Andira POV
Tak terasa sudah hampir dua minggu aku berpura-pura jatuh cinta pada Fian. Ada banyak perubahan yang telah terjadi. Kupikir awalnya aku akan sangat tertekan menyukai manusia kutub itu, mengingat betapa aku membencinya. Tapi ternyata tak semenyulitkan yang kukira. Aku hanya perlu bersikap lebih manis padanya dan... aku tidak yakin ini benar atau tidak, tapi aku merasa sikap Fian sedikit berubah. Ok, dia masih menjadi cowok yang menyebalkan dan manusia kutub tetap melekat di dirinya. Hanya saja, dia tidak semenyebalkan dulu. Ya, ia mungkin masih suka menyuruhku ini itu, tapi tidak sesering dulu. Aku bahkan pernah satu hari hanya mendapat satu kali kata kritikan sadis dari Fian dan percayalah itu adalah sebuah rekor terbaik untuk cowok semenyebalkan dia.
Dan ada satu perubahan lagi yang cukup menakjubkan yaitu...
" Hai, Andira" Sapa seseorang yang suaranya cukup familiar di telingaku.
Aku berbalik dan mendapati seorang gadis cantik berjalan ke arahku sambil tersenyum, aku pun balas tersenyum padanya, meski tak semanis senyumnya.
" Fian mana? Kalian tidak makan siang bersama?" Tanya Kiana setelah berdiri di depanku.
" Sepertinya tidak. Dia sedang rapat untuk keberangkatannya mewakili pelajar Indonesia ke Jerman. Aku mungkin akan makan dengan Gina" Jawabku
" Oh... yang itu. Aku juga sebenarnya mendaftar untuk itu tapi aku tidak lolos. Oh iya, apa kamu mau gabung makan sama aku dan Alfa? Kau juga bisa mengajak Gina" Ajak Kiana.
Dan salah satu perubahan itu adalah Kiana dan Alfa kembali dekat. Aku tidak tahu bagaimana caranya mereka bisa dekat lagi, tapi melihat Alfa tak sendiri lagi, aku merasa senang. Apalagi aku melihat Alfa juga mulai membuka diri pada yang lain. Sesekali aku melihatnya sedang mengobrol sama anak-anak cowok di lapangan sekolah.
" Makasih. Tapi kurasa aku makan dengan Gina saja" Tolakku sopan.
" Kenapa? Bukankah hubungan kalian sudah baik? Maksudku kurasa gosip itu sudah tidak ada lagi. Jadi kau tidak perlu berpura-pura lagi apalagi mengacuhkan Alfa" Kata Kiana.
Selain aku, Fian, Gina dan Alfa, Kiana dan juga Joe tahu rencana Fian untuk menghapus gosip tentang kami. Kalo Joe sich, tidak ada yang memberitahunya, ia hanya menebaknya saja. Sedangkan Kiana, ia tahu dari Fian. Aku tidak tahu seberapa dekat Fian dengan Kiana. Tapi kurasa mereka cukup dekat, sampai-sampai Fian memberitahu hal yang bersifat pribadi seperti itu pada Kiana.
" Sebenarnya aku juga ingin mengakhirnya, tapi aku tidak bisa berhenti sampai semuanya benar-benar aman terkendali" Ucapku dengan wajah ditekuk, Kiana hanya tersenyum menyemangatiku.
" Oh iya, ngomong-ngomong Alfa kemana? Kenapa kalian tidak ke kantin bareng?"
" Oh... itu karena Alfa lagi rapat sama anak basket sekolah?"
" Rapat? Tunggu... Alfa gabung di tim basket sekolah?"
" Iya. Kalau nggak salah, sekitar seminggu yang lalu. Maaf ya, Andira, aku harus pergi sekarang. Mungkin Alfa sudah ada di kantin" Pamit Kiana aku hanya mengangguk sekilas.
Alfa gabung di tim basket sekolah? Aku benar-benar tidak percaya apa yang baru saja kudengar. Bagaimana tidak, dulu hampir tiap hari aku menyuruh Alfa supaya mau menerima ajakan anggota basket untuk gabung di tim basket. Tapi ia selalu saja mengacuhkan. Dan Kiana, hanya butuh beberapa hari untuk meyakinkan Alfa. Entah kenapa, aku kesal dengan fakta itu.
" Kenapa Gina lama sekali di ruang guru?!! Apa dia tidak tahu aku sedang lapar?!" Gerutuku kesal dengan nada tinggi membuat orang-orang di sekitarku melihat ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
High heels vs Sepatu kets
Teen FictionBagi Andira, Fian dan Alfa ibarat high heels dan sepatu kets. High heels dengan keangkuhan, kemewahan, dan kesempurnaannya mengingatkannya pada Fian. Meski menyebalkan, Andira mengakui Fian memiliki semua hal yang diidamkan cewek padanya. Ibaratnya...