Kina POV
Ze...
Segeralah bangun...
Aku khawatir...
Aku memeluk tubuh Ze erat. Rasa khawatir menyelimutiku sekarang. Aku sangat takut kehilangan Ze.
Jika dipikir-pikir, baru beberapa hari aku mengenalnya dan aku tak menyangka jika aku akan mengenalnya sejauh ini dan terlibat dengannya sejauh ini.
Dan merasakan perasaan ini.
"Kau harus percaya pada Ze.." Jeff tiba-tiba berkata begitu. Ia menatapku dan tersenyum padaku. Well, meski ia memiliki sayatan berbentuk senyum, aku tahu jika ia sedang tersenyum asli.
"Hngh..." suara kecil membuatku menoleh pada sosok yang kupeluk ini. Aku melihat Ze mulai membuka matanya perlahan.
"Ze!!" Aku menyerukan namanya. Ia mengerjap lalu mulai melihatku dengan kesadaran penuh.
Aku spontan langsung memeluknya erat.
"K-Kina?!" Ze terlihat kaget. Tapi ia langsung memelukku juga.
"Terimakasih...Kina..." ucap Ze pelan.
Ia membenamkan wajahnya di pundaku. Lalu ia mengelus pipiku. Tangannya memegang daguku lalu menengadahkannya ke atas. Ia melepaskan pelukannya lalu mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Lalu mengecup bibirku sekilas.
"Aku mencintaimu"
Ze berbisik sangat pelan di telingaku setelah kecupan singkat itu. Yang langsung membuat wajahku memanas.
Aku memeluknya lagi.
"Aku juga!!"
.
.
.Ben POV
Aku melihat Jason sedang melawan Claire. Orang terkuat ketiga di KSN.
Meski ia yang ketiga, ia sangat kuat untuk ukuran seorang kanibal.
Ia mampu memotong tubuh seseorang hanya dengan benang. Dan ia juga mampu menipu lawannya dengan pesonanya.
Aku yakin Jack tak akan bisa mengalahkannya.
Eh, tapi bukannya sekarang ia sedang melawan Ken?
Dia menang tidak ya?
Oke Ben!! Jangan terlalu memikirkan hal yang lain!!
Aku berlari ke arah Jason dan seorang gadis yang tengah melawan Claire.
Jason terus menerus melempar pisau kecilnya kearah Claire, namun dengan mudah Claire hindari dan tangkis dengan benangnya.
Sedangkan gadis itu menembakan peluru dari senjata Revolver-nya. Tapi entah bagaimana, tembakannya meleset.
Claire melempar benangnya kearah Jason.
Jason yang saat itu sedang lengah, terikat benang milik Claire.
"Matilah kau!!"
Aku yang melihat itu langsung melesat secepat mungkin dan memotong benang itu dengan gunting yang entah kapan kubawa.
Jason POV
Sial! Aku lengah!
Aku kini terikat benang milik Claire brengsek ini.
Jika aku tetap terikat seperti ini, dan Claire menarik benangnya, aku tak akan bisa merasakan masakan adikku yang kelewat enak itu, selamanya!!
"Matilah kau!!"
"JASOON!!" Suara teriakan Sarah mengiringi waktu kematianku.
Baiklah, mungkin ini saat yang terbaik.
Untuk Kina, maafkan Kakak yang selalu membuatmu kesal.
Maafkan kakak yang selalu mengembat laptopmu.
Maafkan kakak yang tanpa bilang-bilang memakan bakso milikmu saat kau 8 tahun.
Dan juga maafkan kakak yang selalu mencuri pakaian dalammu untuk bahan--
Slash!!
?!
"You Shouldn't Have Done That..."
Kata-kata dan suara itu?!!
"Lama tak berjumpa, musuh lama..."
"Ben?!!"
Sosok bocah bernama Ben yang sudah lama kukenal itu berada di depanku dengan gunting ditangannya.
Gunting?
"Cih, mengganggu saja kau, Creepypasta!!" Claire menarik kembali benangnya yang terputus.
Ben hanya menyeringai ke arah Claire.
"Jason, kau tak apa?" Tanya Sarah sambil menatapku penuh kekhawatiran. Aku mengangguk.
"Kalian larilah!! Biar aku saja yang hadapi bocah ini!" Kata Ben sambil memamasang ancang-ancang bertarung.
"Siapa yang kau bilang bocah? Dasar Bocah!!" Kata Claire naik pitam.
Tentu saja, siapa sih yang gak marah dikatai bocah oleh bocah? -_-
"Cepatlah!!" Kata Ben. Kali ini ekspresinya serius.
"Kenapa kau menolong kami?" Tanyaku langsung. Karena sejak awal, aku dan Ben adalah musuh.
Dan tidak mungkin musuh menolong musuhnya.
"Karena... Kina yang menyuruh!" Jawab Ben.
K-Kina?! Tunggu, itu berarti..ia telah tahu kalau aku ini...pembunuh?!
"Jangan melamun saja!! Cepat pergi brengsek!!" Kata Ben yang kini naik pitam.
"Tidak!" Jawabku lantang. "Karena sejak awal ini adalah pertarunganku, jadi.."
Aku mengambil beberapa buah pisau kecilku yang beracun dari balik jubah, lalu menjepitnya di semua sela sela jariku.
"...aku tidak terima jika pertarunganku dimenangkan oleh pihak ketiga!!" Ucapku. Ben melihatku sedikit kaget, lalu ia tersenyum.
"Nah..kalau itu kemauanmu..aku tak akan memaksa..!" Kata Ben sambil mengeluarkan pisaunya.
"Hahahaha.... mau melawanku lagi? Harusnya kau bersyukur kurcaci ini menyelamatkanmu..." ucap Claire sambil mengayunkan benangnya.
Aku tak menjawabnya, hanya tersenyum miring.
Aku sudah mengerti keadaannya, tepat saat aku diikat olehnya.
"Aku tak akan terkena benang jahitmu itu, nenek!!" Ucapku meledek sambil melemparkan pisauku ke arah Claire. Tapi dengan mudah ia hindari. Claire lalu melempar benangnya ke arahku, tapi tentu saja, aku tak akan terkena serangan yang sama untuk kedua kalinya.
Aku menebas benangnya hingga putus menjadi beberapa bagian dalam gerakan cepat.
Aku lalu dengan gerakan cepat juga, melompat ke arah Claire dan menebas dadanya. Tebasanku sukses membuat darah mengalir dari dada Claire dan membuat bajunya robek.
"Cih!" Claire berdecih sambil menarik benangnya kembali.
"Kau hebat juga..." ucap Ben yang sedari tadi memerhatikanku. Aku hanya tersenyum mendengarnya.
"Hm..hm...hm..." suara tawa tertahan dari Claire terdengar. Aku menengok ke arah Claire. Ia kini tertunduk sambil tersenyum. Rambut merahnya menutupi matanya membuat ada kesan seram darinya. Darah masih mengalir dari dadanya.
Ia menyeringai.
****
。
。
。
。
。TBC...
A/N : author cuma mau bilang : "Gomen lama dan Gomen kalo feel nya ga dapet ._." . .) Dah itu aja :v
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Was a Killer
Mystery / Thriller[TAMAT] "Dia pembunuh yang manis..." [Baca 'Dead End' untuk cerita yang lebih baik]