PART 3

3.3K 160 2
                                    

Nabila POV

Aku tak tahu apa yang terjadi padaku saat ini. Tapi, saat aku mulai membuka mata, kudapati sebuah ruangan bernuansa putih. Kukerjapkan mataku berulang kali agar aku bisa menebak dimana diriku saat ini. Kurasakan kepalaku agak berat untuk diangkat dan rasa pening menjalarinya. Tenggorokanku pun terasa kering dan perih. Ada apa ini? Ada apa denganku? Kusandarkan diriku pada kepala ranjang tempatku berada saat ini. Dan kudapati seorang lelaki berdiri membelakangiku. Aku pun berdeham agar dia berbalik dan menyadari kehadiranku disini.

"Ekhem..."

"Eh kamu udah sadar?" Ucapnya lalu berbalik dan tersenyum lembut ke arahku.

Dia menyodorkanku sebotol air mineral, sebungkus roti dan beberapa macam obat yang dia taruh di atas nampan berwarna putih.

"Minumlah! Aku tau kalo kamu haus banget." Ucapnya lagi lalu memberikanku botol air mineral yang sudah terbuka dan sudah ada pipetnya.

Aku pun mengambil air mineral itu dari tangannya lalu meneguknya hingga tersisa setengahnya saja. Jujur saja aku memang sangat haus saat ini. Entah kenapa tenggorokanku sangat kering saat aku bangun tadi. Aku pun menyimpan botol air mineral itu pada meja disamping tempat tidurku.

"Sekarang, makanlah roti ini!" Ucapnya lagi lalu memberikanku sebungkus roti rasa coklat kesukaanku.

"Kok aku bisa di UKS?" Tanyaku akhirnya sambil menggigit ujung roti yang ada digenggamanku.

"Tadi kamu pingsan di lapangan." Jawabnya sambil tersenyum melihatku.

"Apa? Pi-pingsan? Kok bisa?"

"Tadi Dokter Sekolah udah periksa kamu, katanya kamu cuman kecapean dan kurang darah."

"Hmm. Trus Ica sama Shana mana?"

"Mereka tadinya pengen jagain kamu disini, tapi aku suruh mereka balik kelas aja. Soalnya mereka bilang juga ada ulangan harian Matematika."

"Ulangan? Ya ampun iya. Aku baru ingat kalo ada ulangan Matematika. Duh aku ke kelas dulu ya Dit." Ucapku panik lalu mengikat rambutku asal dan memakai sepatu yang terletak di bawah ranjang.

"Gak usah Nab. Aku udah ngomong sama Bu Uci kalo kamu lagi sakit di UKS, makanya gak bisa masuk dulu." Ucapnya sambil memegang lenganku yang sudah ingin beranjak dari tempat tidur.

"Tapi Dit..."

"Kan masih ada ulangan susulan Nab." Ucapnya lagi masih dengan posisi memegang lenganku sambil tersenyum lembut.

Ada apa ini? Kurasakan jantungku berdegup dengan kencang. Sangat kencang. Tidak seperti biasanya. Mataku tiada hentinya menatap kedua matanya, baru kusadari kalau bola mata Radit berwarna coklat. Hingga tatapanku beralih pada hidung mancungnya. Ya ampun, ada apa ini? Kenapa aku seperti ini?

Radit POV

Kami saling tatap. Kulihat matanya yang agak sipit itu. Kuperhatikan hidungnya yang agak mancung dan bibir tipisnya yang agak memucat. Tanpa aba-aba, tanganku yang tadinya memegang lengannya beralih untuk memegang pipinya yang memerah. Kuusap lembut pipinya dengan ibu jariku. Kulihat matanya terpejam, mungkin dia menikmati sentuhanku di pipinya. Dan tanpa kusadari Juniorku dibawah sana menegang. Holly shit, kenapa dia menegang disaat seperti ini?

Matanya masih terpejam, hingga dengan beraninya bibirku menyentuh lembut bibirnya. Bisa kurasakan matanya terbuka sepenuhnya dan badannya menegang karna perlakuanku. Mungkin dia kaget akan tingkahku yang tiba-tiba ini. Masih menempelkan bibirku pada bibirnya, aku pun mulai menggigit bibir bawahnya.

"Ahhh..." Desahnya.

Tak kusia-siakan kesempatan ini. Kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya saat dia mendesah karnaku. Kutelusuri setiap rongga mulutnya, mengabsen setiap gigi yang berderet rapi disana. Dia membalas ciumanku. Dia juga melumat bibirku lembut dan mulai memainkan lidahnya kedalam mulutku. Tanganku pun tidak tinggal diam. Kudorong tengkuknya agar lebih memperdalam ciuman kami. Dia mengalungkan tangannya di leherku. Sesekali dia menjambak lembut rambutku saat aku menggigit kecil bibir bawahnya. Kami saling melumat satu sama lain. Kepala kami tiada hentinya saling bertukar posisi, ke kiri dan ke kanan. Ciuman kami semakin dalam hingga berubah menjadi ciuman panas dan liar penuh nafsu. Kutekan badannya hingga ia tersandar sepenuhnya pada kepala ranjang. Kumasukkan tanganku ke dalam kaos olahraganya dan mendapati dua buah gundukan kenyal yang dilapisi bra disana. Kusentuh gundukan dibalik branya itu hingga dua buah tangan menghentikan aktifitas panas kami.

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang