Chapter 08 - Hello my Victim!

10.5K 681 28
                                    

Author POV

Ze terbangun tepat jam 12 malam. Entah apa yang menganggunya, namun ia merasakan ada yang janggal, terasa seperti, seseorang tengah mengawasi rumah ini.

Sebagai catatan, Ze masih berada di dalam rumah Kina.

Kriieet...

Suara deritan pintu terdengar dari sebelah ruangan Ze, atau lebih tepatnya, kamar Kina. Sedangkan Kina sendiri kini sedang tidur di bangku belajarnya, dikamar ini juga.

Ze dengan langkah pelan berjalan ke luar kamar dan mencari sumber suara. Dengan pisau dapur yang ia genggam dengan erat, ia membuka pintu kamar dan mendapati Jason tengah tersungkur di lantai.

"Jason?" Tanya Ze pelan. Ia mendekati tubuh Jason dan menggoyangkan tubuhnya, mencoba membangunkannya dan bertanya tentang apa yang terjadi padanya. Namun Jason malah bergumam tidak jelas.

"Aku...akan..mencabik-cabik dagingmuumumm...." Jason mengatakan itu. Kini Ze tahu apa yang terjadi pada Jason. Dan ada tiga kemungkinan yang dipikirkan Ze.

Kemungkinan pertama, ia diputusin pacarnya, lalu mabuk-mabukan dan pulang dalam keadaan mabuk berat seperti ini.

Kemungkinan kedua, ia selesai membunuh korbannya, menjarah hartanya, lalu bersenang-senang di bar.

Kemungkinan ketiga, ini yang terakhir, mungkin ia hanya tak ada kerjaan dan mabuk-mabukan dengan kelompok pembunuh bodohnya.

Yah, jadi Intinya, Jason mabuk.

Ze hanya menggelengkan kepalanya lalu meninggalkan tubuh Jason yang tersungkur dilantai. Lalu ia masuk ke kamar Kina untuk beristirahat kembali. Namun Jason tiba-tiba menggumamkan hal lain.

"Aku akan mencabik-cabik dagingmu... Jeff The Killer keparat!!!"

****

Ze POV

Ada-ada saja. Kukira ada maling yang masuk kerumah Kina, namun rupanya hanya Jason yang pulang dengan keadaan mabuk.

Aku memasukan pisau dapurku ke bawah bantal, lalu berbaring kembali. Namun aku tak bisa menutup mataku. Entah kenapa aku tidak mengantuk.

"Apa sebaiknya aku mencari korban?" Tanyaku pelan pada diriku sendiri. Aku melirik Kina yang tengah tertidur pulas dalam posisi duduk di meja belajar. Wajahnya saat tidur tampak damai. Aku tersenyum. Kali ini, aku sadar jika aku tersenyum.

Aku mendekati Kina untuk melihat wajahnya dari dekat. Rambut hitam panjangnya terurai hingga hampir menutupi wajahnya. Aku yakin, jika ia memakai baju putih panjang, ia akan tampak menyeramkan dimalam hari seperti ini.

Namun untungnya, ia memakai baju kaos tanpa lengan dan celana pendek dari jeans, jadi terkesan lebih baik.

Aku memegang rambutnya. Rambutnya halus, bagaikan benang sutera. Oke, aku terlalu berlebihan mendeskripsikannya.

Aku menyibakkan rambut yang hampir menutupi wajahnya dan menyelipkannya di telinganya. Wajahnya cantik dan manis.

"Waw.." gumamku kagum. Aku tersadar jika aku menggumamkan itu lalu menepuk pelan pipiku yang baru kusadari masih ada luka akibat Ken keparat itu.

"Oke..aku akan mencari korban sekarang.." gumamku. Aku berjalan pelan ke arah jendela kamar. Memang akan lebih mudah jika aku pergi lewat pintu depan. Namun karena alasan pribadi, aku memilih lompat dari jendela kamar Kina yang berada di lantai dua. Lagipula, ada suatu kesenangan tersendiri jika melompat dari sini.

Duk.

Aku berhasil melompat dari jendela kamar. Rupanya tidak terlalu tinggi. Aku berdiri dan memasukan tangan ke saku celana.

My Boy Was a KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang