Anak baru itu menyebalkan! Aku serius dengan perkataanku barusan. Minghao, teman sekelas baruku. Baru sebulan dia masuk ke sekolah ini, tapi sudah bisa membuatku terpesona!
Aku sebenarnya bingung kenapa bisa terpesona dengan makhluk yang badannya sudah seperti lidi itu. Bukannya mau menghina, tapi lihatlah sosoknya yang benar-benar kerempeng. Huft, bagaimana bisa aku menyukainya?!
Dia pendiam, tapi bukan berarti ansos. Dia akan dengan senang hati mengobrol dengan orang yang mau menyapanya duluan. Sejauh ini, itu yang aku dapat mengerti darinya. Dia murah senyum dan lumayan pintar. Tapi kadang, dia bisa jadi makhluk paling lemot yang aku tahu!
Wajahnya innocent, dan itu terbukti. Sering aku melihatnya berkumpul dengan teman laki-laki kami dan mereka membicarakan hal menganu. Bukannya ikutan, Minghao justru diam dan sesekali berkata, "Aku sama sekali gak ngerti kalian ngomongin apa." dengan tampang innocent yang berhasil membuat teman laki-laki meliriknya aneh. Tapi tidak aneh bagiku. Justru itulah yang membuatku tertarik padanya. Pada kepolosannya.
Aku tersenyum-senyum saat melihatnya akan memakan bekal di bangkunya. Dia berdoa, kemudian menyendokkan sesuatu yang ada pada kotak bekal ke mulutnya. Aku tertawa saat ada nasi yang tertinggal di sudut bibirnya. Makan saja seperti anak kecil, pikirku.
Minghao menoleh ke arahku dengan tiba-tiba. Mungkin dia menyadari kalau sedang kuperhatikan. Aku memalingkan wajah karena ketahuan memerhatikannya. Aku jadi salah tingkah sendiri karena Minghao memergoki kegiatan gilaku yang memerhatikannya disaat jam istirahat seperti ini.
Mencoba menenangkan diri, aku menenggelamkan wajah pada lekukan kedua lenganku. Menyembunyikan rona merah yang kuyakini sudah ada di pipiku sejak tadi.
"Kamu mau, Ay?" Tanya sebuah suara imut di depanku yang langsung membuatku mengangkat wajah.
Minghao duduk di bangku depan mejaku. Dia meletakkan kotak bekalnya di meja dan mulai memakannya lagi.
"Mau?" Ulangnya saat aku tak kunjung menjawab.
"Ah, e-enggak, hehe." Jawabku sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal.
"Kamu, kenapa sering merhatiin aku gitu?"
Aku mendongak menatapnya. Tepat di mata dan dia tersenyum.
"A-apa maksudnya?" Tanyaku balik.
"Aku tau kamu sering merhatiin aku." Minghao tersenyum lagi memperlihatkan giginya yang rapi. "Do you like me?"
Aku membulatkan mataku. Ah, dia menyebalkan! Kenapa dia bisa tahu kalau aku memperhatikan dan menyukainya?!
-------
Finn
Ini oneshoot pertama^^
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN
FanfictionStories of all SEVENTEEN's member. Jangan banyak berharap sama fanfiction ini, karena authornya labil, bisa jadi ff ini juga labil. Karena semua cerita di sini berawal dari sebuah kelabilan. Read enjoyly! xx