Feeling guilty

69 8 7
                                    


Part ini khusus buat team Fian ya.

Happy reading. Don't forget to leave comment :)

___

" Kalian tahu nggak? Tadi di kantin Fian dan Andira bertengkar hebat" Kata salah satu cewek yang sedang berjalan di depan Alfa.

Perkataan cewek tersebut pun tidak hanya menarik perhatian teman-temannya yang sedang berjalan dengannya. Tapi juga Alfa yang ada di belakang.

" Bagaimana bisa? Bukannya mereka selama ini tidak pernah bertengkar lagi ya?" Kata cewek yang satunya lagi.

" Aku juga tidak tahu apa masalahnya. Tapi Andira terlihat sangat marah. Dan kau tahu bagaimana reaksi Fian?"

" Palingan santai-santai saja seperti biasa"

' Tidak. Kali ini berbeda. Fian juga tampak marah. Ia bahkan meninggalkan Andira dengan sangat marah. Seandainya kau ada di sana, kau pasti tidak percaya apa yang tadi kau lihat"

" Benarkah?"

" Iya. Untuk pertama kalinya aku merasa Fian sangat menakutkan. Bahkan dari jarak yang cukup jauh, aku bisa merasakan bulu kudukku berdiri"

" Benarkah? Aku tidak bisa bayangkan Fian seperti itu. Dia selalu terlihat ramah dan tenang"

" Aku bahkan tidak percaya apa yang baru saja aku lihat"

Setelah cewek-cewek tadi berbelok memasuki kelasnya, Alfa yang sejak tadi mendengarkan pembicaraan mereka, mempercepat langkahnya. Ia buru-buru menuju ke suatu tempat bahkan beberapa kali ia menabrak orang-orang yang menghalangi jalannya. Dan dari jarak sekitar 100 meter, Alfa melihat Andira sedang berjalan menuju kelasnya, tampak sekali dari wajahnya kalau ia terlihat marah.

Baru saja, Alfa mau melangkah menuju Andira saat tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.

" Kau mau kemana?"

Alfa pun berbalik dan mendapati Bu Rizka, guru matematikanya sedang menatapnya dengan wajah curiga.

" Mau bolos lagi? Masuk dalam kelas sekarang. Kau sudah terlalu sering bolos di kelasku"

" Iya, Bu" Ucap Alfa. Namun sebelum ia masuk ke kelasnya, ia sempat melirik kea rah Andira. Tapi sepertinya Andira sudah masuk kelas karena ia sudah tidak kelihatan lagi.

___

Andira melempar tasnya secara asal di atas tempat tidurnya kemudian melempar tubuhnya di atas tempat tidur. Ia kembali memikirkan kata-kata Fian tadi siang dan itu benar-benar membuatnya kesal.

" Dia pikir dia siapa? Berani mengatakan seperti itu tentang aku" Gerutu Andira.

" Apa dia tidak tahu seberapa keras aku mencari gelang itu? Aku menyesal telah berusaha seperti itu untuknya" Ucap Andira kesal.

Beberapa menit kemudian pembantu Andira mengetuk pintu kamarnya. Andira menyahut malas mempersilahkan pembantunya tersebut masuk.

" Ada apa?" Tanya Andira sedikit kesal. Meski sebenarnya pembantunya tersebut tak punya salah apa-apa, tapi karena kejadian tadi siang ia benar-benar tak bisa mengontrol emosinya sama siapa pun.

" Anu... non. Saya sudah mencari gelang itu di halaman depan dan belakang. Tapi tidak ketemu-ketemu. Bagaimana kalau saya mencarinya di... " Kata pembantu tersebut takut-takut.

" Sudahlah. Kau tidak perlu mencarinya lagi"

" Tapi... bukankah non bilang kalau itu sangat berarti?"

High heels vs Sepatu ketsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang