PERHATIAN! Ini rate-nya PG-17, ya. Mohon kebijaksanaannya untuk membaca. Dan jangan baper wkwkwk. Kampret aku sendiri baper ih, baper mulu sama Jeon ihhhh!
Happy reading!
---------
Mungkin hanya aku yang merasakan bahwa kami memang ditakdirkan untuk bersama. Mulai dari dia dilahirkan, dari pertama kali aku melihat wajah polos kemerahannya yang lucu, dan dari pertama kali aku mencium pipinya, aku tahu kami akan selalu bersama.
-----------
"Dek," Sebuah tepukan hangat pada pundaknya membuat Aqila menoleh. Senyum senang pun tercetak jelas di bibirnya.
"Udah selesai?" Tanya Wonwoo dengan senyum tipis membalas senyuman adiknya.
Aqila menggangguk dan segera menggandeng erat lengan kakaknya.
"Ayo pulang, Kak!" Aqila menarik lengan Wonwoo, membuat cowok itu mau tak mau mengikuti langkah cepat adiknya.
"Dek, pelan-pelan. Emang tas kamu nggak berat?" Wonwoo berhenti, membuat Aqila ikut berhenti.
"Berat sih. Kakak mau bawain?" Aqila nyengir, membuat Wonwoo menatapnya gemas.
"Bawa aja sendiri." Wonwoo melepaskan gandengan Aqila dan berjalan mendahului cewek itu. Membuat cewek itu ber-"aaaah" panjang, sebal, dan menyusul Wonwoo dengan berlari kecil.
Digapainya lengan Wonwoo lagi. "Ngeselin." Katanya setelah melihat senyum menyebalkan dari cowok di sampingnya.
Wonwoo dan Aqila. Kakak beradik yang usianya terpaut dua tahun. Mereka masih bersekolah di SMA yang sama dengan Wonwoo yang sebentar lagi akan lulus, sedangkan Aqila baru beberapa bulan menginjakkan kakinya di jenjang SMA.
Wonwoo dan Aqila, kakak beradik yang statusnya selalu diragukan oleh orang-orang yang baru mengenal mereka. Orang baru itu pasti menganggap mereka lebih mirip sepasang kekasih daripada kakak beradik.
Wonwoo dan Aqila, cowok dan cewek dengan sifat yang berlawanan. Pendiam dan talkative. Aqila suka bicara, dia senang berkomunikasi dengan orang sehingga membuatnya terlihat sangat ramah, dan memang ramah. Sedangkan Wonwoo, dia pendiam, makin jadi diam jika dia melihat Aqila berkomunikasi dengan senyum yang tercetak jelas di bibirnya. Dia menyukai senyum adiknya yang terlihat begitu hidup di matanya.
-----------
Wonwoo tahu, lambat laun Aqila akan mengetahui yang sebenarnya. Aqila, yang jelas berbeda dengan Ayah, Bunda, dan juga dirinya sendiri. Wonwoo tahu, mereka semua terlalu lama menyembunyikannya dari remaja yang kelewat baik pada siapa pun itu. Dan mungkin, hal itu akan jadi bagian paling menyakitkan di sepanjang hidup Aqila. Wonwoo dan keluarganya tahu betul, dan mereka akan menerima konsekuensi dari semua itu.
Aqila tengah bersandar di bahu Wonwoo ketika angin kembali berhembus dan membuatnya mengeratkan selimut yang membalut tubuh mereka berdua.
"Dingin, Dek?" Tanya Wonwoo saat merasakan tubuh Aqila semakin mendekat padanya.
"Heem." Jawab Aqila dengan gumaman.
"Ayah pas bangun rumah ini, emang sengaja gitu ya, Kak, bikin rooftop kayak gini buat kita?" Aqila menatap langit malam yang terlihat begitu cerah, beda seperti malam-malam sebelum ini yang lebih sering mendung.
"Nggak tau. Pas bangun rumah ini kan, Kakak belum ada." Wonwoo mengusap rambut panjang adiknya. "Kenapa?" Tanyanya kemudian.
"Gapapa, sih. Tapi kayaknya Ayah udah punya instinct kalo anak-anaknya suka banget duduk di rooftop gini." Jawab Aqila sambil terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN
FanfictionStories of all SEVENTEEN's member. Jangan banyak berharap sama fanfiction ini, karena authornya labil, bisa jadi ff ini juga labil. Karena semua cerita di sini berawal dari sebuah kelabilan. Read enjoyly! xx