Radit POV
Saat ingin kutekan tombol call, sosoknya sudah muncul di ujung ruangan. Dia tampak manis dengan tampilannya saat ini. Tanpa sadar pandangan kami bertemu, dia tersenyum padaku, begitu pula denganku. Kulangkahkan kakiku menuju dirinya, tapi tiba-tiba langkahku terhenti saat kulihat sosok yang tak ingin kulihat muncul di belakangnya bak Bodyguard.
"Mengapa Ubay bersamanya?" Lirihku.
"Maaf ya Dit, aku telat." Ucapnya seraya tersenyum padaku.
"Gak papa Bebb. Untung kamu cantik, kalo enggak, ga bakal aku maafin."
"Uh gombal." Ucapnya sambil menepuk pelan pundakku.
Kualihkan pandanganku menuju Ubay yang sekarang tengah berdiri di samping Nabila. Seakan mengerti maksud pandanganku, Nabila pun menjelaskan padaku bahwa dia yang mengajak Ubay untuk menemaninya kemari.
"Gue harap lo nggak akan ngerusak acara gue malam ini Bay." Ucapku dengan nada yang sedikit mengancam.
"Gue disini karna Nabila, dan gue nggak bakal buat dia malu." Jawabnya penuh penekanan di setiap kata.
Kami saling melempar tatapan tajam. Bisa kurasakan Nabila memandang kami bergantian dengan takut alih-alih kami akan membuat keributan disini.
"Hmm Bay, kamu lapar? Makan yuk!" Ajaknya pada Ubay.
Pandanganku beralih pada Nabila. Dia pun mengangguk pelan padaku seakan mengisyaratkan dia membuat Ubay menjauh dariku. Aku pun membalas anggukannya lalu beralih ke arah panggung. Kuketuk microfon 2 kali sebelum akhirnya aku pun mulai menyambut para tamu yang hadir.
"Selamat malam." Sambutku.
"Malaaaaaam..." Ucap para tamu undangan.
"Terima kasih banyak untuk para tamu undangan, baik itu Sahabat, Teman, Keluarga, bahkan Tetangga yang sudah meluangkan waktunya untuk menghadiri acara syukuran selesai UN yang kami buat pada malam hari ini." Lanjutku.
"Pertama-tama, saya ingin mengucapkan rasa syukur dan terima kasihku kepada Tuhan juga untuk kedua orang tuaku yang selama ini mendukungku dalam banyak hal selama aku melewati masa-masa sekolah mulai dari TK hingga SMA. Pa, Ma, terima kasih atas kesabaran kalian dalam mengurus dan membimbing Radit, anak bandelmu ini untuk melewati masa-masa sekolah. Terima kasih, karna kalian selalu membuat Radit menjadi cerdas hingga bisa mengikuti berbagai macam olimpiade mulai dari tingkat sekolah hingga provinsi. Berkat ketekunan kalian dalam membimbingku, aku bisa melewati itu semua. Untuk saat ini, aku bersyukur bisa memiliki orang tua seperti kalian. Aku cinta kalian." Jelasku.
Terlihat dari pandanganku, sosok Papa dan Mama yang seakan bangga terhadapku tengah memandangku yang berdiri di atas panggung dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.
"Kedua, saya ingin mengucapkan terima kasih juga untuk Pacarku, sosok spesial yang selalu membuatku semangat belajar, sosok yang menyadarkanku bahwa menjadi populer di sekolah itu bukan hanya harus ganteng dan kaya, tetapi kamu juga harus smart. Sosok yang mengajarkanku arti cinta dan tulus yang sesungguhnya. Sosok yang selalu ada di setiap saat saya kesulitan. Nabila Adriani, terima kasih untuk selalu ada dan selalu membuatku jatuh cinta padamu berkali-kali setiap aku melihatmu."
Kulihat Nabila dari atas panggung. Dia tersenyum manis padaku sembari memegang segelas minuman di tangannya. Di sampingnya, Ubay terlihat biasa saja saat aku mengucapkan sepatah dua patah kata untuk Saudarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby
RomanceLahirnya Baby ke dunia membuat Keluarga Ubay hancur. Ayah dan Ibunya bercerai. Hingga pernikahan antara Ayah Ubay dan Bunda Nabila dilaksanakan. Ubay pun mulai menyimpan dendam dan kebencian pada Keluarga Nabila, bahkan tak menganggap Baby sebagai S...