Setelah hari itu, aku sama sekali tidak mau melihat Minghao. Jangankan untuk melihatnya, menoleh saja tidak. Aku terlanjur malu.
Walaupun aku tahu cara ini sangat kekanakan, tapi mau bagaimana lagi? Aku sengaja melakukan ini untuk menghindari Minghao yang semenjak hari itu selalu mencoba berkomunikasi denganku. Bukannya aku tidak senang, aku senang tentu saja. Tapi hey, siapa yang kuat menahan malu di depan orang yang kamu sukai saat dia mungkin atau sudah tahu betapa sukanya kamu kepadanya?
Di depanku sudah ada Mingyu dengan wajah garangnya sedang menatap ke arah Minghao. Bukannya aku ikut melihat ke arah Minghao juga. Tapi aku hanya mendapat informasi dari teman sebangkuku bahwa Mingyu dan Minghao sedang bertengkar. Entah karena apa tapi yang kutahu Minghao sampai membentak Mingyu kemarin.
Sisi Minghao yang lain ternyata, galak.
"Ming, minggir, badan lo ngalingin." Tegurku saat merasa badannya yang tinggi menjulang itu menghalangi huruf-huruf di papan tulis yang harusnya kusalin.
"Bentar, gue lagi perang dingin." Katanya sok tegas.
"Heleh, kentut kuda macem lo mana bisa perang-perangan?" Itu Siska. Matanya sudah melirik malas Mingyu yang ada di sampingnya.
"Eh buntelan kentut, diem." Mingyu tertawa kecil menanggapi omongan Siska. Dia memang seperti itu, tidak pernah serius. Bahkan yang dikatakannya perang dingin tadi hanyalah bualan. Dia tidak serius.
Aku memutar bola mata, diikuti Siska.
"Ay, si Minghao daritadi ngeliatin lo mulu." Bisik Mingyu saat dia sudah kembali duduk di depanku.
Mataku membola, "Ah, perasaan lo doang." Belaku.
"Terserah kalo gak percaya. Tapi tatapannya sekarang tuh kayak...."
"Apa?" Selaku cepat, melotot.
"Memprihatinkan banget Ay!" Siska bergidik, membuatku mengernyit.
"Kenapa, sih?" Sebenarnya aku sudah tidak tahan dengan obrolan ini dan ingin segera melihat bagaimana wajah Minghao sekarang.
"Tatapannya tuh kayak nelangsa gitu.." Siska menambahkan, membuat Mingyu menyetujui ucapannya. "Gak tau deh karena apa. Tapi kayak abis diputusin pacar gitu ekspresinya."
Aku menghela nafas, "Ya terus apa hubungannya sama gue?" pura-pura tidak tahu mungkin akan lebih baik.
Siska memicingkan matanya, menatapku yang dengan santainya memasang senyum. "Hubungannya adalah, dia, dari tadi, ngeliatin elo!" Sungutnya kemudian dengan kalimat yang dipenggal-penggal dan ditekankan. Mingyu mengangguk.
Aku menghela nafas lagi, membuang pandangann dari kedua teman sekelasku itu. "Udahlah biarin aja."
Dan Mingyu hanya mengangkat bahu sambil kembali menghadap ke depan.
---------------
Aku sedang dalam mode malas ketika ponselku bergetar dari atas bantal, menandakan ada chat masuk.
From : Minghao
Aya, ini aku Minghao.
Aku membolakan mata, bukan karena terkejut Minghao mengirimiku chat, melainkan karena isi dari chat tersebut. Sedikit kesal dengan basa-basi Minghao yang seperti itu. Lagian, untuk apa cowok itu menyebutkan namanya kalau aku sendiri sudah menyimpan nomornya bahkan kami sempat chatting? Dasar menyebalkan.
Dengan ragu, aku mengetikkan balasan untuk gebetanku itu.
To : Minghao
Iya tau. Knp?
Tak lama sebuah chat kembali masuk ke notifikasi ponselku.
From : Minghao
Kamu gapapa?
Pertanyaan yang membuatku mengernyit lagi. Entah sudah berapa kali dalam seharian ini aku mengernyitkan dahi. Sudah banyak jika dihitung.
Ini sebenarnya ada apa dengan Minghao? Tiba-tiba bertanya seperti itu. Memangnya aku kenapa?
Aku segera mengetikkan balasan,
To : Minghao
Gapapa. Emang aku kenapa?
Aku masih memikirkan pertanyaan Minghao barusan. Dia kenapa bertanya seperti itu? Memangnya aku kenapa? Aku sehat, tidak sakit. Lalu... kenapa.....
Kulempar ponselku saat aku mengingat pertanyaan Minghao beberapa hari lalu yang membuatku tidak mau melihatnya dan menyapanya.
Dan tentang perkataan kedua temanku tadi siang tentang Minghao yang terus-terusan menatapku dengan pandangan yang... nelangsa?
Mau teriak rasanya saat merasakan jantungku terus berdebar mengingat hal itu. Faktanya, aku sudah melupakan kenyataan bahwa Minghao sudah menyadari (mungkin) perasaanku.
Ponselku bergetar, segera kubuka chat yang ternyata memang dari Minghao.
From : Minghao
Kamu jd ngejauh gitu abis aku tanya kamu suka sm aku. Kamu knp?
Jantungku makin berdetak kencang. Ternyata benar dia menanyakan hal ini. Dengan sedikit gemetar kuketikkan balasan untuknya. Mengelak tentu saja.
To : Minghao
Gapapa. Jangan nanya lagi.
Tak sampai semenit, notif chat sudah tampak di layar ponselku.
From : Minghao
Kamu ngejauh Ay. Aku sedih. Kamu gak tau aja kalo aku suka sama kamu. Bayangin deh rasanya dicuekin sama orang yg disukain. Sedih gak?
I just want to know knp kamu nyuekin aku. Aku ga mau dicuekin 😖
AKU MELOTOT. TANGANKU GEMETAR. KERINGAT DINGIN MEMBASAHI DAHIKU DAN AKU SEDANG TIDAK SANTAI.
JANTUNGKU....
JANTUNGKU.......
Ponselku sudah jatuh sedari tadi. Aku jadi duduk di atas kasur. Kakiku sudah geratilan menghentak-hentak kasur di bawahnya.
Pasti aku salah baca, pasti.
Kucoba meraih lagi ponselku, ingin membaca chat dari cowok itu lagi. Siapa tau aku betulan salah.
Aku menyentuh layar dan menggeser locksreennya, menampilkan ada satu lagi notif dan lagi-lagi itu dari Minghao.
Mukaku memanas. Aku tidak sanggup melihat layar lagi setelah membaca chat terakhir darinya.
From : Minghao
Waaaa aku ngetik apa barusan?! Aduh Aya maaf aku gak maksud bilang gituuuu! Yaelah keceplosan 😖 Aya maaf 😖💔💔
Sudah. Aku melempar ponselku sembarangan.
Sudah. Aku tidak mau melihatnya.
Sudah. Aku ingin tidur saja dan menghilang setelah ini.
Sudahhhhh, sudah cukup. Dan tolong hentikan debaran jantungku yang sekarang menggila ini.
---------------------
Hallooooowwwwww, hehe. Aku ketawa mulu ya? Padahal gaada yg lucu👻
Gimana gimana? Gak ngefeel ya? Hahaha iyalah wong aku buatnya ditengah2 sortir HPP buat pajak. Haha. Aku hampir gila sama kerjaan yg makin lama makin buanyak ini.
Maklumin ya ceman ceman. xx
Maaf untuk typo(s)nya hehe. Kalian tau aku gapernah ngutak ngatik lagi setelah ngetik.
So, this is it. Semoga suka yaaaa xx
Yang buat,
Minghao's halfheart 😆😆😆😆
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN
FanfictionStories of all SEVENTEEN's member. Jangan banyak berharap sama fanfiction ini, karena authornya labil, bisa jadi ff ini juga labil. Karena semua cerita di sini berawal dari sebuah kelabilan. Read enjoyly! xx