Ze POV
Aku kini sudah berada di dekat rumah Kina. Saat sampai di halaman rumahnya, aku melihat Jason yang terkapar di tanah, dibawah jendela kamar Kina.
Aku tahu apa yang terjadi.
Aku malas memikirkannya, aku terlalu lelah.
Saat aku sudah sampai di kamar Kina dan masuk kedalam,
Buk.
Wajahku dilempar sesuatu yang empuk. Dan saat benda itu jatuh,
"Hei! Apa masalahmu? Jangan sembarangan lempar bantal ke muka orang!!" Ucapku kesal. Ekspresi Kina tampak lebih kesal dariku.
"Masalahnya, aku menyuruhmu pulang jam setengah tiga pagi, bukan jam tiga lebih sepuluh menit!!" Kata Kina dengan ketus.
Ah ya, benar ._.
"Maaf, tadi aku sedikit dihambat oleh korbanku!" Jawabku santai sambil menunjukan bekas gigitan dari gadis mantan korbanku. Kina menatap bekas gigitan ini lalu menyentuhnya. Membuatku sedikit meringis.
"Apa sakit?" Tanya Kina dengan ekpresi khawatir. Aku menggeleng. "Tidak seberapa. Jangan khawatirkan aku! Kau ini sudah seperti istriku saja.." jawabku santai. Namun tiba-tiba aku terdiam.
'Apa yang kukatakan barusan?!' Keluhku dalam hati. Entah kenapa sekarang aku gugup dan wajahku..agak memanas.
Aku melirik Kina yang wajahnya sudah merah padam.
"Akhem!! Er..apa kau lapar?" Tanya Kina yang mengubah suasana. Aku mengangguk. Ia tersenyum.
"Aku akan memasak..kau mandi dulu sana. Tapi! Sesudah mandi, kau harus memanggilku, aku akan mengobati lukamu lagi.." jelas Kina. Aku hanya mengangguk dan berjalan ke arah kamar mandi.
***
*skip sampai selesai mandi*
"Uhm...." oke, aku sekarang sangat bingung. Aku kesekolah pakai seragam apa? Seragamku sudah sobek akibat Ken keparat itu.
Krieet...
Aku mendengar suara seseorang membuka pintu kamar ini. Aku menoleh.
"Oh? Kina?" Tanyaku polos. Sedangkan Kina, ia menatapku dengan wajah semerah tomat. Eh? Kenapa?
"Z-Ze,..."
"Ada apa?" Tanyaku dengan tampang polos, lagi.
Kina menunduk. Wajahnya sudah sangat merah. Lalu ia mengangkat wajahnya dan ekspresi nya yang mencerminkan marah dan malu?
"PAKAI CELANAMU!!"
"Eh?"
Dengan keras, Kina melempar pakaian yang tadinya ia pegang ke wajahku, lalu berlari ke arah dapur.
"Pakai celana? Tapi aku kan hanya.." belum sempat aku melanjutkan, aku tersadar sesuatu.
Aku bukan dirumahku sendiri.
Dan aku disini, di kamar Kina, hanya memakai boxer hitam yang posisinya di bawah pinggul ._.
"Astaga, bagaimana aku lupa?!!" Kataku sambil menepuk dahi. Aku mengambil baju yang berserakan di lantai, karena saat Kina melemparnya ke wajahku, aku tak menangkapnya.
"Hm? Seragam? Seragam yang sama dengan seragamku.. " ucapku. Namun aku tahu ini bukan seragamku, karena tak ada bekas sobekan dan terlihat terawat.
Aku mengangkat bahu lalu memakainya. Masa bodoh darimana seragam ini berasal.
***
"Hi Ze!!" Sapa Kina di ruang tamu sambil memakai sepatunya. Aku hanya terdiam."Um..Kina, ini seragam siapa?" Tanyaku. Akhirnya rasa penasaranku yang menang dari perasaan masa bodoh ku. Kina tersenyum.
"Itu seragam kak Jason. Dulu ia pernah sekolah disana. Apa pas?" Tanya Kina dengan tampang polos. Entah kenapa, ia terlihat,..uhm... Adorable.
"I-iya, pas.." ucapku sedikit gugup. Hei, ini bukan aku yang biasanya!! Ada apa denganku?
"Baiklah, ayo berangkat!!" Kata Kina sambil tersenyum. Aku mengangguk sambil mengikat tali sepatuku.
***
"Uhm..Ze, bagaimana nasib motormu itu?" Tanya Kina tiba-tiba. Aku menghela napas. "Tenang saja, nanti pasti akan ada dirumah.." jawabku santai. Kina menatapku dengan tatapan malas.
Kita berjalan ke sekolah. Rumah Kina cukup dekat dengan sekolah. Entah kenapa aku baru menyadarinya, padahal aku pernah mengantarnya pulang._.
"Kina!!" Aku mendengar suara gadis dari arah belakangku. Kina dan aku menoleh. Seorang gadis berambut cokelat yang diikat twintail menghampiri kami sambil membawa beberapa buku komik.
"Ah? Ada apa Natae?" Tanya Kina. Gadis bernama Natae itu tersenyum. "Kina, aku meminjamkanmu komik yaoi . Sungguh!! Ceritanya membuatku mimisan terus!!!" Kata gadis itu dengan wajah memerah.
"...."
Yaoi?! Mereka ini?!
"Benarkah??! Apa ceritanya penuh dengan...kya!! Akan kubaca saat dirumah. Tak apa kan?" Tanya Kina dengan wajah memerah dan tersenyum. Gadis itu mengangguk. Lalu ia membisikan sesuatu yang membuat Kina memerah dan tersenyum. Ia lalu mengangguk.
"Baiklah..daah...semoga hari kalian bahagia!!" Kata Natae sambil berlari mendahului kami.
Aku masih terdiam. Tak tahu harus bicara apa. Kina masih tersenyum dan memerah sambil mendekap komik-komik itu di dadanya.
"K--kau ini, Fujoshi ya?" Tanyaku dengan sedikit tatapan ngeri. Ia mengangguk dengan bahagia(?).
"Kau membuatku takut..." ucapku pelan sambil memegang belakang leherku yang merinding.
***
Kami di kelas. Kina sedang sibuk memelototi handphonenya. Ia tampak tak peduli dengan kelas yang ributnya level dewa ini.
Aku disini, duduk tepat di belakang Kina. Tak memiliki kerjaan yang jelas di kelas. Tentu saja, karena aku hanya fokus dalam hal membunuh dan...
"Ah iya, hari ini ada latihan basket..." gumamku pelan dengan bosan. Aku melihat Kina yang kini mendengarkan musik dengan headset yang dibawanya. Ia menatap ke arah luar jendelanya yang terbuka. Angin berhembus, membuat rambutnya yang terurai, sedikit berantakan. Awalnya aku ingin tertawa, namun tawaku tertahan oleh keanggunan. Yah..keanggunan Kina. Ia tampak mempesona dari biasanya. Angin dan kibasan rambutnya menambah pesonanya itu.
Entah aku berhalusinasi atau apa, aku melihat banyak sekali bunga-bunga yang berterbangan. Dan beberapa manik cahanya yang indah. Rambutnya yang panjang tiba-tiba berubah menjadi sangat panjang dan seperti tanaman rambat, rambutnya menyebar di dalam kelas.
Jujur, aku kagum dengan halusinasiku. Bukan, tapi dengan Kina. Apa ini? Perasaan apa ini? Aku merasa senang, dan gugup. Wajahku sedikit memanas.
Aku mengeluarkan handphone ku. Lalu membuka aplikasi kamera. Entah apa yang membuatku melakukan ini, memotret Kina diam-diam.
***
TBC...---------------
A/n : maaf agak lama updatenya :'3 author keasyikan main roleplay di facebook dan nonton anime Yaoi "Dramatical Murder" T-T
Penyakit Fujo author kumat :'vSo, bagaimana? Gaje atau bagus? Krisar dan Vommentnya dong minna!! ^^v
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Was a Killer
Mystery / Thriller[TAMAT] "Dia pembunuh yang manis..." [Baca 'Dead End' untuk cerita yang lebih baik]