The Last Chapter - The Last ~ Happily Ever After

7.9K 476 21
                                    

Ze POV

"Jadi, saat aku mengalahkan dia, dan saat ia menjadi kerikil atau apalah itu, dan saat aku mengambil kerikil itu, secara otomatis aku menyerap kekuatannya?" Ucapku meringkas penjelasan Slender. Slender mengangguk mengiyakan.

"Souka...." aku melihat kedua telapak tanganku dan aku melihat lagi bayangan hitam yang keluar dari tanganku.

Keren.

"Tapi apa itu tak ada efek negatif-nya?" Tanya Kina yang kini sedikit berani melihat Slender.

Slender menggeleng.

"Tidak. Karena kekuatan itu pada hakekatnya adalah kekuatan yang ada sejak Ze lahir. Namun karena adanya rasa kebencian yang ada di hati Ze, dia muncul."

"Sejak aku lahir?" Tanyaku.

Slender mengangguk. Tanpa mengatakan apapun lagi

Kalau sejak aku lahir aku memiliki kekuatan ini, itu berarti aku bukan sepenuhnya manusia?

Makhluk apa aku ini?!

Aku merasakan ada seseorang yang memeluk tanganku. Aku menoleh dan Kina tengah memelukku.

Ia tersenyum manis. Senyum yang berkali-kali membuatku jantungku berpacu lebih cepat dari biasanya.

"Ayo balik..." kata Kina. Aku mengangguk. Lalu saat aku ingin pamit ke Slender...,

Ia sudah tak ada di depanku.

Aku hanya mengerjap, lalu mulai berjalan diikuti Kina.

Jason POV

Aku mengangguk ketika Ben menjelaskan rencananya.

Kami kini berada di balik pohon, berlindung dari serangan Claire yang membabi buta.

Aku mengeluarkan pisauku, menjepitnya diantara jemariku. Lalu berlari ke arah Claire dan melempar pisau itu ke arahnya.

Tapi dengan mudah ia tangkis dengan mayat, tch.

Ben tak mau kalah. Ia menggunakan kekuatannya untuk mengalahkan Claire.

Aku bersembunyi lagi di balik pohon. Pisauku tinggal tiga. Dan kurasa akan habis jika kugunakan sekali lagi.

Oke, aku harus memikirkan cara untuk menebas kelemahannya.

'Jach-chan, butuh bantuan?'

Eh? Aku mendengar suara Sarah ditelinga kananku. Dan saat aku meraba telingaku...,

Bodoh! Aku lupa kalau Sarah memberiku earphone wireless untuk berkomunikasi.

"Ya, Sarah. Aku butuh bantuan. Apa kau bisa mengalihkan perhatiannya? Eh, aku mau tanya, kau ada dimana?" Tanyaku. Aku bisa mendengar tawa kecil khas Sarah.

'Aku ada di atasmu...'

"....."

Aku mendongak ke atas dan mendapati Sarah sedang tersenyum jahil sambil menatapku.

"Oke, bantu aku sekarang." Ucapku pura-pura tak peduli. Padahal aku ingin mencubit pipinya gemas plus kesal.

Sarah mengangguk lalu melompat ke pohon yang lain.

Aku berlari sambil bersembunyi di balik pohon. Ben masih sibuk melawan Claire. Aku berusaha mendekat ke Claire dan membidik titik lemah di pinggangnya yang mengeluarkan aura hitam.

Dar!!Darr!!Darr!

Tembakan dari Revolver Sarah terdengar. Membuat Claire menoleh dan menyerang Sarah bersamaan dengan ia menyerang Ben.

My Boy Was a KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang