"Never to be Something" (Joshua)

2.7K 198 22
                                    

Semua orang tahu aku dan Joshua bersahabat sejak kami kecil. Semua orang tahu akulah yang paling dekat dengannya, begitupun sebaliknya. Semua orang juga tahu bahwa kami sama-sama sangat menyukai musik dan bisa memainkan gitar. Semua orang tahunya aku adalah perempuan satu-satunya di hidup Joshua setelah Ibunya.

Tapi yang tidak semua orang tahu dan hanya aku yang tahu adalah, Joshua telah mempunyai kekasih. Bukan, bukan aku orangnya. Jelas saja, aku kan hanya sahabatnya.

Dan yang Joshua tidak tahu adalah, aku menyukai Joshua. Entah sejak kapan. Mungkin sejak kami sama-sama baru bisa berjalan? Entahlah aku tidak paham betul kapan pertama kali aku menyukainya. Yang kutahu adalah selama ini aku selalu memujanya. Dan aku memendam perasaanku.

-----

Pertama kali Joshua mengenalkan kekasihnya padaku adalah saat ulang tahunku yang ke-16. Acara ulang tahun spesial setelah acara resmiku dan keluarga yang selalu kami rayakan berdua. Tapi kali itu berbeda. Dia membawa seorang gadis dengan gaun merah muda dan flatshoes yang senada dengan gaunnya. Gadis itu tersenyum malu-malu kepadaku, dia menyapaku dengan pipinya yang memerah alami.

"Hai, kak Keffy." Senyum malu-malunya masih mengembang.

Aku membalasnya dengan senyumanku yang biasa.

"Keff, kenalin, ini..."

"Deola. Adik kelas kita, right?" Aku memotong ucapan Joshua. Masih dengan tersenyum.

"Yap, you know all, Keff." Joshua terkekeh, membuat senyuman lurusku berubah menjadi senyuman miring. Dia tahu aku paling benci disebut seperti itu.

"Jadi?" Tanyaku.

"Dia...." Joshua menatap Deola yang sedang menunduk malu-malu. "Pacarku." Lanjutnya sambil menggenggam kedua tangan Deola.

Aku tersenyum. Masih tersenyum saat kutahu dadaku ingin meledak.

Aku tersenyum. Masih juga bisa tersenyum ketika mataku menunjukkan yang sebaliknya.

Aku tersenyum. Masih tersenyum saat mengucapkan kemunafikan terbesarku.

"Wah, akhirnya Joshua gak jones lagi! Akhirnyaaa! Ya Tuhan terima kasih!!!" Aku menghampirinya, menghampiri mereka. Memeluk kedua orang yang sekarang tertawa karena sikapku.

Yap. Begitu pandainya aku berbohong.

"And Keff, jangan sampai ada yang tau soal ini, ok?" Joshua mengelus pucuk rambutku.

Aku memegang tangannya yang masih hinggap di sana. "As your wish."

Dia mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

"Ini-" aku melirik Deola yang berdiri di samping Joshua. "Date pertama kalian?" Tanyaku.

Joshua tersenyum dan merangkul kekasihnya. "I think, yes."

Kulihat, Deola juga tersenyum di sela lirik-lirikannya kepada Joshua.

"Oh ok. I'll leave you two here." Ucapku seraya mengambil clutch-ku di meja. "Have a great date, baby!" Kataku kemudian berbalik dan berjalan menjauh. Aku melambai ke arah mereka berdua yang terlihat semakin jauh.

Mereka sudah tidak terlihat dan aku masih memasang senyumanku. Senyuman paling palsuku.

Senyuman yang akhirnya menghasilkan tangisan di sepanjang perjalananku untuk pulang. Pulang kembali. Tanpa harapan apapun pada sahabatku.

"We are never to be something, Josh. Never."

SEVENTEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang