dua cowok menyebalkan

244 10 0
                                    

Andira POV

Hm... sepertinya aku harus menarik kata-kataku tentang cowok menyebalkan itu. Ya, meski kuakui dia memang menyebalkan. Tapi sepertinya dia baik juga. Ia tipe cowok pelindung. Sampai saat ini, ia tak melepas tanganku. Ia terus mengenggamnya sambil berlari.

" Auw!!" Jeritku. Kakiku sakit sekali sepertinya terkilir.

Cowok itu menghentikan langkahnya dan berbalik menatapku. Genggaman tangannya terlepas.

" Kau?? Jangan bilang kakimu terkilir. Oh... Ayolah, kita tidak sedang syuting film. So, don't overact!" Katanya dengan sadis. Sepertinya aku harus kembali menarik kata-kata positifku tentang cowok ini. Dia... memang sangat menyebalkan.

" Kakiku tidak hanya terkilir tapi hak sepatuku terlepas" Kesalku.

" Kenapa wanita suka sekali pakai high heels sich? Menyusahkan saja" Gerutunya, kesal.

Baru saja aku ingin membalas kata-katanya, tiba-tiba saja ia berjongkok di depanku. Mataku membelalak tak percaya. Jangan bilang dia...

" Sampai kapan kau akan bengong seperti itu? Kau ingin kita tertangkap?" Katanya sadis.

Ihhh.... dasar cowok menyebalkan. Ingin rasanya aku mencekiknya sekarang juga selagi dia membelakangiku.

Ketika aku ingin naik ke punggungnya, tiba-tiba segerombolan pria berpakaian hitam berjalan ke arah kami. Dan tiba-tiba saja dari mereka memukul cowok menyebalkan itu hingga terjatuh. Lalu dua orang lainnya memaksa cowok tadi berdiri. Aku membelalak tak percaya. Jangan-jangan mereka adalah teman para preman itu. Lalu salah satu dari mereka menghampiriku. Dan saat itulah aku sadar.

" Nona Andira, tidak apa-apa?" Kata salah satu dari mereka yang wajahnya sangat familiar.

" Apa yang kalian lakukan? Cowok itu tidak bersalah. Lepaskan dia" Perintahku pada bodyguard keluargaku tersebut.

" Tapi..."

" Jika kalian ingin menangkap penjahat, seharusnya yang kalian tangkap di sana. Mereka yang membuatku seperti ini" Kataku sambil menunjuk preman yang mengejarku tadi.

Para bodyguard itu melihat ke arah yang kutunjuk. Aku tersenyum puas melihat wajah ketakutan preman-preman itu. Dan tak perlu menunggu waktu lama mereka langsung dikejar oleh bodyguard keluargaku.

Sedangkan aku menghampiri cowok tadi.

" Kau baik-baik saja?" Tanyaku dengan wajah bersalah.

" Kau masih berharap aku mengatakan baik-baik saja dengan keadaan seperti ini?" Bahkan saat kesakitan mulut cowok ini tetap pedas.

"Maaf nona, nona harus pulang. Nyonya besar dan nyonya Mira menunggu anda di rumah" Kata salah satu bogyguard yang berdiri di dekatku.

Kupandangi bodyguardku dan cowok menyebalkan itu secara bergantian. Aku tahu mau tidak mau, bodyguard itu pasti memaksaku pulang. Tapi melihat keadaan cowok menyebalkan itu, aku merasa tidak tega harus meninggalkannya. Bagaimana pun ia telah menolongku dan gara-gara aku ia terluka seperti sekarang.

" Lebih baik kau pergi. Aku tak ingin mendapat masalah lagi jika kau tak menuruti mereka" Kata cowok itu dengan sadisnya.

Tahan, Ra. tahan, Ra. Bagaimana pun cowok itu telah menolongmu. Kau harus bisa mengendalikan emosimu di depannya.

" Aku harap kita bisa bertemu lagi. Aku janji akan membalas kebaikanmu" Ucapku tulus.

" Lagi? Aku justru berharap tidak bertemu denganmu lagi. Sudah cukup kau membuatku mendapat banyak masalah. Lebih baik sekarang kau pergi secepatnya" Katanya masih dengan nada menyebalkan.

High heels vs Sepatu ketsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang