Chapter 13 - Fallin Love?

7.9K 589 17
                                    

Author POV

Malam hari begitu dingin. Hujan deras mengguyur daerah sekitar tempat tinggal Ze.

Sepi.

Itu kata yang cocok untuk mendeskripsikan suasana malam ini. Membuat kesan mencekam terasa.

Di suatu rumah berwarna merah darah, seorang pemuda berambut hitam, Zebel, tengah tertidur pulas di tempat tidurnya. Wajahnya yang sedang tertidur tampak polos, sangat tak cocok dengan hobinya yang mengakhiri nyawa orang lain.

Namun raut wajahnya mulai berubah.

Keringat mulai mengalir di dahi Ze, wajahnya memucat, napasnya tak teratur.

Sepertinya ia bermimpi buruk.

Diluar jendela, terlihat seorang yang mengenakan hoodie putih, mengawasi Ze. Wajahnya terukir senyum ear to ear, kulitnya pucat dan mata yang tak berkedip.

"Kurasa sudah dimulai..." kata orang itu.

....

Ze POV

"Kyaa!!!" Kina berteriak. Ia seperti menatap takut pada seseorang yang berada di depannya.

Seseorang didepannya membawa pisau yang sangat tajam dan masih mengalir darah hangat bekas korban sebelumnya.

Kina mulai menangis. Ekspresinya menampakkan ketidak percayaan dan kesedihan. Di mata hitamnya, tercerminkan seorang pemuda berambut hitam, dan bermata hijau menyala.

Tunggu..

Sosok itu..aku?!

"Ze..hiks..kenapa..kenapa??!!" Kata Kina sambil menangis. Melihatnya menangis membuatku iba. Tapi..

"HAHAHA!!!" aku tertawa? Tunggu..apa apaan ini?!! Aku tak bisa mengendalikan tubuhku sendiri!!

Aku mengangkat tanganku yang memegang pisau.

Tidak..tidak..jangan bunuh Kina!! Hentikan!!

Whussh...Jleb!

TIDAKK!!!!
.
.
.
.

"Huwah?!" Aku terbangun. Napasku tak teratur dan tubuhku basah oleh keringat. Aku menengok kiri-kanan dan menyadari aku masih di tempat tidur

"Mimpi buruk? Baguslah..cuma mimpi..." kataku sambil menghela napas dan menyeka keringat di dahiku.

Aku duduk di pinggir kasur, lalu menengguk segelas air yang tersedia di meja belajarku.

"Hah..." aku menghela napas. Aku merasakan tubuhku sedikit demam. Bagus.

Salahku sendiri kemarin hujan-hujanan, bela-belain cari korban -_-

Soal mimpi barusan..benar-benar mengerikan! Aneh memang, aku terbiasa membunuh orang. Tapi di mimpi ini, aku benar-benar tidak ingin membunuh...,

"Kina.." gumamku sambil menatap lantai dengan tatapan kosong. Kenapa aku tak ingin membunuh Kina? Kenapa rasanya setelah memimpikan itu, aku merasakan penyesalan mendalam?

Apa karena ia baik padaku? Atau karena aku yang berjanji tak membunuhnya jika ia tak melaporkanku kepolisi?

Atau...

Atau..?

"Atau mungkin...aku mulai nyaman bersamanya?" Gumamku sendiri, masih menatap kosong lantai.

Aku tak tahu ada apa denganku, tapi kini perasaanku campur aduk.

Mungkin nanti pagi, aku akan menanyakan 'ada apa denganku' pada ibu.

My Boy Was a KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang