Chapter 002 - I Found You but, What the hell are you doing?!

14.9K 1K 50
                                    

-Ze P.O.V-

Gadis dengan rambut panjang sepinggang dan seragam yang sama dengan seragamku..

"Heheh...gotcha!!" Aku mempercepat lariku. Ku ambil pisau kecilku dari dalam bajuku. Lalu, kulemparkan pisau itu tepat di kaki gadis itu.

"Kyah!!" Gadis itu berteriak dan terjatuh. Ia tampak kesakitan dengan pisau yang menancap di kakinya. Wajahnya berubah pucat saat ia melihatku berjalan santai ke arahnya.

"Kenapa kau ketakutan, teman?" Kataku sambil berjongkok di depannya sambil memegang dagunya. Ia menutup matanya dengan napas yang terengah-engah dan airmata keluar deras dari matanya.

"Kenapa? Kenapa kau lakukan semua ini, Ze? Kenapa kau membunuh mereka?" Tanya gadis itu. Aku tersenyum.

Aku mendekat wajahku ke telinga gadis itu. "Karena, ini hobiku..." jawabku pelan.

"Dan karena kau sudah disini dan menyaksikan semuanya, kau akan jadi salah satu dari mereka.." kataku lagi sambil mencabut pisau dari kakinya dan menggores pipi mulusnya.

Sreek!!

Sesuatu yang tak kuduga terjadi.

-Kina's P.O.V-

"Dah Sherin!!" Ucapku sambil melambaikan tanganku kepada Sherin yang sudah dijemput pacarnya itu.

Ia melambaikan tangannya balik namun tak mengucapkan salam sama sekali padaku.
Dasar, kuaci lupa kulit! -_-

Aku berjalan santai menuju rumahku. Dijalan, aku bertemu Ze bersama Marsha and the geng. Aku melihat Ze seperti mengatakan sesuatu pada mereka dan mereka mengangguk meng-iya-kan. Dan mereka semua masuk kedalam kebun yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Firasatku tidak enak...

Kenapa kau tidak ikuti saja mereka?

"Ah? Ya, kau benar..." kataku sambil mengikuti mereka secara diam-diam.

Aku bersembunyi di balik pohon dan mendengarkan percakapan mereka.

Aku masih mengikuti mereka . Kenapa malah makin masuk ke dalam hutan? Apa yang akan mereka lakukan di hutan kaya gini?!

"Ze? Apa benar rumahmu ada di dekat sini? Kau tidak tersesat kan?" Kata salah satu dari mereka.

"Tenang saja. Kalian tidak tersesat!" Jawab Ze dengan senyum. Sambil berbalik ke arah mereka.

Ke rumah Ze? Tidak mungkin!! Kata ketua kelas rumahnya ada di komplek perumahan. Aku masih sembunyi di belakang pohon. Sambil sedikit ngintip.

Dan yang kulihat ini benar-benar mengejutkan!!

Ze mengeluarkan pisau dari dalam kantong celananya. Di-dia ini?!

"Z...Ze? U...untuk apa pi...pisau itu?" Tanya Marsha dengan tatapan takut. Begitu juga dengan yang lainnya. Ze tersenyum. Kini senyumnta yang manis, berubah menjadi senyum keji. Membuat mereka makin ketakutan.

"Aku bilang kalian tidak tersesat. Kalian habis ini bisa keluar dari hutan ini,..." kata Ze yang memberi jeda pada kalimatnya.

Ze mulai berkata lagi, kali ini, kata-katanya membuatku terkejut setengah mati.

"Dalam keadaan tak utuh!!!" Lanjut Ze tiba-tiba sambil menusuk dan mengoyak perut Marsha.

Ze?! Dia?! Astaga...dia pembunuh!!!

Brenda dan ke empat temannya berteriak histeris. Dua dari mereka kabur.

Ze mengambil sebuah batu yang ukurannya agak besar dan melemparkannya ke arah Steva. Batu itu mengenai kepala Steva dan membuatnya mati seketika dengan kepala pecah.

Sedangkan Tira, ia mati dengan pisau yang menancap si lehernya entah sejak kapan. Ia mati tak jauh dariku. Awalnya Ia melihatku dengan tatapan putus asa. Lalu menghembuskan napas terakhirnya. Aku hanya bisa menutup mata dan menahan tangisku.

Buk!

Aku mendengar suara sesuatu yang jatuh. Saat kulihat, astaga...KEPALA BRENDA TERPISAH DARI LEHERNYA!!!

Ze tampak menikmati itu. Ia menjilat pisau dagingnya yang penuh cairan merah kental. Ia memotong-motong tubuh Brenda. Ia juga tampak bersenandung ria.

Selesai dengan Brenda, ia menuju tubuh Yuka, yang tampaknya ia jatuh pingsan. Ze menduduki perut Yuka. Dan membuka satu persatu kancing bajunya.

Apa ia akan melakukan hal yang..?!?!

Cplash!!

Ia memotong-motong tubuh Yura secara brutal. Ia tampak menyanyikan suatu lagu.

Cukup. Aku tak kuat melihat ini!! Aku harus melaporkannya pada pihak berwajib!!

Saat aku melangkahkan kakiku, tanpa sengaja aku menginjak ranting pohon. Sial!!

"Siapa disana?!" Tanyanya sambil memasang posisi siaga. Gawat!! Aku harus apa?!

"Jangan main-main denganku..." katanya lagi.

Suara langkah kakinya makin dekat.

Apa yang harus kulakukan?!

"Lari!!"

Dengan kecepatan penuh, aku langsung berlari. Ze mengejarku. Aku mendengarnya tertawa pelan.

Tuhan...tolong aku!!

Cplak!!

"Kyaah!!" Aku terjatuh dan merasakan kesakitan di kakiku. Pisau kecil tampak menancap di kaki ku. Aku menoleh dan rasanya, jantungku berhenti berdetak. Ze berjalan santai ke arahku dengan senyum kejinya itu.

"Kenapa kau ketakutan, teman?" Tanya Ze sambil berjongkok di depanku dan memegang daguku. Entah apa yang kurasakan kini, tapi jantungku berdetak kencang. Antara ketakutan dan...aku tak tahu perasaan apa ini!!

Air mata mulai membasahi pipiku. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Napas ku sesak.

"Kenapa? Kenapa kau lakukan semua ini Ze? Kenapa kau membunuh mereka?" Tanyaku. Ze tersenyum. Senyum nya ini..

Ze mendekatkan wajahnya ke telingaku dan berkata "Karena, ini hobiku...".

"Dan karena kau sudah disini dan menyaksikan semuanya, kau akan jadi salah satu dari mereka.." kata Ze lagi. Ia mencabut pisau kecilnya yang menancap di kakiku. Rasanya sakit. Ia menggoreskan pisaunya di wajahku.

Aku tak tahan lagi!! Seseorang, tolong aku!!

Sreek!!

Suara apa itu?

"Tadi aku dengar suaranya disekitar sini pak polisi!!"

Polisi?

Gawat, aku harus lari!!

Tanpa sadar, aku menarik Ze untuk kabur._.

"What the?!" Singkat Ze.

Ia terkejut sampai menjatuhkan pisau nya. Aku masih berlari,tanpa peduli jika aku sekarang malah menyelamatkan pembunuh.

Ada apa denganku ini?!

TBC...

----------------

AN: TBC ini artinya bukan tubercolosis loh ya :v

Gimana? Makin awkward ya kan? Ya kan? #ditabok

Maaf singkat karena sekarang author lagi menghadapi ujian :'v

Btw...untuk kalian yang lagi ujian, semangat ya!! ^0^)9

Jangan tiru author yang pemalas ini :'3

My Boy Was a KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang