Jason POV
Claire kini menyeringai. Matanya kini juga berubah menjadi merah menyala dibalik kacamata nya.
Aku memiliki firasat buruk tentang ini.
"Gawat..." gumam Ben. Aku melirik Ben yang kini tengah memperhatikan dengan serius Claire.
Dari tatapannya Ben, kurasa ini akan menjadi merepotkan.
"Dia akan menyerang kita secara habis-habisan.." ucap Ben sambil menggenggam erat pisaunya. Aku juga melakukan hal yang sama.
Persediaan pisauku sudah menipis. Dan tinggal dua serangan dariku lagi, pisau ku akan habis tak tersisa.
"Kalian pikir bisa dengan mudah mengalahkanku?!" Kata Claire sambil tersenyum bengis. Ia lalu mengeluarkan benang-benangnya lalu mengikatnya di jasad-jasad yang masih utuh yang tergeletak di tanah. Jasad-jasad yang terikat benang Claire langsung berdiri dan memasang ancang-ancang bertarung.
Sepertinya Claire menjadikan jasad-jasad itu menjadi 'Pupet' nya.
"Pesta baru saja dimulai..." ucap Claire sambil masih tersenyum bengis. Aku dan Ben mulai mengambil ancang-ancang bertarung kami.
.
.Eyeless Jack POV
"GRAAAA!!!" Lycan itu sama sekali tak memberi jeda pada serangnya. Ia terus menyerangku berturut-turut seakan ia punya dendam yang teramat sangat denganku.
Oke, mungkin ia memang dendam padaku karena membunuh Si Cosplay itu.
Menjadi makin menyenangkan.
Lycan ini masih menyerangku, ia mengarahkan cakar besarnya ke arah kepalaku namun dengan mudah ditangkis oleh Seedeater.
"Terimakasih lagi, Seedeater!"
"NGRAA!!" Dia berteriak sambil menegadahkan kepalanya keatas. Dan saat ia menunduk, ia membuka mulutnya dan mencoba menggigitku.
Sebelum mulutnya menggapaiku, aku sudah melempar pisau terbesarku ke dalam mulut nya dan sukses menancap ke tenggorokannya dan membuatnya mengatupkan mulutnya dan menunduk kesakitan.
"Seedeater! Sekarang!" Ucapku sedikit berteriak. Seedeater yang mengerti lalu berdiri dan menancapkan kuku besarnya tepat dikepala Lycan.
Lycan itu mati, pada akhirnya.
Bagus karena tugasku sudah selesai. Melelahkan juga.
Seedeater melepas kuku nya dari kepala Lycan, lalu ia duduk tepat disampingku.
"Nah..banyak juga korban hari ini...ayo kita ambil ginjalnya..." ucapku sambil berjalan ke salah satu mayat dari KSN.
Ze POV
Aku masih dipelukan Kina. Tak memperdulikan Jeff yang memperhatikan sedari tadi. Aku bahkan bisa mendengar suara desahan napas malas dari Jeff.
Rasanya lega sekali sudah menyatakan perasaanku pada Kina. Dan..uhm... kurasa 'lega' itu termasuk juga mencuri ciuman pertama ._.
Baiklah.
"Ze, aku khawatir sama kak Jason..." ucap Kina. Aku menegakkan tubuhku lepas dari pelukan Kina. Aku menatap wajahnya yang kini berubah khawatir.
Aku tersenyum. Lalu menepuk pundak Kina. "Jason itu orang yang keras kepala dan kurasa ia juga pantang menyerah. Ia tak mungkin membiarkan dirinya kalah...ditambah, Ben sedang membantunya kan? Jadi jangan khawatir...."ucapku menenangkan. Kina tersenyum mendengar ucapanku. Ia lalu memelukku.
Aku juga, langsung memeluknya balik.
"Ehem! Kurasa aku harus membantu Ben juga..." ucap Jeff tiba-tiba sambil beranjak berdiri. Aku tahu itu hanya alasan, ia hanya tak kuat melihat kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Was a Killer
Mystery / Thriller[TAMAT] "Dia pembunuh yang manis..." [Baca 'Dead End' untuk cerita yang lebih baik]