7Nabila POV
Sepulang sekolah aku langsung membersihkan tubuhku yang lengket. Kunyalakan shower dan air dingin yang segar menerpa tubuhku. Kubiarkan air dingin mengalir menjalari seluruh tubuhku yang entah kenapa menjadi kaku saat bersama Radit. Kupejamkan mataku menikmati guyuran air dingin. Tiba-tiba saja fikiranku melayang pada kejadian 4 jam yang lalu. Dimana saat pertama kalinya aku melakukan ciuman panas seperti itu. Kusentuh bibirku lalu beranjak pada dadaku yang basah akibat guyuran air dari shower.
"Apa aku jatuh cinta?" Tanyaku dalam hati.
Kumatikan shower lalu kuraih handuk yang tegantung di belakangku. Kukenakan handuk itu untuk menutupi tubuhku yang basah. Tak lupa kukenakan pula handuk mini untuk menutupi rambutku yang basah. Sebelum keluar dari Toilet Kamarku, kupatut diriku di cermin. Pandanganku beralih pada bibirku yang masih sedikit agak bengkak. Kugigit bibir bawahku lalu aku pun keluar untuk memakai pakaian.
Saat aku keluar dari Toilet tiba-tiba...
Ubay POV
Aku berjalan masuk ke dalam Rumah dengan perasaan kesal. Bagaimana tidak, kalau kau harus menunggu orang yang kau benci di gerbang perumahan hingga satu jam lebih. Dan saat kau menunggu begitu lama, ternyata dia sudah ada di Rumah beberapa menit yang lalu. Ya, Rafa yang memberitahukanku kalau gadis itu sudah tiba beberapa menit yang lalu tanpaku. Makanya Rafa menelepon dan memberitahukanku.
Masih dengan perasaan kesal, aku membuka pintu dan kudapati Tante Acha (Bunda Tiriku) dan Baby tengah bermain di ruang Keluarga. Tante Acha menatapku heran sembari tersenyum. Dia menghampiriku dengan Baby yang ada dalam gendongannya.
"Kamu nggak pulang bareng Nabila?"
"Enggak." Jawabku ketus sambil meneguk air putih yang kuambil dari kulkas.
"Kenapa?"
Aku hanya melihatnya, tak menjawab pertanyaannya. Dia hanya melihatku dengan tatapan terluka saat aku sudah menaiki anak tangga menuju Kamarku.
"Kita makan siang bareng 5 menit lagi. Ini perintah Ayahmu yang menyuruh kita untuk makan siang bersama, bukan makan siang sendiri-sendiri. Bunda tahu kamu masih belum menerima kehadiran kami disini, tapi Bunda mohon, jalankanlah perintah Ayahmu!" Ucapnya setengah teriak padaku.
Aku pun menghentikan langkahku mendengar ucapannya. Lalu ia melanjutkan lagi ucapannya.
"Kalo kamu mau ke Kamar kamu, Bunda tolong sama kamu, panggilin Nabila di Kamarnya ya! Biar Bunda dan Mbok Nah ada yang bantuin nyiapin makan siang."
Aku pun melanjutkan langkahku menuju Kamar. Saat langkahku sudah berada di depan Kamar Nabila, aku ragu untuk melakukan perintah Tante Acha. Tapi...
"Untuk kali ini saja." Batinku.
Aku pun mengetuk pintu Kamarnya, tapi tak ada jawaban. Sekali lagi kuketuk. Tetap tak ada jawaban darinya. Kuberanikan diriku untuk membuka pintu Kamarnya. Tidak dikunci. Aku pun masuk ke Kamarnya. Wangi Mawar yang sangat girly menyambut indera penciumanku. Baru kai ini aku masuk ke dalam Kamar wanita. Kuperhatikan Kamarnya yang rapi. Dengan wallpaper dindingnya yang bergambar mawar putih. Berbagai buku dalam rak bukunya yang juga berwarna putih sangat rapi tersusun. Lemari hingga meja belajarnya berwarna putih juga.
"Ternyata dia suka warna putih." Batinku lagi.
Lama aku memperhatikan detail Kamarnya, tiba-tiba pintu Toilet Kamarnya terbuka dan menampakkan sosoknya yang hanya dibalut handuk berwarna putih yang panjangnya sejengkal di atas lutut. Aku kaget begitupun dengannya. Tapi aku langsung memasang tampang wajah datarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby
RomanceLahirnya Baby ke dunia membuat Keluarga Ubay hancur. Ayah dan Ibunya bercerai. Hingga pernikahan antara Ayah Ubay dan Bunda Nabila dilaksanakan. Ubay pun mulai menyimpan dendam dan kebencian pada Keluarga Nabila, bahkan tak menganggap Baby sebagai S...