Read enjoyly!
Semoga suka :3
--------------------------------
Kemarin hujan deras dan aku tahu itulah penyebah Hoshi tidak menampakkan dirinya di kelas dari pagi hingga siang ini. Aku cukup peka sebagai orang yang sudah beberapa kali diikuti olehnya. Kemarin saat pulang sekolah, dia mengikutiku -yang membawa barang bawaan sangat banyak- hingga aku sampai di depan pintu rumahku. Aku tentu saja tahu dia tidak menggunakan payung atau alat pelindung hujan apa pun. Dia hanya menyandang tas sekolahnya, dan berlari kecil mengejarku tanpa aku menoleh ke belakang.
Aku tidak melarangnya. Karena selama ini aku bersikap seperti tidak tahu apa-apa. Dan dia juga tidak mengatakan apa-apa setelah 'mengantarku'.
Aku masih tidak mengerti apa yang Hoshi pikirkan dan inginkan. Kemarin, dia berdua dengan cewek yang aku yakini pasti punya hubungan lebih dengannya. Zalfa, orang itu bernama Zalfa. Kelasnya ada di sebelah kelasku dan kami sering bertegur sapa.
Untuk apa dia melakukan hal-hal bodoh seperti kemarin jika dia memang sedang dekat dengan seseorang? Dia mau mengejekku?
Tapi kali ini aku merasa cukup bersalah. Dia sakit karena kehujanan, saat mengikutiku. Dan aku sedikit sebal dengan fakta itu. Dia bodoh sekali kenapa mengikutiku.
--------------
Aku sedang memainkan ponselku saat kudengar seorang cewek berbicara tepat dari depanku.
"Nupita," sapanya yang membuatku mendongak.
Aku menatapnya dengan kening agak berkerut. "Eh, Zalfa?"
Dia tersenyum.
"Kenapa?" Tanyaku.
Zalfa duduk di bangku depan mejaku, menatapku dengan senyumnya.
"Tadi Hoshi bilang, dia minta tolong dibawain catatan pelajaran hari ini sama lo." Jawabnya.
"Eh?" Aku tidak terkejut sebenarnya, karena selama ini pun begitu, Hoshi selalu memintaku mengantarkan catatan saat dia tidak masuk sekolah dengan alasan apa pun. Tapi siapa orang yang menyampaikan permintaannya itu, yang membuatku terkejut.
Hoshi meminta Zalfa untuk menyampaikan pesannya. Dan aku yakin 100% kalau mereka memang berkirim pesan. Kenyataan itu entah kenapa membuatku sebal.
Hoshi biasanya akan bawel ketika memintaku mengantarkan catatan. Dia akan mengirim pesan di setiap media sosialku agar aku bisa dengan cepat meresponnya, ya walaupun selalu kubalas dengan kata-kata tajam dan kalimat tidak sukaku, dia tetap melakukan itu. Sampai hari ini, sampai dia sama sekali tidak menghubungiku untuk meminta catatan, dan malah meminta cewek yang dihubunginya untuk menyampaikan pesannya.
Aku sudah terbiasa dengan sikap Hoshi padaku, dan sikapku padanya, sampai hari ini dan aku merasa ada yang berbeda.
"Nanti kita bareng ya, Nup, ke rumah Hoshinya. Gue mau jengukin dia." Kata Zalfa yang membuatku menatapnya heran.
"Kalian pacaran?" Tanyaku tanpa basa-basi.
Dapat kulihat wajah Zalfa memerah dan dia tersenyum malu sambil menunduk. Firasatku tidak enak saat itu juga.
"Em, tapi lo jangan bilang siapa-siapa ya, Nup?" Dia sedikit berbisik, membuat perasaanku semakin tidak enak. Tapi aku tetap mengangguk.
"Kemarin pagi gue nembak dia, tepat sebelum lo dateng. Dan dia bilang-" Zalfa menghentikan kalimatnya sembari menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
"Dia bilang?" Tanyaku tak sabaran.
"Dia bilang, jalanin dulu aja." Zalfa tersenyum, lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN
FanfictionStories of all SEVENTEEN's member. Jangan banyak berharap sama fanfiction ini, karena authornya labil, bisa jadi ff ini juga labil. Karena semua cerita di sini berawal dari sebuah kelabilan. Read enjoyly! xx