3rd Person of View
"Hah...hahahaha..!!" Sebuah tawa mengerikan yang menggema terdengar dari dalam gang suram ditengah hujan. Gelapnya malam menambah kesan mengerikan dari tawa tersebut.
Seorang pemuda yang mengenakan jaket berwarna hitam tampak sedang melakukan sesuatu. Darah yang berbekas di jaket nya menyiratkan sesuatu. Kilatan pisau yang ia genggam terpantul karena cahaya bulan. Karena hanya bulan lah penerangan di kala itu. Ia mengangkat pisaunya keatas dan menebas seseorang di depannya. Seorang wanita tampak tak berdaya, wajahnya pucat kehabisan darah, tatapan horor masih ia layangkan ke pemuda itu. Pemuda itu menyeringai, lalu tanpa perasaan ia memotong tubuh wanita itu.
Wanita itu akhirnya tak bergerak, ataupun merintih. Ia telah mati.
"Beres..!" Kata pemuda itu sambil menjilat pisau penuh darahnya dan memasukannya ke dalam kantong jaketnya. Ia berjalan pergi dari gang sempit itu. Sejenak, ia berhenti dan menoleh ke arah mayat korbannya. Muncul kembali seringaian puasnya.
Triiingg....Triiiingg...
Sebuah suara khas yang berasal dari kantong pemuda itu berbunyi. Dengan malas ia merogoh kantongnya, mengambil handphone nya lalu mengangkatnya.
Tut.
"Halo? Ya, ada apa bu?" Jawab pemuda itu di telepon yang tampaknya sedang berbicara pada seseorang yang adalah keluarganya.
"Ah... Ya.. Sekolah baru ya? Iya iya bu...aku akan segera pulang. Habis ini tugas ini selesai." Kata pemuda itu lagi sambil mengakhiri percakapan dengan ibunya tanpa berperasaan.
"Tugas... Hah! ... Aku bohong bu.." kata pemuda itu sambil memasukan handphone nya ke dalam kantong celananya dan berjalan pergi meninggalkan gang.
To be Continued.....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Was a Killer
Mystery / Thriller[TAMAT] "Dia pembunuh yang manis..." [Baca 'Dead End' untuk cerita yang lebih baik]