Maaf yang kalau ceritanya jadi aneh. Aku sebenarnya pengen buat cerita dimana kedua pemeran utama cowoknya sama-sama kuat. Maksudnya sama-sama menonjol gitu. Jadi contohnya saat aku membaca komentar kalian lebih mengarah ke Alfa, aku langsung mikirin adegan selanjutnya dimana Fian harus terlihat menarik juga, begitu pun sebaliknya. Jadi imbang.
So, kalau kalian merasa cerita ini terlalu ke kiri atau ke kanan (baca:nggak jelas), lurusin aja ya :D
Thanks for reading my absurd story ;)
Author POV
" A... aku menawarkan diri menyusun buku-buku itu?" Tanya Andira dengan wajah shock sambil menunjuk buku-buku dalam kardus yang ia yakin jumlahnya bahkan tak bisa dihitung dengan jari-jarinya maupun ditambah jari-jari penjaga perpus.
" Iya. Kata Fian, kau yang menawarkan sendiri untuk menyusun sendiri buku-buku itu. Tapi apa kau bisa menyusun buku-buku itu sendiri? "
" Fian yang bilang seperti itu?"
" Iya" Jawab penjaga perpus aneh.
" Oh iya, kalau kau memang ingin menyusun buku-buku itu, di sudut ruangan sana ada troli, kau bisa menggunakannya. Itu sangat membantu untuk membawa buku-buku itu" lanjut penjaga perpus.
" Ah?"
" Jangan lupa susun sesuai dengan jenis bukunya. Ibu akan menemui kepala sekolah. Karena asisten ibu tidak masuk hari ini, jadi ibu akan menyerahkan ini semua padamu ya?"
" Ibu sangat berterima kasih padamu Andira"
Andira sama sekali tak mengucapkan sepatah kata pun sampai ibu penjaga perpus meninggalkan perpustakaan. Setelah penjaga perpustakaan tak terlihat, ia kemudian memusatkan perhatiannya pada kardus-kardus berisi buku tersebut dengan tatapan menyedihkan.
" Dia benar-benar menggunakan otak cerdasnya itu" Gumam Andira kesal.
Andira menarik nafas panjang lalu kemudian melangkah mengambil troli yang berada di sudut ruangan yang tadi ditunjuk penjaga perpustakaan. Ia menyusun beberapa buku ke atas troli lalu mendorong troli tersebut sambil memperhatikan nomor dan tulisan yang berada pada setiap rak-rak buku yang berjejer rapi di depannya. Ia kemudian berhenti di depan buku sejarah dan mulai menyusun buku.
" Alfian Azran Widanta, aku akan membuat perhitungan padamu" Kata Andira penuh penekanan.
" Aaaah.... Bagaimana aku bisa menyusun buku sebanyak ini?" Ucap Andira putus asa sambil memandangi buku-buku yang ada di troli.
" Yang jelas itu tidak akan selesai jika kau hanya melihatnya saja seperti itu"
Andira langsung membalikkan tubuhnya saat mendengar suara Fian. Ia langsung memberikan tatapan tajam pada Fian yang sedang bersandar dengan santai di salah satu rak buku sambil memegang buku.
" Kau?!!" Ucap Andira penuh marah menyadari bahwa hidup Fian tenang-tenang saja sedangkan ia harus mati-matian menghindari para fansnya.
" Kau tahu kenapa aku memilih perpustakaan? Itu supaya kau bisa mengontrol suaramu itu" Kata Fian dingin sambil melihat sekilas ke para siswa yang ada di perpustkaan.
Andira pun menoleh pada siswa-siswa tersebut, yang melihatnya dengan tak suka karena telah menganggu ketenangan mereka. Andira akhirnya tersenyum dan meminta maaf pada mereka lalu kembali menatap Fian tajam.
" Daripada mengerjaiku seperti ini, bukankah kau harusnya meminta maaf padaku karena membuatku dikejar-kejar oleh fans-fansmu yang gila itu?" Kesal Andira dengan suara yang dipelankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
High heels vs Sepatu kets
Teen FictionBagi Andira, Fian dan Alfa ibarat high heels dan sepatu kets. High heels dengan keangkuhan, kemewahan, dan kesempurnaannya mengingatkannya pada Fian. Meski menyebalkan, Andira mengakui Fian memiliki semua hal yang diidamkan cewek padanya. Ibaratnya...