu tubuhnya meningkat perlahan.

Bastian semakin erat memeluk tubuh kekar Adam. Rasa ingin tahu Bastian menguasai pikiran Bastian. Ingin tahu apakah rasa yang ia rasakan juga dirasakan pula oleh Adam atau tidak.

Mendapatkan perlakuan manis dari orang yang mulai ia sayangi, tangan Adam perlahan bergerak ingin merengkuh punggung Bastian. Namun, sesaat sebelum kedua tangan itu meraih rengkuhannya, Bastian melepaskan pelukannya. Adam pun menjadi sedikit kikuk.

"Um... um... mas Adam grogi ya waktu Bastian peluk tadi."

Wah Bastian gak tau apa semenit lagi bakal lumer kalau tadi gak dilepas tuh pelukan. Ini malah di skak. Liat tuh sekarang Adam jadi semakin tidak bisa mengontrol diri. Bahkan keringat dingin mulai menyembul di sela pori kulitnya.

"Aku grogi? Ish..."

"Ooh... trus tadi kenapa detak jantung mas Adam berdetaknya keras terus cepat banget yaa..??"

"Salah denger kali kamu..."

"Ah yang bener... tapi seneng kan dipeluk sama Bastian." Gurau Bastian semakin jadi melihat kekikukan Adam.

Adam mengernyitkan mata tapi, ada segurat senyum yang melengkung dalam wajah Adam. Adam tahu sisi kekanak-kanakan Bastian tapi, seringkali itu hanya saat bersama Raffa.

"Sudah ah sudah. Sebenernya saya ajak kamu kemari untuk menawarkan pekerjaan buat kamu, itu kalau kamu mau."

"Kerjaan apa mas?"

"Saya mau mengajak kamu bergabung dalam photoshoot projek underwater di majalah tempat saya bekerja."

"Underwater?"

"Iya underwater. Kenapa saya memilih kamu secara personal seperti ini karena saya tahu dan yakin dengan kemampuan kamu di depan kamera."

"Tapi mas, saya samasekali belum pernah melakukan photo underwater. Saya takut mengecewakan mas Adam nantinya."

"Bas," Seru Adam seraya memegang mantap kedua bahu Bastian. "Semua hal yang baru tidak akan pernah menjadi 'lama' jika tidak pernah dicoba. Saya yakin kalau kamu berpikiran seperti ini sebelum berangkat, Jas yang kamu pakai ini tidak akan pernah melekat di badanmu. Tapi apa? Kamu memakainya dan ini membuat kamu terlihat semakin mempesona."

NEIGHBOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang