PROLOG

10.8K 330 1
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Acha Selfiana Binti Sabri dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai."

"Sah?"

"Saaaaaah."

"Alhamdulillah."

Ijab qabul itu sangat sempurna diucapkan dalam satu nafas oleh seorang pria tampan di hadapanku ini. Ya, dia baru saja sah menjadi Suami dari Bundaku, dan itu berarti dia juga sudah sah menjadi Ayahku. Kulihat wajah Bunda yang terharu mendengar kata sah dari para Tamu undangan yang menyaksikan pernikahan mereka. Bunda sangat cantik dengan riasan make up tipis dan tubuh indahnya dibalut kebaya modern berwarna putih. Rambutnya yang disanggul modern sehingga menampakkan leher jenjangnya pun menambah kecantikan alami dan keibuan darinya.

Aku hanya tersenyum pada Bunda yang kini melihat ke arahku dan Baby. Seakan Bunda mengisyaratkan aku harus menyerahkan Baby yang memang sejak tadi tidur dalam pangkuanku kepadanya, aku pun bangkit dan berdiri menyerahkan Adik kecilku pada dekapannya. Dia pun mengambil Baby dan tiada hentinya bersenandung ringan saat tahu Baby mulai tidak nyaman dalam posisi tidurnya saat ini. Ayah juga sama, tiada hentinya menciumi pipi Baby yang tembem, buah cintanya dengan Bunda.

Dapat kurasakan dari ekor mataku, seorang lelaki yang menurutku tak kalah tampannya dengan Ayah, menatap kami dengan tatapan kurang suka. Mengapa? Mengapa dia menatap kebahagiaan ini dengan tatapan seperti itu? Apakah dia belum bisa menerima kenyataan ini? Kuharap dia bisa menerima kehadiran kami sebagai Keluarga barunya. Dan disinilah kisah baru kami dimulai.

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang