Kina POV
"Uhm..." aku mendengar suara igauan dari seorang pemuda yang sedang kujaga di dalam tenda khusus siswa yang sakit. Dengan perasaan antara penasaran, terkejut dan bahagia, aku segera mendongakan kepalaku untuk melihat keadaannya.
Ze sudah membuka matanya, meski tak sepenuhnya. Aku tersenyum bahagia disini.
"Syukurlah...syukurlah kau sudah sadar...kau membuatku khawatir..." kataku sambil mengusap mataku yang kurasa berkaca-kaca.
Ze melihatku hanya tersenyum lemah sambil berkata "Senang rasanya dikhawatirkan.." yang sontak membuat wajahku memanas. Namun aku hanya membalasnya dengan tertawa kecil.
Tapi, lama-lama aku merasa ada sesuatu yang berubah dari Ze. Tapi aku tak tahu apa itu.
"Kina.." suara Ze membuyarkan lamunanku. Ze kini melihatku dengan jarak yang sangat dekat. Yah, SANGAT DEKAT yang jaraknya hanya 5 inchi, dengan wajah polos tak berdosa(?) Nya.
Dan kini, wajahku memanas.
"A-Eh?!"
Ze tertawa kecil. "Wajahmu memerah!! Ahaha!!" Kata Ze, masih dengan senyum. Hmmph!!!
"A--aku akan ambil air.." kataku sambil berdiri. "Eh?" Kata Ze sambil melihatku keluar tenda. Sungguh, tadi itu momen yang awkward!!
Aku berjalan ke tendaku, tepat sebelum seseorang membekap mulutku.
"Hmmphh!!" Aku memberontak. Mencoba menyikut perutnya. Tangan nya yang membekapku terlepas.
Bagus. Kesempatanku!!
Aku berlari ke arah tenda Ze. Aku tak tahu kenapa, tapi kurasa ia bisa mengatasi ini.
"Ze!! Tolong ak--hmmmph!!" Seseorang itu membekapku lagi. Aku berusaha membetontak lagi namun ia menggendongku dan membawaku lari ke arah hutan.
"Hihihi...." tawa orang itu. Aku tak mengenalinya karena ia memakai topeng anonymous. Dan beberapa detik kemudian, aku merasa lemas. Sial, apa ia membiusku?
Dan semua berubah gelap.
Ze POV
Ah...Kina...
Melihat wajahnya memerah sungguh membuatku ingin tertawa.
Tapi..
Apa yang dikatakan nya benar? Kalau dia dan aku akan membunuh Kina?
Tidak!
"Ze!! Tolong ak--hmmph!!!" Suara teriakan Kina membuyarkan lamunanku. Aku segera berlari keluar tenda dan mendapati Kina dibawa pergi oleh seseorang yang memakai topeng.
"KINA!!" aku berlari mengejar mereka. Tapi entah karena lemas atau apa, aku tak bisa menyamakan kecepatan lariku dngan orang itu. Cih..
Orang itu semakin masuk ke dalam hutan. Aku masih mengejar mereka. Hingga orang itu berhenti di sebuah pohon besar dan meletakkan Kina dibawah pohon itu. Ia kini berbalik ke arahku. Sedangkan Kina, aku tak tahu sejak kapan ia pingsan.
Aku berhenti tepat beberapa meter darinya.
"Hihihi...." tawa orang itu. Aku kenal suara ini. Jangan-jangan?!
Orang itu membuka topengnya, lalu menampakkan wajah yang familiar.
"Hi..Ze..." kata orang itu sambil mengeluarkan pisau dari kantung celananya. Aku hanya bisa menahan tawa.
"Kau berusaha melucu, Sutha?" Kataku sambil menggaruk kepalaku yang memang gatal entah karena apa(?).
Sutha menatapku aneh dengan alis terangkat satu. Lalu tersenyum kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Was a Killer
Mystery / Thriller[TAMAT] "Dia pembunuh yang manis..." [Baca 'Dead End' untuk cerita yang lebih baik]