Kina POV
Baiklah, saatnya mencari baju ganti untuk Ze!
Postur tubuhnya sangat mirip dengan kak Jason. Jadi aku akan meminjam baju kakak.
"Kakak!!! Aku pinjam bajunya ya???!!!" Tanyaku setengah berteriak dan dibalas dengan suara dehaman kak Jason. Aku mendengar kak Jason berjalan dan masuk ke kamarku. Oke, mungkin ia menjenguk Ze atau membicarakan sesuatu tentang lukanya, karena kak Jason mengerti soal kesehatan. Tidak, ia bukan dokter atau calon dokter. Ia hanya, mengerti.
"Kamar kak Jason gelap, pengap, bau!!" Keluhku. Kadang aku tak yakin dia ini mengerti soal kesehatan. Aku mencoba menyalakan lampu kamarnya, namun kurasa lampunya konslet, karena berkali-kali aku menekan tombol lampu, lampu tak kunjung nyala.
Terpaksa aku mencari bajunya dalam kegelapan.
Jason POV
Melihat wajah Ze yang langsung pucat pasi setelah mendengarkan kata-kataku sungguh ingin membuatku tertawa.
"Bagaimana kau?" Tanya Ze dengan raut wajah sedikit terkejut. Aku menghela napas lalu tersenyum.
"Aku melihat semuanya, Ze. Semuanya, semua yang terjadi di hutan siang itu.." kataku yang makin membuat Ze tercekat. Aku kembali tersenyum.
"Aku juga yang bicara waktu itu, bertindak sebagai seseorang yang tengah membawa polisi dan melihatmu dibawa lari oleh adikku yang awalnya akan menjadi korbanmu. Itu aneh memang. Padahal awalnya aku ingin menyelamatkan adikku.." jelasku panjang lebar.
"Tapi, melihat skill membunuhmu, membuatku tertarik padamu. " kataku lagi.
"Sayangnya, si mulut robek itu duluan yang mengajakmu masuk ke kelompoknya..." ucapku. Ze tampak bingung dengan ucapanku.
"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Ze dengan dingin. Aku tersenyum.
"Jason Rose, kakak dari pacarmu, Kina Rose, dan seorang yang sama denganmu.." jawabku. "Kami tidak berpacaran bodoh.." kata Ze santai. Ok, dia tidak sensitif.
"Seorang yang sama denganku? Maksudmu kau juga...?" Tanya Ze. Aku mengangguk dan tersenyum.
"Apa Kina tahu soal ini?" Tanya Ze. Aku menggeleng.
"Adikku yang manis tak tahu apa-apa soal diriku..." jawabku sambil menyeringai santai. Ze memasang wajah lega(?).
"Lalu, apa yang kau mau?" Tanya Ze padaku dengan tatapan dinginnya. Aku tersenyum.
"Gabung dengan kelompokku..." kataku santai. Ze yang mendengar hal itu hanya terkekeh pelan.
"Ohoho...tidak lagi.. pertama Killer Sociaty Network, sekarang apa?" Tanya Ze yang nampaknya sangat kesal.
"Red Robe..." bisikku sangat pelan di telinga Ze yang nampaknya membuatnya bergidik ngeri.
"Red Robe? Grup apa lagi itu?? Hah..banyak sekali orang aneh yang mengajakku gabung dengan kelompok aneh mereka...." kata Ze sambil menggeser posisi duduknya agak jauh dariku. Aku sedikit tersinggung.
"Akhem, excuse me? Aneh? Lebih aneh grup KSN daripada RR.." kataku yang hanya dibalas dengan tawa lepas Ze.
"Hei!! Apanya yang lucu?!" Tanyaku. Ze masih tertawa lepas, sampai nangis pula -_-
Buk!
Kesabaranku hilang, aku memukul kepala Ze tepat sesudah seseorang membuka pintu dan menyaksikan aku menjitak Ze.
"Kak JASOON!!!" suara melengking Kina membuatku merinding.
"I..ini bukan seperti yang kau pikirkan!!" Belaku pada Kina yang sudah memasang tatapan mematikannya. Padahal ia bukan pembunuh.
"Kina, kakakmu menjitakku dengan keras.." adu Ze pada Kina yang makin menatapku dengan tatapannya yang tak bisa ku lukiskan dengan kata-kata.
Sialan kau Ze.
Time Skip : 20 Minute
"Menjitak orang sakit itu bukan tindakan terpuji tahu..." kata Kina sambil memasang wajah kesal. Kepalaku sudah sangat sakit sekarang akibat jitakan terkeras nan mematikan dari adikku sendiri.
Aku bisa mendengar Ze melepaskan tawanya. Awas kau!!
Ze POV
Aku tak bisa menahan tawaku ketika melihat Kina menjitak kak Jason dengan ganas.
Tapi itu memberitahuku agar tak pernah mencari masalah dengan Kina.
Aku tak takut dengannya, hanya saja melihatnya menjitak kakaknya yang juga seorang pembunuh tanpa perlawanan balik, aku bisa memperkirakan bagaimana jika ia menjadi sangat marah.
Mungkin akan seperti kyuubi yang mengamuk di Konoha seperti di anime Naruto.
"Euhm...Ze, ini pakai lah..daripada kau bertelanjang dada seperti ini terus.." kata Kina pelan sambil menyodorkan pakaian berupa kaos berlengan panjang dengan motif loreng-loreng di tiap ujungnya.
"Um...baiklah...terimakasih.." ucapku sambil tersenyum pada Kina yang membuatnya blushing.
"Akhem...akhem.." deham kak Jason saat melihat Kina yang memerah yang langsung dibalas tinjuan keras di perut.
Aku tak bisa menahan tawaku lagi.
Kina POV
Melihat Ze yang tertawa lepas membuatku senang. Tentu saja, aku jarang sekali melihatnya tertawa seperti ini. Atau ini memang pertama kali?
Lagipula ini salah kak Jason, kenapa ia menjitak kepala Ze.
Uhm..soal aku menjitak kak Jason dan meninju perutnya, dulu aku pernah ikut beladiri Karate waktu SD lalu berhenti saat kelas 6.
Karena itu kak Jason tak bisa berkutik ketika aku marah, karena dulu, ia pernah kulempar dari jendela gara-gara tanpa ijin masuk ke dalam kamarku dan mendownload musik tanpa ijin di laptopku.
Cukup basa-basinya.
"Jadi Ze, aku akan membicarakan hal tadi nanti lagi. Kuharap kau berpikir lebih matang.." kata kak Jason pada Ze dengan tatapan dingin. Aku baru tahu, kakak punya tatapan seperti itu. Ze menghela napas malas lalu menatap kak Jason dingin.
Oke, perang tatapan dingin terjadi di kamarku ._.
"Nah..Kina, jaga pacarmu baik-baik ya? Kakak akan pergi melakukan urusan kakak..jaa~" kata Kak Jason sambil tersenyum jahil.
"Kak JASON!!! Katakan itu lagi, kulempar kau dari jendela!!!" Teriakku. Kak Jason pun langsung lari entah kemana.
"Kakak menyebalkan!!" Gumamku yang hanya disambut oleh tawa Ze. Aku entah kenapa malah ikut tertawa.
Jason POV
Menggoda adikku terkadang ada suatu kesenangan tersendiri.
Meskipun aku tahu resikonya jika aku tertangkap adikku, yaitu ditendang dari rumah. Atau yang lebih parah, dilempar dari jendela.
"Akan lebih bahaya jika ia tahu kalau aku yang membunuh sahabatnya..." gumamku pelan sambil menghela napas.
??? POV
Aku sedang mengasah pisau kesayanganku di kamar, sampai ada seseorang yang menggangguku dengan kemampuan teleport nya.
"Dari pada kau mengasah pisau tak jelas, aku memberimu misi..."
Aku menghela napas lalu menancapkan pisauku ke meja.
"Budayakan mengetok pintu, oke?, misi apa?" Tanyaku malas. Ia mendekatkan wajahnya ketelingaku dan membisikan sesuatu.
Aku mengangguk mengerti.
"Baiklah..jika itu misinya...akan kulakukan, Slenderman.."
"Lakukan yang terbaik, Jeff..."
TBC...
-------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Was a Killer
Mystery / Thriller[TAMAT] "Dia pembunuh yang manis..." [Baca 'Dead End' untuk cerita yang lebih baik]